Istana Presiden minggu lalu semringah. Tujuh orang anak muda duduk berjajar dengan Presiden Jokowi. Mereka adalah tenaga muda yang akan membantu presiden sebagai staf ahli. Dipilihnya anak-anak muda ini memang menjadi sorotan sendiri. Bayangkan di usia mereka yang antara 20 sampai 30 tahun, sudah didapuk menjadi teman diskusi presiden.
Ketujuh anak muda itu umumnya adalah entrepreneur, sociopreneur, dan edupreneur—aktivitas bisnis yang dipadu dengan pengembangan sosial, pendidikan, filantropi, dan ekonomi anak muda. Pendeknya, mereka merepresentasikan generasi milenial.
Mereka adalah Angkie Yudistia, Aminuddin Maruf, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Putri Indahsari Tanjung, Andi Taufan Garuda Putra, dan Gracia Billy Mambrasar. “Ketujuh anak muda ini akan jadi teman diskusi saya, harian, mingguan, bulanan,” ujar Jokowi setelah mengenalkan mereka.
Jokowi menambahkan, “Mereka diharapkan memberikan gagasan-gagasan segar yang inovatif, sehingga kita bisa mencari cara-cara baru, cara-cara out of the box, yang melompat, untuk mengejar kemajuan negara kita."
“Saya juga minta mereka untuk menjadi jembatan saya dengan anak-anak muda, para santri muda, para diaspora, yang tersebar di berbagai tempat.”
Adamas Belva Syah, misalnya, adalah seorang pendiri startup Ruang Guru. Aplikasi ini membantu siswa belajar secara online. Usia Belva 29 tahun, lulusan Harvard University dan Standford University. Ruang Guru kabarnya merupakan salah satu startup yang telah mendapat suntikan dari investor luar negeri.
Tampaknya kehadiran Belva diinginkan Jokowi sebagai partner dalam mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia. Tentu saja ketika Belva menjadi staf khusus Presiden, pekerjaannya di Ruang Guru bisa diteruskan oleh orang lainnya. Ia akan fokus mengabdi di Istana Negara.
Salah satu staf yang paling muda adalah Putri Indahsari Tanjung. Ia dikenal sebagai CEO dan founder Creativepreuneur. Putri memberikan berbagai pelatihan kepada anak-anak muda untuk mengasah kreativitasnya sebagai lahan untuk berbisnis. Anak dari pengusaha Chairul Tanjung ini diangkat sebagai staf khusus Presiden pada usia 23 tahun. Ia lulusan Academy of Art San Francisco. Menurut informasi, Putri mendirikan Creativepreuneur sejak masih usia 14 tahun.
Staf lain yang diperkenalkan Jokowi adalah Andi Taufan Garuda Putra. Ia adalah CEO sekaligus pendiri Amartha. Amartha adalah salah satu perusahaan teknologi finansial peer to peer yang ada di Indonesia. Andi membantu para pengusaha kecil, petani, dan nelayan untuk mendapatkan akses keuangan dengan mudah dan murah.
Lelaki usia 32 tahun ini lulusan Harvard Kennedy School dengan sederet penghargaan atas prestasinya di bidang kewirausahaan, khususnya dalam mengembangkan usaha UMKM yang ada di Indonesia. “Saya sudah mengenal Andi ini cukup lama,” ujar Jokowi.
Staf khusus lain yang diperkenalkan Jokowi adalah Ayu Kartika Dewi yang dikenal sebagai pendiri dan perumus pergerakan ‘Dari Sabang Sampai Marauke’. Perempuan berjilbab usia 36 tahun ini meraih gelar MBA dari Universitas Duke Amerika Serikat.
Ada juga putra Papua lulusan ITB, Gracia Billy Mambrasar. Gelar masternya diambil di dua kampus yaitu NU Australia dan Oxford University. Menurut rencana Billy akan meneruskan jenjang doktoralnya di Harvard University, Amerika Serikat.
Sebagai putra asli Papua, Billy akan menjadi teman diskusi presiden untuk mengembangkan potensi yang terpendam di wilayah ujung Indonesia itu. Ia bisa menjadi contoh dan motivasi anak-anak Papua untuk menancapkan cita-citanya setinggi langit. Billy yang terlahir dari seorang ibu penjual kue di Papua ini membuktikan, bisa mencapai pendidikan tinggi meski orang tuanya punya keterbatasan ekonomi.
Perempuan muda lain yang menjadi staf khusus Presiden Jokowi adalah Angkie Yudistira. Angkie adalah penyandang disabilitas. Namun keterbatasannya tidak menjadi penghalang untuk berprestasi. Angkie mendirikan Disable Enterprise dan sangat aktif di bidang sosiopreuneur. Selain sebagai staf khusus, Angkie juga ditunjuk sebagai juru bicara Presiden bidang sosial. Usianya 32 tahun.
Terakhir, Presiden juga memperkenalkan Aminudin Ma’ruf, mantan ketua umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sesuai dengan background Aminuddin sebagai santri, tampaknya dia akan ditugaskan untuk menjadi partner dalam pendidikan dan pengembangan pesantren di Indonesia. “Mas Aminuddin saya minta nanti keliling ke santri, ke pesantren untuk menebarkan gagasan dan inovasi baru,” ujar Presiden.
“Ketujuh anak muda ini akan menemani harian saya, mingguan, bulanan dengan memberikan gagasan segar yang inovatif,” kata Presiden.
Jokowi berharap dengan partner yang memahami kondisi kekinian, paham apa yang dirasakan milenial, dan merupakan warga asli dunia digital, nantinya akan mampu memberikan cara pandang yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Daftar Staf Khsus Presiden
- Adamas Belva Syah Devara - Pendiri Ruang Guru
- Putri Tanjung - CEO dan Founder Creativepreneur, anak pengusaha Chairul Tanjung
- Andi Taufan Garuda Putra (pendiri dan CEO Amartha)
- Ayu Kartika Dewi - Perumus Gerakan Sabang Merauke
- Gracia Billy Mambrasar - Pemuda asal Papua, dapat beasiswa kuliah di Oxford
- Angkie Yudistia - Pendiri Thisable Enterprise (Kader PKPI, difabel tuna rungu)
- Aminuddin Maruf - Aktivis Kepemudaan Mahasiswa, mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMII)
- Arif Budimanta - politisi PDIP dan ekonom di Megawati Institute
- Dini Shanti Purwono - politisi PSI
- Fadjroel Rachman - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi.
- Sukardi Rinakit (Bidang Politik dan Pers)
- Diaz Hendropriyono (Bidang Sosial)
- AAGN Ari Dwipayana (Bidang Komunikasi)
- Anggit Nugroho - Asisten Pribadi Presiden.
(E-1)