Indonesia.go.id - Potensi Perjanjian Pembangunan Indonesia-Afrika Mencapai Rp58 T

Potensi Perjanjian Pembangunan Indonesia-Afrika Mencapai Rp58 T

  • Administrator
  • Jumat, 30 Agustus 2024 | 13:42 WIB
IAF 2024
  Presiden Joko Widodo (tengah) menyampaikan pandangannya saat Joint Leaders Session Indonesia-Africa Forum (IAF) II and High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). ANTARA FOTO/ Fikri Yusuf
Perhelatan IAF ke-2 tidak hanya berkaitan dengan ide, melainkan juga dengan aksi nyata yang memberikan hasil untuk semua pihak.

Indonesia terus mengembangkan hubungan internasional ke poros Selatan-Selatan. Untuk itu, perhelatan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Nusa Dua, Bali pada 1--3 September 2024 dirancang sebagai katalisator perubahan, di mana gagasan dan ide dari kumpulan negara berkembang ini diharapkan dapat diwujudkan dalam aksi nyata. Kesepakatan yang dihasilkan dalam Indonesia-Africa Forum bersifat deliverables, yaitu kesepakatan yang dapat diimplementasikan dan memberikan dampak langsung.

Sektor-sektor prioritas yang menjadi fokus utama mencakup transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, serta kerja sama pembangunan.

Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Pahala Nugraha Manshury, Kamis (29/8/2024). Ia menyatakan bahwa IAF ke-2 tidak hanya berkaitan dengan ide, tetapi juga dengan aksi nyata yang memberikan hasil untuk semua pihak.

“Untuk sektor swasta dan BUMN, diperkirakan akan ada perjanjian dengan nilai mencapai USD3,5 miliar atau sekitar Rp58 triliun. Kami berharap forum ini tidak hanya membahas rencana-rencana untuk membangun kerja sama antara Indonesia dan Afrika, tetapi juga menghasilkan rencana konkret, mengingat potensi besar yang dapat dikembangkan antara keduanya,” katanya, Kamis (29/8/2024) di Jakarta.

Hal senada dikatakan Duta Besar Rwanda pertama untuk Indonesia Abdul Karim Harerimana. Dia mengatakan IAF ke-2 juga akan berfungsi sebagai forum pertukaran ide dalam mengatasi tantangan pembangunan. Sejumlah kepala negara Afrika akan hadir dalam forum tersebut. 

Presiden Rwanda Yang Mulia Paul Kagame akan menjadi narasumber dan berbagi pengalaman dari negara-negara Afrika, khususnya Rwanda, dalam memperkuat kerja sama pembangunan internasional. Hal itu diharapkan dapat semakin memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rwanda serta negara-negara Afrika secara keseluruhan.

“Kehadiran beliau, bersama dengan para pemimpin Afrika lainnya, diharapkan dapat memperdalam hubungan bilateral dan multilateral, serta membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih erat dan saling menguntungkan,” ungkap Dubes Abdul Karim.

Selain Presiden Rwanda, IAF II juga akan dihadiri oleh enam kepala negara Afrika lainnya, yaitu Presiden Liberia Joseph Boakai; Presiden Ghana Nana Akufo-Addo; Perdana Menteri Eswatini Cleopas Dlamini; Presiden Zanzibar, yang mewakili Tanzania, Hussein Ali Mwinyi; dan Wakil Presiden Zimbabwe Constantino Chiwenga.

IAF merupakan platform utama bagi Indonesia serta negara-negara Afrika untuk memperkuat hubungan bilateral, merumuskan langkah strategis, dan melakukan upaya bersama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menegaskan komitmen kuat untuk membangun jembatan kerja sama yang kokoh dengan negara-negara Afrika. IAF ke-2 diharapkan dapat melahirkan kesepakatan dan gagasan baru melalui semangat kebersamaan, guna membentuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang

Forum bertajuk “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063” ini mengundang perwakilan dari 54 negara Afrika, dengan tujuan mengoptimalkan potensi transaksi bisnis kedua kawasan.

Guna mencapai tujuan tersebut, forum itu akan menyelenggarakan ekshibisi bisnis pada 2--3 September 2024. Hingga saat ini, tercatat telah 103 perusahaan dan 139 pebisnis dari Afrika serta sekitar 350 pebisnis Indonesia akan berpartisipasi. Ekshibisi ini akan menampilkan empat sektor unggulan, yakni energi, makanan dan barang konsumsi, industri strategis dan pertahanan, serta kesehatan.

Beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta Indonesia yang akan terlibat, seperti PT Pertamina, Biofarma, DEFEND ID, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN III), serta PT Energi Mega Persada (EMP), PT Kalbe, Tirta Ayu Spa, PT Dami Sariwana, PT Solusi Tani Makmur, dan Indesso Aroma, telah memiliki rekam jejak kuat di pasar Afrika.

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari