Indonesia.go.id - Agar Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Terjaga

Agar Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Terjaga

  • Administrator
  • Senin, 20 Januari 2025 | 07:48 WIB
EKONOMI NASIONAL
  Bantuan pangan berupa beras 10kg per bulan jadi salah satu kebijakan stimulus ekonomi yang dirilis pemerintah untuk tingkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. ANTARA FOTO
Pemerintah juga mengoptimalkan upaya hilirisasi agar dapat menjadi salah satu langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Sejumlah tekanan akibat ketidakpastian global tentunya turut perkembangan perekonomian nasional ke depan. Memasuki tahun Ular Kayu (nama tahun shio Tiongkok di 2025) masih terjadi volatilitas harga komoditas yang masih tinggi, meningkatnya suku bunga, kendala rantai pasok global, hingga kerentanan stok pangan dan energi akibat perubahan iklim. Kondisi demikian membuat Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia tak lebih pada kisaran 3 persen.

Namun demikian, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menyakini dengan fondasi pertumbuhan ekonomi nasional yang digarap pemerintah sebelumnya, Indonesia mampu melewati pelbagai tantangan tersebut.

Terbukti, perekonomian nasional masih mencerminkan ketahanan dan daya saing dengan tetap tumbuh pada tingkat yang solid sebesar 4,95 persen (year of year/yoy) pada triwulan III-2024. Angka lebih tinggi dibandingkan beberapa negara lain, seperti Malaysia,Thailand dan Korea Selatan. Sejumlah indikator sektor riil, diantaranya PMI Manufaktur juga tetap ekspansif di level 51,2, dengan permintaan domestik yang kuat, serta optimisme konsumen yang stabil tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terus optimis dan Indeks Penjualan Riil yang tumbuh positif.

“Ekonomi Indonesia pada tahun 2025, mudah-mudahan kita juga bisa mempertahankan sekitar 5,2%. Dan tahun lalu ini kita membuat beberapa program menjelang Natal seperti Nasional Hari Belanja Online atau Harbolnas, Belanja di Indonesia Aja (BINA), program diskon, dan program stabilisasi harga pangan,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/01/2025).

Berbagai program akhir tahun yang digalakkan pemerintah tersebut mampu mencapai target yang impresif mulai dari transaksi Harbolnas mencapai Rp31,2 triliun atau meningkat sebesar 21,4 persen dari tahun 2023, transaksi BINA mencapai Rp25,4 triliun atau meningkat 15,5 persen dari tahun 2023, serta tansaksi EPIC Sale mencapai Rp14,9 triliun atau meningkat 14,9 persen dari tahun 2023.

Selanjutnya, untuk menjaga momentum pertumbuhan agar tetap berlanjut, maka pemerintah telah mengeluarkan juga berbagai Paket Stimulus Ekonomi yang telah dirilis di pengujung 2024. Stimulus tersebut diberikan kepada berbagai kelas masyarakat untuk menjaga momentum daya beli masyarakat dan meningkatkan daya saing usaha, berupa bantuan pangan/beras 10kg/bulan untuk 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM), diskon listrik 50 persen selama dua bulan, hingga PPN DTP properti, otomotif, dan insentif PPh 21 untuk sektor padat karya

Ke depan, Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan pertumbuhan ekonomi agar mampu mencapai angka 8 persen dengan mengoptimalkan berbagai sektor potensial. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga telah mencanangkan 17 Program Prioritas mulai dari swasembada pangan, energi, pengentasan kemiskinan, hingga perbaikan sistem pendapatan negara. Selain itu, dalam kurun waktu pemerintahan yang baru berjalan saat ini, sejumlah capaian juga telah terwujud seperti bergabungnya Indonesia dalam aliansi BRICS hingga pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Lebih lanjut, pemerintah juga mengoptimalkan upaya hilirisasi agar dapat menjadi salah satu langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ters. Hilirisasi telah terbukti berbuah manis bagi perekonomian nasional, seperti produk nikel pada tahun 2023 yang diekspor hingga USD33,52 miliar, atau meningkat 745 persen dibandingkan tahun 2017 yang hanya USD4 miliar. Upaya hilirisasi tersebut tidak hanya menciptakan nilai tambah tetapi juga memperkuat daya saing di pasar global.

Selain itu, potensi besar dalam mendorong hilirisasi juga dapat dilakukan pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Gresik, Kendal, dan Galang Batang yang telah menunjukkan dampak nyata peningkatan nilai tambah ekonomi. Selama tahun 2024, KEK telah berhasil menghimpun investasi hingga Rp82,6 triliun dan juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 42.930 orang.

Secara kumulatif mulai dari 2012 hingga 2024, KEK telah mencatat capaian investasi sebesar Rp256,7 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 156.208 orang dan melibatkan sebanyak 394 pelaku usaha.

Untuk mencapai target pertumbuhan melalui investasi, pemerintah juga memperhatikan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang menunjukkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan investasi yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan tersebut.

Program pembiayaan untuk sektor produktif akan dilanjutkan juga di 2025. Untuk pembiayaan UMKM melalui program KUR, sepanjang 2024 terealisasi sebesar Rp282,44 triliun atau 100,87 persen dari target 2024 sebesar Rp280 triliun, dan diberikan kepada 4,95 juta debitur.

Upaya menjaga iklim investasi tersebut agar tercapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun serta visi Indonesia Emas 2045. Semuanya itu memerlukan komitmen bersama dengan terus berkolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan khalayak luas.

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Taofiq Rauf