Indonesia.go.id - Indonesia Gaungkan Sawit Bersih untuk Dunia di CAEXPO-CABIS 2024 Tiongkok

Indonesia Gaungkan Sawit Bersih untuk Dunia di CAEXPO-CABIS 2024 Tiongkok

  • Administrator
  • Kamis, 26 September 2024 | 15:00 WIB
INDUSTRI
  Upacara pembukaan Pameran China-ASEAN ke-21 dan KTT Bisnis dan Investasi China-ASEAN di Nanning, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China, pada 24 September 2024. Pameran China-ASEAN ke-21 dan KTT Bisnis dan Investasi China-ASEAN dimulai pada hari Selasa di Nanning. ANTARA/Xinhua/Huang Xiaobang
Di forum China-ASEAN Expo, BPDPKS menyuarakan sawit bersih. Indonesia telah mengambil sejumlah langkah strategis demi memastikan keberlanjutan di sektor ini.

Satu kebaikan, membawa kebaikan yang lain. Begitulah suara yang digaungkan Indonesia di Paviliun City of Charm Hall B2 di both yang digawangi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam forum internasional seperti China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-21 dan China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS), yang berlangsung di Nanning International Convention and Exhibition Center (NICEC),  Nanning,  24-28 September 2024. 

Dalam forum yang rutin digelar di Ibu kota Daerah Otonomi Suku Zhuang Guangxi, RRT  tersebut,  melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang menggandeng Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Indonesia hadir di Paviliun City of Charm Hall B2.  Kali ini BPDPKS membawa misi menyuarakan “Sawit Baik”, serta menekankan pentingnya inovasi dan keberlanjutan industri sawit.

Sawit Bersih 

Di Paviliun City of Charm Hall B2, BPDPKS dan GAPKI menampilkan langkah-langkah nyata yang telah dilakukan untuk memastikan sawit Indonesia memenuhi standar global keberlanjutan. Mengusung tema "Sawit Bersih", paviliun ini berhasil menarik perhatian para pengunjung dan pelaku bisnis internasional. Mereka terkesan dengan inovasi ramah lingkungan di sektor kelapa sawit.

Selain  menampilkan produk kelapa sawit yang utama (minyak sawit), produk turunannya, serta inovasi di sektor sawit, juga di hari ketiga expo diisi acara “Indonesia Talkshow “ yang menghadirkan pembicara Miftah Farid (Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag), Aida Fitria (Kepala Divisi Kemasyarakatan dan Civil Society BPDPKS), dan Lolita Bangun (Wakil Sekjen GAPKI). 

Dalam perdagangan dengan Tiongkok, Miftah menyampaikan,  sawit menempati urutan keempat. “Ekspor kita masih belum optimal, masih ada kapasitas yang bisa ditingkatkan,” katanya.

Sementara itu, Aida Fitria, menyampaikan pentingnya penerapan Sustainable Certification System (SCS) guna memastikan bahwa minyak sawit Indonesia dihasilkan sesuai dengan prinsip keberlanjutan, dari hulu ke hilir. Sertifikasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pelestarian lingkungan, perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, hingga kesejahteraan sosial bagi pekerja dan masyarakat sekitar perkebunan. Indonesia bahkan menjadi satu-satunya produsen minyak nabati (vegetable oil) yang memiliki sertifikasi keberlanjutan yang diakui secara global, menurut laporan USDA 2021.

Langkah Strategis 

Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, sebagaimana disampaikan Aida, Indonesia telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan di sektor ini. Di antaranya adalah penerapan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), yang menjadi standar wajib bagi semua pelaku industri sawit di Indonesia. Pada tahun 2022, ISPO berhasil menjangkau lebih dari 3,6 juta hektare perkebunan sawit yang telah mendapatkan sertifikasi keberlanjutan.

Beberapa strategi kunci yang diambil Indonesia untuk mencapai sawit bersih antara lain:

  1. Penerapan Sertifikasi ISPO Secara Wajib  

   Pemerintah Indonesia telah menetapkan ISPO sebagai sertifikasi wajib untuk memastikan semua perkebunan kelapa sawit mematuhi prinsip-prinsip keberlanjutan. Hingga tahun 2022, sebanyak 700 perusahaan sawit di Indonesia telah memperoleh sertifikasi ISPO, memastikan rantai pasok minyak sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

  1. Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan  

   Pelaku industri sawit Indonesia terus mengembangkan teknologi inovatif yang ramah lingkungan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satunya adalah penggunaan teknologi untuk pengelolaan limbah sawit menjadi energi terbarukan, seperti biomassa dan biogas, yang tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga meningkatkan efisiensi energi di sektor perkebunan.

  1. Pengelolaan Lahan Secara Berkelanjutan  

   Indonesia menerapkan pengelolaan lahan berbasis prinsip keberlanjutan untuk mencegah deforestasi dan kerusakan lingkungan. Praktik seperti zero burning policy dan konservasi lahan gambut telah menjadi bagian dari kebijakan industri sawit nasional, sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga hutan tropis.

  1. Peningkatan Transparansi dan Jejak Produksi  

   Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, Indonesia juga mengembangkan sistem pelacakan (traceability) yang memastikan seluruh rantai pasok minyak sawit, mulai dari perkebunan hingga produk akhir, dapat diidentifikasi dengan jelas. Ini membantu menjaga integritas sertifikasi dan memastikan bahwa minyak sawit yang diekspor adalah produk yang telah memenuhi standar keberlanjutan global.

Bersertifikat Keberlanjutan

Menurut data USDA 2021, minyak kelapa sawit adalah satu-satunya minyak nabati yang memiliki sistem sertifikasi keberlanjutan secara resmi. Sertifikasi ini mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang jauh lebih ketat dibandingkan dengan minyak nabati lain seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak rapeseed. Sertifikasi tersebut menjadi bukti nyata bahwa minyak sawit Indonesia memiliki keunggulan dalam hal keberlanjutan, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan minyak nabati lainnya.

Tidak hanya itu, laporan ISPO 2022 menunjukkan bahwa Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan produksi minyak sawit yang berkelanjutan. Hasil dari implementasi ISPO telah berdampak pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan peningkatan konservasi lahan hutan, sehingga memperkuat posisi minyak sawit Indonesia di pasar internasional sebagai produk ramah lingkungan.

Pasar Penting 

Tiongkok adalah salah satu pasar utama minyak sawit Indonesia, dengan permintaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dalam lima tahun terakhir, nilai ekspor minyak sawit Indonesia ke Tiongkok mencapai lebih dari USD7 miliar. Di 2023, ekspor minyak sawit ke Tiongkok tumbuh 12%, menunjukkan pentingnya negara tersebut sebagai mitra dagang strategis.

Selain memenuhi kebutuhan pasar domestik Tiongkok, minyak sawit Indonesia juga digunakan dalam industri makanan, kosmetik, dan energi terbarukan di Tiongkok. Hubungan ekonomi yang erat antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya di sektor minyak sawit, semakin memperkuat posisi minyak sawit Indonesia di pasar internasional.

Masa Depan Industri 

Komitmen Indonesia dalam memproduksi sawit bersih diakui secara global. Kampanye yang dilakukan oleh BPDPKS dan GAPKI di CAEXPO-CABIS 2024 membuktikan bahwa minyak sawit berkelanjutan bukan sekadar janji, melainkan realitas yang sudah terwujud. Paviliun City of Charm yang menampilkan inovasi industri sawit berkelanjutan tidak hanya menarik perhatian pengunjung, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai produsen minyak nabati yang peduli lingkungan.

Dengan langkah-langkah strategis yang telah diambil, Indonesia pun siap memimpin pasar minyak nabati global yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. “Minyak kelapa sawit berkelanjutan menjadi solusi penting dalam menjawab tantangan global untuk menyediakan sumber energi terbarukan yang dapat diandalkan, sekaligus melindungi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Nugroho Adi Wibowo, Kepala Divisi Pengembangan Biodiesel BPDPKS. 


Penulis : Dwitri Waluyo
Redaktur : Ratna Nuraini /TR