Tingkatkan kesehatan santri, TA 2024 Kementerian PUPR bangun sarana dan prasarana sanitasi pondok pesantren/lembaga pendidikan keagamaan (LPK) sebanyak 1.279 Unit.
Pondok pesantren di Indonesia, dari waktu ke waktu, terus tumbuh dan berkembang pesat. Lembaga penyelenggara pendidikan yang semula bersifat nonformal itu kini telah diakui sebagai salah satu pilar penting dalam pendidikan dan pembentukan karakter generasi muda.
Hingga 2024, jumlah pondok pesantren di Indonesia mencapai lebih dari 34.000 unit, dengan jutaan santri yang tersebar di seluruh negeri. Adapun alumninya mencapai puluhan juta orang. Sebagian ponpes masih menerapkan pendidikan tradisional, dan banyak juga yang sudah modern sehingga mampu bersaing dengan alumni sekolah umum.
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), memahami bahwa selain pendidikan, lingkungan yang sehat juga merupakan kunci bagi tumbuh kembang santri yang optimal. Oleh karena itu, Kementerian PUPR tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur pendidikan, melainkan juga penyediaan sarana dan prasarana sanitasi di pondok pesantren dan Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK) lainnya melalui Program Padat Karya Tunai (PKT).
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, terpenuhinya sanitasi dan air bersih akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, salah satunya adalah para santri yang tengah menempuh pendidikan di pondok pesantren. “Selain infrastruktur yang besar, Kementerian PUPR juga mendapat tugas untuk membangun infrastruktur kerakyatan. Pembangunan infrastruktur kerakyatan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujar Menteri Basuki.
Pada TA 2024 Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya merencanakan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi di LPK sebanyak 1.279 unit dengan anggaran Rp255,8 miliar. Program PKT itu akan dilaksanakan di 24 provinsi yang ditargetkan menyerap 7.674 tenaga kerja. Kegiatan tersebut di antaranya dilaksanakan di Pondok Pesantren Daarul Rahman Kateman Riau, Pondok Pesantren Khairul Hikmah Gorontalo, Pondok Pesantren Darul Huffadz Wadilmuqaddas Sulawesi Tenggara, Pondok Pesantren Nurul Anwar Papua dan SMA Advent Doyo Baru Papua.
Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Sanitasi Pondok Pesantren/LPK meliputi pembangunan MCK yang terdiri dari bilik mandi dan kakus, tempat wudhu, tempat cuci tangan dan tempat cuci pakaian, serta Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD).
Dampak Positif
Program PKT ini memiliki dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Pada 2024, program ini ditargetkan menyerap 7.674 tenaga kerja di 24 provinsi. Hal ini menunjukkan bahwa program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan di pondok pesantren, tetapi juga memberikan kontribusi langsung pada perekonomian masyarakat setempat.
Sebelumnya, pada T.A 2023, Kementerian PUPR berhasil menyelesaikan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi di 1.548 LPK dengan anggaran Rp315,6 miliar, yang berhasil menyerap 18.769 tenaga kerja di 33 provinsi. Keberhasilan ini menjadi landasan kuat untuk melanjutkan upaya serupa pada 2024, demi menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan nyaman bagi para santri.
Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup santri, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta mengedukasi mereka tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dengan dukungan infrastruktur yang memadai, para santri di pondok pesantren dapat belajar dengan tenang dan sehat, siap menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/ Elvira Inda Sari