Empat program utama pendidikan diluncurkan sebagai Program Hasil Terbaik Cepat, yakni rehabilitasi sekolah, digitalisasi pembelajaran, bantuan bagi guru honorer, serta dukungan pendidikan bagi guru belum berijazah D4 atau S1.
Semangat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 menjadi momentum penting untuk menegaskan arah baru pembangunan pendidikan nasional. Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto meluncurkan program percepatan revitalisasi sekolah, transformasi digital pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) guru sebagai bagian dari strategi besar menuju Indonesia Emas 2045.
Di ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cimahpar 5, Kota Bogor, Jawa Barat, Presiden Prabowo menyaksikan langsung bagaimana teknologi pembelajaran terkini mulai diterapkan. Dalam suasana penuh antusias, Presiden duduk di antara siswa menyaksikan guru menggunakan papan interaktif (smart board) untuk mengajar secara digital. “Terima kasih Pak Guru, belajar yang baik semuanya ya,” ucap Presiden usai menyimak demonstrasi, Jumat (2/5/2025).
Langkah tersebut bukan sekadar seremoni. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran besar untuk mendukung transformasi pendidikan secara menyeluruh. "Revitalisasi dan digitalisasi ini adalah fondasi penting. Kita tidak bisa menunggu puluhan tahun untuk memperbaiki kualitas sekolah," tegas Kepala Negara.
Pada kesempatan terpisah, Kepala SDN 3 Leuwibatu, Kabupaten Bogor, Sudrajat, menyambut baik program ini dan menyebutnya sebagai momen bersejarah sejak sekolah berdiri di tahun 1970-an. “Revitalisasi ini akan menghidupkan kembali semangat belajar dan menciptakan lingkungan pendidikan yang layak bagi semua,” katanya.
Senada, Nurul Komariyah, guru kelas 2, merasa bangga karena baru kali ini sekolahnya dikunjungi langsung oleh pejabat pusat dan dijanjikan perbaikan menyeluruh. “Kami sangat butuh lapangan sendiri untuk upacara dan olahraga. WC juga perlu diperbaiki karena air sering sulit,” tambahnya.
Keceriaan juga tampak dari para siswa. Salah satunya, Rania, siswi kelas 3 yang gembira karena Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyambangi sekolahnya. “Semoga sekolah saya bisa dibangun lebih bagus. Saya senang walau di kampung, tetapi sekolah kami diperhatikan,” katanya dengan wajah semringah.
PHTC untuk Hasil Nyata
Empat program utama pendidikan tersebut diluncurkan sebagai Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), yakni rehabilitasi sekolah, digitalisasi pembelajaran, bantuan bagi guru honorer, serta dukungan pendidikan bagi guru belum berijazah D4 atau S1. Total anggaran yang dialokasikan untuk revitalisasi mencapai Rp16,9 triliun, menyasar lebih dari 11.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
Mendikdasmen Abdu Mu’ti, menyebut program digitalisasi akan ditopang oleh perangkat smart classroom dan platform pembelajaran berbasis teknologi bernama Ruang Murid, bagian dari Super Aplikasi Rumah Pendidikan. “Anak-anak bisa belajar dengan lebih menyenangkan dan interaktif,” kata Mu’ti.
Konten pembelajaran tersedia dalam bentuk video hingga gim edukatif, memfasilitasi gaya belajar generasi digital. Program digitalisasi ini, pemerintah menyediakan laptop dan hard drive eksternal berisi konten edukasi. Untuk mendukung digitalisasi pembelajaran, sekolah dilengkapi internet satelit dan panel surya sehingga proses belajar tetap berjalan meski di daerah tanpa listrik.
Salah seorang siswa kelas III SDN 2 Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, Revita Fatimah menyebut Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai mata pelajaran favorit. Dia senang karena kini, penyampaian pelajaran PKn dikemas dalam bentuk gim edukatif yang menarik.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sudah melatih para guru agar bisa mengoperasikan teknologi pembelajaran terbaru menggunakan Papan Belajar Interaktif (PBI).
Program ini juga didukung platform digital Ruang Murid, yang memungkinkan guru mencari ide-ide pembelajaran kreatif dan siswa bisa belajar mandiri dari rumah.
Di sisi lain, pemerintah menggulirkan bantuan langsung Rp300 ribu per bulan untuk guru honorer sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan pendidik. Ini sejalan dengan komitmen meningkatkan kualitas SDM guru, termasuk memberikan dukungan bagi mereka yang belum memiliki kualifikasi sarjana.
Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam memajukan sektor pendidikan tecermin dari alokasi anggaran yang disebut tertinggi dalam sejarah republik. Berdasarkan RAPBN 2025, sektor pendidikan mendapat porsi Rp724,3 triliun—melampaui alokasi perlindungan sosial, infrastruktur, bahkan pertahanan dan keamanan.
“Kita tempatkan pendidikan sebagai prioritas nomor satu. Ini pertama kalinya dalam sejarah,” tegas Presiden RI ke-8 tersebut di SDN Cimahpar 5.
Ia menambahkan bahwa penghematan belanja negara akan terus dilakukan demi mempercepat perbaikan 330 ribu sekolah yang ada di Indonesia, mayoritas di antaranya sekolah negeri.
Presiden juga mengingatkan para kepala daerah untuk aktif mengawasi dan mengevaluasi kondisi sekolah di wilayah masing-masing. “Bagaimana bisa satu sekolah hanya punya satu WC? Ini tanggung jawab semua pihak, dari pusat sampai daerah,” tukasnya.
Visi Indonesia Emas 2045
Pembangunan manusia melalui pendidikan adalah jalan utama menyongsong visi Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia ditargetkan menjadi negara maju dan berdaya saing global. Ketika ini, populasi usia produktif generasi Z dan alpha mencapai 69,3 persen dari total populasi Indonesia sebanyak 318, 96 juta jiwa sesuai proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS).
Tantangan pendidikan nasional ke depan memang tidak mudah. Selama masa pandemi Covid 2019 pada 2020-2022, generasi usia sekolah dasar menengah maupun pendidikan tinggi mengalami 'loss education' karena proses belajar mengajar yang tidak normal. Hal ini tecermin dari peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) secara peringkat, Indonesia naik, namun kualitasnya justru menurun.
Seperti skor PISA Indonesia pada 2018 untuk kemampuan membaca sebesar 371. Sedangkan, di 2022 menurun menjadi 359. Selanjutnya, skor matematika di 2018 sebesar 379 turun menjadi 366 di 2022. Dan skor kemampuan sains turun dari 379 pada 2018 menjadi 366 di tahun 2022.
Sementara itu, ranking PISA Indonesia untuk membaca pada 2018 ada di posisi ke-74 dan menjadi peringkat 71 di 2022. Untuk ranking matematika naik dari 73 pada 2018 menjadi ranking ke-70 di 2022.
Pada peringkat literasi sains, Indonesia menempati posisi 71 pada 2018 dan menempati posisi ke-67 pada tahun 2022. PISA 2018 diiktui 79 negara, sedangkan PISA 2022 diikuti 81 negara yang terdiri dari 37 negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan 44 negara mitra.
Sampel PISA dipilih acak oleh OECD agar mewakili populasi siswa usia 15 tahun di tiap negara. Di Indonesia, sampel berasal dari seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah tertinggal. Pada 2025 ini, assemen PISA akan kembali digelar.
Tentunya hal ini bisa dikejar dengan akselerasi infrastruktur, digitalisasi, serta peningkatan kapasitas pendidik, Indonesia tengah menyiapkan lompatan besar dalam pembangunan pendidikan. Lompatan ini bukan sekadar angka dan kebijakan, tetapi investasi jangka panjang untuk masa depan generasi penerus bangsa.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Untung S