Presiden Prabowo hadir sebagai tamu kehormatan dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025. Dalam forum bergengsi tersebut, ia tampil sebagai pembicara utama dan menegaskan tekad Indonesia untuk menjalin kolaborasi strategis, tanpa meminta sumbangan.
Suasana khidmat dan penuh kehormatan menyambut kedatangan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di Bandara Internasional Pulkovo, St. Petersburg, Federasi Rusia, Rabu (18/6/2025).
Dengan iringan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Rusia, pasukan jajar kehormatan menyambut Prabowo dalam sebuah defile megah. Presiden pun membalas dengan sikap hormat dan langkah tegap sebagai simbol persahabatan antarbangsa.
Keesokan harinya, Kamis (19/6/2025), Prabowo diberi kehormatan untuk meletakkan karangan bunga di Piskarovskoye Memorial Cemetery, mengenang jutaan korban Perang Dunia II yang gugur dalam Pengepungan Leningrad, sebuah gestur simbolis yang mempererat hubungan sejarah kedua bangsa.
Namun momen penting terjadi ketika Presiden Prabowo kembali bertemu dengan Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin. Dalam suasana penuh kehangatan, Putin menjabat erat tangan Prabowo, mengingat kembali pertemuan mereka sebelumnya di Moskow. “Kami sangat senang bertemu Bapak Presiden di sini. Selamat datang,” ujar Putin dengan senyum lebar.
Putin menilai hubungan bilateral Indonesia–Rusia berkembang secara konsisten. Ia memuji peningkatan volume perdagangan yang mencapai USD4,3 miliar pada 2024, dan bahkan naik 40 persen dalam empat bulan pertama 2025. “Indonesia adalah mitra utama kami di Asia Tenggara dan Asia Pasifik,” tegasnya.
Tahun 2025 ini menjadi momen istimewa karena kedua negara merayakan 75 tahun hubungan diplomatik.
Forum Ekonomi Dunia: Indonesia Ambil Panggung Global
Presiden Prabowo hadir sebagai tamu kehormatan dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025. Dalam forum bergengsi tersebut, ia tampil sebagai pembicara utama dan menegaskan tekad Indonesia untuk menjalin kolaborasi strategis, tanpa meminta sumbangan.
“Kami ingin bekerja sama dengan mitra strategis. Kami tidak meminta bantuan atau sumbangan,” ujarnya tegas di hadapan para pemimpin dan pelaku ekonomi global, Jumat (20/6/2025).
Kepala Negara menyampaikan potensi Indonesia sebagai negara keempat terbesar di dunia berdasarkan jumlah penduduk, dengan 5 juta kelahiran per tahun angka tersebut setara dengan populasi Singapura.
Prabowo juga mengangkat empat prioritas utama pemerintahannya ketahanan pangan, efisiensi energi, peningkatan kualitas pendidikan, dan percepatan industrialisasi.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi nasional telah menunjukkan tren positif: lebih dari 5 persen per tahun, dengan target mendekati 7 persen pada akhir 2025.
Namun, ia tak menutup mata pada tantangan. Ketimpangan distribusi kekayaan menjadi perhatian utama. “Kekayaan tetap menumpuk di lapisan atas kurang dari 1 persen penduduk. Ini bukan formula kesuksesan jangka panjang,” katanya blak-blakan.
Capaian Konkret: Swasembada hingga Danantara
Dalam tujuh bulan masa pemerintahannya, Prabowo mengklaim produksi nasional beras dan jagung naik 50 persen—kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Indonesia. Cadangan beras nasional kini mencapai 4,4 juta ton, rekor tertinggi sepanjang masa. “Target swasembada pangan dalam empat tahun mungkin tercapai hanya dalam satu tahun. Indonesia akan menjadi eksportir beras dan jagung,” ujarnya penuh keyakinan.
Untuk mendukung program besar tersebut, Indonesia membentuk Danantara, sovereign wealth fund nasional, dengan aset senilai USD1 triliun dan investasi awal sebesar USD18 miliar.
Komitmen Global: Prinsip Non-Blok dan Peran BRICS
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan sikap Indonesia terhadap prinsip non-blok dalam politik luar negeri. Ia berterima kasih atas dukungan Rusia terhadap Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), Aksesi ke CPTPP, dan Integrasi dengan Uni Eropa dan OECD.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Rusia yang mempercepat keanggotaan Indonesia dalam BRICS. Indonesia siap berperan sebagai penjaga perdamaian dalam tatanan dunia multipolar.
“Dunia ini semakin kecil. Kita harus bekerja sama demi perdamaian dan kolaborasi global,” tandasnya.
Hasil Nyata: Dokumen Kerja Sama Strategis
Tak hanya seremonial, kunjungan Prabowo menghasilkan pertukaran dokumen konkret yang telah ditandatangani sebelumnya oleh pejabat dari kedua negara, dan dipertukarkan secara simbolis di hadapan kedua kepala negara.
Dokumen yang dipertukarkan antara lain:
- Persetujuan kerja sama pendidikan tinggi antara Kementerian Pendidikan Tinggi Indonesia dan Rusia.
- Memorandum di sektor transportasi antara Kementerian Perhubungan kedua negara.
- Nota kesepahaman digital dan media massa antara Kementerian Komunikasi dan Digital RI dengan mitra Rusia.
- Nota kesepahaman antara Danantara dan Russian Direct Investment Fund.
Kunjungan ini mempertegas posisi Indonesia dalam percaturan global sebagai mitra strategis, bukan sekadar peserta. Dari penghormatan militer hingga diplomasi ekonomi, Prabowo membawa pulang bukan hanya penghargaan, tetapi juga langkah konkret menuju kesejahteraan nasional.
Penulis: Triantoro
Redaktur: Kristantyo Wisnubroto
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://www.infopublik.id/kategori/sorot-ekonomi-bisnis/925582/indonesia-diakui-dunia-dari-mitra-dagang-utama-hingga-pemain-global