Program pariwisata berkelanjutan bertujuan menciptakan ekosistem kondusif bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pemerintah Indonesia menargetkan sektor pariwisata bisa berkontribusi pada devisa sebesar USD22,10 miliar (sekitar Rp342 triliun) di 2025. Target itu bermakna akan ada peningkatan signifikan dibandingkan capaian 2023 yang USD14,63 miliar, serta proyeksi 2024 yang dipatok sebesar USD17,54 miliar.
Pemerintah juga memproyeksikan kontribusi sektor ini terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional meningkat 4,6 persen pada 2025, atau naik tipis dari 4,5 persen dibanding 2024. Untuk mencapai target itu, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan fokus pada pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan, ada 11 program besar yang akan diimplementasikan guna mendukung sektor ini. Beberapa di antaranya berupa pemberian insentif bagi pengembangan destinasi wisata tematik, perbaikan sistem manajemen promosi, serta penerapan pariwisata berkelanjutan di berbagai destinasi.
Giri juga menekankan pentingnya pengembangan produk kreatif berbasis konten, pelaksanaan gastrodiplomasi, dan pengarusutamaan ekonomi berkelanjutan sebagai bagian dari strategi ini. "Kami berupaya menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui penguatan ekosistem yang disinergikan dengan berbagai pihak terkait," ujarnya, saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Jumat (30/8/2024).
Kemenparekraf pun telah menyusun tujuh program turunan yang mendukung pariwisata berkelanjutan. Pertama, penguatan ekosistem ekonomi kreatif. Kedua, integrasi data ekonomi kreatif. Ketiga, percepatan pengembangan ekosistem kekayaan intelektual.
Kemudian keempat, peningkatan pangsa pasar domestik dan global. Kelima, peningkatan kapasitas dan kapabilitas pelaku ekonomi kreatif. Keenam, pengembangan sentra, klaster, dan pusat unggulan kreatif, dan ketujuh, penguatan regulasi, kebijakan, dan kelembagaan ekonomi kreatif di tingkat nasional dan daerah.
Semua bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian. Salah satu terobosan besarnya adalah pembentukan Indonesia Tourism Fund (ITF) atau Dana Abadi Pariwisata.
Pembiayaan Pariwisata
Dana ini ditargetkan mulai beroperasi pada tahun ini dengan dana awal yang diproyeksikan mencapai Rp2 triliun hingga Rp10 triliun. ITF dirancang untuk mendukung keberlanjutan sektor pariwisata, terutama dalam pembiayaan penyelenggaraan acara, promosi wisata, serta pengembangan destinasi baru di berbagai daerah.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menegaskan, pemerintah tengah menyiapkan peraturan presiden (perpres) untuk mengatur pendirian ITF ini. Dana tersebut akan menjadi sumber pembiayaan yang strategis untuk mendorong pertumbuhan pariwisata, termasuk event-event berkualitas yang diharapkan dapat menarik wisatawan mancanegara.
Salah satu target utama ITF adalah meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, dengan harapan mencapai 14 juta wisatawan mancanegara pada 2024. Melalui Dana Abadi Pariwisata, pemerintah pun mendorong pengembangan destinasi pariwisata baru di daerah-daerah.
Destinasi tersebut akan didukung oleh pendanaan yang bersumber dari APBN, APBD, serta iuran dari wisatawan mancanegara melalui pengenaan biaya tambahan pada visa. Dana itu juga dapat diperoleh dari kerja sama dengan pihak ketiga, seperti hotel dan vendor yang terlibat dalam industri pariwisata dan event meeting, incentive, conference, exhibition (MICE).
Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Odo RM Manuhutu menjelaskan bahwa tujuan dari Dana Abadi Pariwisata adalah menciptakan ekosistem pariwisata yang berkualitas, berlandaskan pada empat pilar utama, yaitu daya saing infrastruktur dasar, pengelolaan pariwisata berkelanjutan, keunikan destinasi, dan layanan pariwisata bernilai tinggi.
Selain meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, pemerintah juga menargetkan peningkatan pergerakan wisatawan lokal hingga 1,2-1,4 miliar pada 2024. Jumlah itu naik signifikan dibandingkan 722 juta pergerakan wisatawan lokal pada tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19.
Peran wisatawan lokal akan tetap menjadi fokus utama, bersamaan dengan upaya menarik lebih banyak wisatawan asing. Dengan berbagai kebijakan dan program yang telah dirancang, pemerintah berharap sektor pariwisata dapat tumbuh lebih baik dan berkelanjutan.
Sinergi yang baik antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, diharapkan dapat mencapai target di sektor pariwisata, sekaligus menjaga keberlanjutan sektor ini dalam mendukung perekonomian nasional.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini