Indonesia.go.id - Mengejar (Kembali) Swasembada Pangan

Mengejar (Kembali) Swasembada Pangan

  • Administrator
  • Kamis, 24 Oktober 2024 | 13:05 WIB
PROGRAM EKONOMI
  Presiden Prabowo Subianto memaparkan bahwa salah satu langkah strategis pemerintahannya adalah memastikan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional, tanpa perlu bergantung pada negara lain.ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, harapan untuk mewujudkan swasembada pangan kembali merekah.

Swasembada pangan telah menjadi impian Indonesia sejak lama. Sejak era kepemimpinan Presiden Soeharto, cita-cita ini mulai dicanangkan secara serius. Pada 1984, Indonesia sempat berhasil mencapai swasembada pangan, khususnya beras, di mana negeri ini berhasil memproduksi cukup pangan untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. 

Namun, kondisi tersebut hanya bertahan beberapa tahun sebelum masalah cuaca, lahan, dan infrastruktur menjadi menghambat kesinambungannya. 

Kini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, harapan untuk mewujudkan swasembada pangan kembali dicanangkan. 

Dalam pidato pertamanya usai dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat. Menurutnya, Indonesia harus segera melepaskan diri dari ketergantungan impor dan mampu memproduksi pangan secara mandiri. 

Presiden Prabowo Subianto memaparkan bahwa salah satu langkah strategis pemerintahannya adalah memastikan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional, tanpa perlu bergantung pada negara lain. "Saya yakin, paling lambat 4--5 tahun, kita akan mencapai swasembada pangan," ujar Presiden Prabowo dalam pidatonya. 

Tidak hanya pangan, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya swasembada energi. Ia menyatakan bahwa ketergantungan pada impor energi merupakan ancaman besar di tengah ketegangan geopolitik global.

Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dioptimalkan untuk mencapai tujuan tersebut. Presiden Prabowo menyebut potensi besar yang dimiliki Indonesia dari kelapa sawit yang bisa menghasilkan biodiesel, hingga sumber energi alternatif seperti geothermal, tenaga air, dan batu bara. 

Dengan memanfaatkan potensi ini, Presiden Prabowo optimistis, Indonesia tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan domestik, melainkan juga menjadi lumbung pangan dunia.

Tantangan di Depan

Meski swasembada pangan menjadi prioritas, data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa volume impor beras Indonesia dari Januari hingga September 2024 mencapai 3,23 juta ton, atau meningkat 80,68 persen  dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Oleh Fajarini Puntodewi, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, disebutkan bahwa impor beras diperlukan demi menghindari kelangkaan dan fluktuasi harga. Namun dia optimistis, melalui program yang disiapkan Presiden Prabowo, Indonesia segera mencapai swasembada pangan. 

Bahkan, menurut Fajarini, pemerintah telah menyiapkan lokasi-lokasi yang akan dijadikan sebagai lumbung pangan untuk mendukung program tersebut. 

Tantangan Besar

Dalam rangka mencapai swasembada pangan, salah satu tantangan besar yang dihadapi Indonesia adalah perubahan iklim. Fenomena El Nino yang terjadi pada 2024 telah berdampak signifikan terhadap penurunan produksi pangan, khususnya beras. 

Data BPS menunjukkan bahwa produksi beras pada 2024 diperkirakan hanya mencapai 30,34 juta ton, turun 0,76 juta ton dari tahun sebelumnya. Penurunan produksi disebabkan oleh berkurangnya luas lahan panen akibat cuaca ekstrem dan kekeringan. 

Walau terjadi penurunan pada awal tahun, BPS memproyeksikan, produksi beras akan kembali meningkat pada paruh kedua 2024. Lantaran itulah, walau ada tantangan dari segi iklim, infrastruktur, maupun ketergantungan impor, pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto tetap optimis bahwa swasembada pangan bisa dicapai. 

Dengan pemanfaatan teknologi modern, distribusi bantuan yang tepat sasaran, serta pengembangan lahan-lahan baru sebagai lumbung pangan, Indonesia diharapkan beragam tantangan yang ada dapat dihadapi. 

Merata Menikmati Hasil

Selain itu, swasembada pangan tidak hanya sekadar meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memastikan bahwa rakyat Indonesia dapat menikmati hasilnya secara merata. Presiden Prabowo menekankan pentingnya hilirisasi komoditas untuk meningkatkan nilai tambah dan kekuatan ekonomi nasional. 

Dengan demikian, seluruh masyarakat Indonesia akan merasakan manfaat dari program swasembada pangan ini. Cita-cita Indonesia untuk berswasembada pangan memang mendapat momentum di era Presiden Prabowo Subianto. Sejumlah langkah-langkah strategis telah disiapkan.

Dengan potensi alam yang melimpah dan komitmen politik yang kuat, harapan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara swasembada pangan dan energi dalam beberapa tahun mendatang semakin nyata. 

 

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf