Berbeda dengan Jokowi yang ingin lebih merangkul kalangan milenial dan memahami dunia mereka, Wapres Ma’ruf Amin tampak ingin menekankan pada profesionalisme.
Profil stafsus Wapres Ma'ruf Amin yang baru saja diumumkan sebagian besar merupakan orang-orang yang meniti karier dari bawah dan merupakan akademisi. Wapres menunjuk delapan stafsus yang akan membantu kerjanya. Berikut ini profil mereka:
Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi
Masduki Baidlowi lahir pada 20 Juli 1958 di Bangkalan, Madura. Masduki mengenyam pendidikan pesantren, yakni saat bersekolah di MTS PP Sidogiri dan MA PP Salafiyah. Dia melanjutkan kuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya dan S2 di Universitas Taruna.
Masduki menjadi wartawan di Majalah Tempo pada 1985. Kemudian pada 2000 dia menjadi Pimpinan Umum NU Online. Menjadi Wakil Sekjen PBNU periode 1999-2004. Pernah tercatat sebagai anggota DPR-RI pada Kabinet Indonesia Bersatu tahun 2004-2009. Masduki menjadi Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2015.
Muhammad Imam Aziz, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah
Imam Aziz adalah Ketua PBNU. Pria ini lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 1962. Imam diketahui menempuh pendidikan pesantren sejak kecil. Dia melanjutkan kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Semasa kuliah inilah Imam Aziz aktif di organisasi PMII.
Setelah lulus kuliah, dia dikenal sebagai aktivis toleransi. Dia merupakan pendiri Lembaga Kajian Islam (LKiS) di Yogyakarta. Hingga kemudian pada tahun 2012, Imam Aziz menjadi Ketua PBNU.
Satya Arinanto, Staf Khusus Wapres Bidang Hukum
Satya Arinanto lahir di Surabaya pada 16 November 1965. Dia menempuh sekolah dasar di Surabaya, kemudian melanjutkan di SMA Negeri 3 Bandung pada tahun 1984. Dia lulusan Pendidikan Ahli Teknik Jurusan Penggunaan Komputer (PAT JPK) di Institut Teknologi Bandung pada 1985. Dia melanjutkan pendidikan Program Sarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) di Jakarta dan lulus 1990.
Pada tahun 1997 dia lulus pendidikan Program Magister Ilmu Hukum Bidang Hukum dan Kehidupan Kenegaraan. Memperoleh Doktor Ilmu Hukum Bidang Hak Asasi Manusia pada 2003 dari Universitas Indonesia. Dia mengajar di Fakultas Hukum dan Program Pascasarjana di berbagai Fakultas Hukum negeri dan swasta di Indonesia. Sejak Oktober 2009 yang lalu Satya diangkat menjadi Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Hukum tahun 2011.
Sukriansyah S Latief, Staf Khusus Wapres Bidang Infrastruktur dan Investasi
Sukriansyah S Latief atau akrab disapa UQ Sukriansyah lahir di Ujung Pandang, tanggal 30 Agustus 1969. Sukriansyah mendapatkan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada 1998. Meraih gelar Magister Hukum dari Universitas Indonesia dan gelar Doktor bidang Hukum dari Universitas Hasanuddin, Makassar.
UQ Sukriansyah merupakan jurnalis senior koran Harian Fajar, hingga karirnya mencapai puncak sebagai Pemimpin Redaksi (Pemred) di koran terbesar di Indonesia Timur tersebut. Di samping itu, UQ juga pernah menjadi wartawan Majalah Tempo serta Kepala Biro Majalah Forum Keadilan. Saat ini dia tercatat sebagai Komisaris Fajar Group. UQ Sukriansyah juga pengajar di Yayasan Universitas Fajar.
Robikin Emhas, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga
Robikin Emhas lahir di Gresik, 12 Agustus 1969. Pendidikan formalnya dia tempuh di MI Ma'arif Hidayatus Salam, Gresik tahun 1982. Dilanjut ke SMP Ma'arif AL Karimi, Gresik, lulus tahun 1985 dan lulus dari SMAN Sedayu, Gresik, pada 1988. Dia kemudian melanjutkan di Universitas Merdeka Malang, Fakultas Hukum lulus 1993. Gelar pascasarjananya diraih dari Universitas Putra Bangsa tahun 2005.
Pada tahun 1994, dia mendirikan kantor hukum di Jakarta bersama rekan seprofesinya, Arif Effendi, bernama ART & Partner, attorneys at law. Dia juga aktif di Padepokan Hukum RE & Associates, Malang. Robikin terpilih Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU. Dia masuk menjadi anggota Lembaga Pengkajian MPR, kurun 2017-2019.
Mohamad Nasir, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi
Mohamad Nasir lahir di Ngawi, Jawa Timur, 27 Juni 1960. Nasir menyelesaikan pendidikan S1-nya di Undip. Gelar magister diraih kakak ipar Ketum PKB Muhaimin Iskandar itu dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Gelar PhD dia kantongi dari University of Science Malaysia.
Pada September 2014 dia terpilih sebagai Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP), untuk periode 2014-2018. Sebelum terpilih sebagai rektor, Nasir adalah Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip untuk periode 2010-2014. Dia juga pernah menjabat Pembantu Rektor II di kampus yang sama. Pada Oktober 2014 dia ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menristekdikti.
Lukmanul Hakim, Staf Khusus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan
Lukmanul Hakim lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 31 Juli 1969. Lukmanul Hakim mengenyam pendidikan S1 dan S2-nya di jurusan Teknik Pangan, Institut Pertanian Bogor. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya dan dianugerahi gelar PhD oleh Universitas Islam Eropa, Rotterdam, tahun 2015.
Pada 2011, dia menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Dia juga sempat terpilih sebagai Presiden World Halal Council (WHC) dari 2009-2011 dan Presiden World Halal Food Council (WHFC) sejak 2011 sampai sekarang. Lukmanul juga merupakan dosen Teknologi Pangan Universitas Djuanda sejak 1995.
Masykuri Abdillah, Staf Khusus Wapres Bidang Umum
Masykuri Abdillah dikenal sebagai pakar hukum Fiqih Islam, pria ini lahir pada 22 Desember 1958. Dia menyelesaikan S1 dan S2-nya di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) Jakarta. Kemudian, melanjutkan S3 di Universitas Hamburg.
Karena fokus dengan kajian di bidang Fikih Islam, dia lantas diangkat menjadi Guru Besar Fikih Siyasah (Politik Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2015. Sebelumnya, juga pernah menjadi Ketua PBNU periode 2006-2010. (E-1)