Momentum selebrasi Hari Nusantara (Harnus) tahun ini merupakan upaya meneguhkan kembali semangat bahari di era kekinian. Semangat tersebut diwujudkan salah satunya melalui agenda Transformasi Digital Indonesia.
Ketika memberikan sambutan Hari Nusantara, Minggu (13/12/2020), Presiden Joko Widodo yang diwakili Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD yang juga hadir secara virtual mengatakan Indonesia bukan hanya sebatas negara kepulauan, akan tetapi satu kesatuan yang utuh dari Sabang hingga Merauke.
"Laut bagi kita bukanlah pemisah wilayah, perairan antar pulau justru menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku yang mendiami 17,499 pulau-pulau besar dan kecil di Nusantara," ujar Mahfud MD.
Peringatan Harnus 2020 yang sebelumnya digelar secara hibriba (daring dan tatap muka terbatas) di Pantai Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dialihkan di Eco Convention Center Ancol Jakarta untuk memenuhi protokol kesehatan akibat pandemi Covid-19.
Saat ini, menurut Menko Polhukam Mahfud MD dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0 di mana teknologi telah menjadi basis kehidupan manusia. Era tersebut telah memengaruhi banyak aspek kehidupan baik di bidang politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, termasuk juga untuk menggerakkan perekonomian.
Konektivitas antarpulau yang baik menurut Menko Polhukam adalah kunci penting bagi perbaikan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. ”Sehingga menghasilkan kemajuan ekonomi yang terintegrasi. Dengan ekonomi yang lebih terintegrasi Indonesia akan jauh lebih kuat menghadapi krisis, terlebih dalam masa pandemi Covid-19 yang masih harus kita lawan bersama-sama,” imbuhnya.
Sebagai negara kepulauan, transportasi dan konektivitas andal yang ditunjang teknologi informasi menjadi kunci kemajuan ekonomi Indonesia ke depan.
Di sisi lain, menurut Guru Besar IPB Rokhmin Dahuri, terdapat peluang digitalisasi di sektor maritim seperti potensi peningkatan tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025, meningkatkan efektivitas serta efisiensi biaya logistik, meningkatkan kelancaran arus barang, transparansi, percepatan pelayanan, penyederhanaan prosedur, keamanan dari sisi pelacakan kargo dan informasi tentang kapal, kemudahan usaha dan keuntungan bagi pelaku usaha.
Pelbagai peluang ini tercapai apabila diterapkan sistem online yang terintegrasi dan deregulasi peraturan sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Sejauh ini sudah beberapa platform yang dapat mengakomodasi kebutuhan digitalisasi di sektor maritim. Pertama, vessel traffic system (VTS) yaitu sistem monitoring lalu lintas pelayaran. Kedua, Inaportnet 2.0 serta sistem delivery online yang diharapkan dapat mengurangi antrean barang di pelabuhan, meningkatkan transparansi, dan mengurangi waktu pelayanan.
Ketiga, e-Komoditi yaitu platform untuk mengakomodasi pergerakan distribusi ikan sehingga pengguna dapat melihat proses pengiriman hingga barang sampai di tujuan. Keempat, platform Laut Nusantara yang dirancang Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk transformasi budaya nelayan dari mencari ikan menjadi menangkap ikan dan memberikan data akurat mengenai berbagai kebutuhan nelayan selama melaut.
Satukan Dari Sabang, Merauke hingga Miangas, Rote
Sampai saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mengupayakan akselerasi transformasi digital melalui beberapa kebijakan konstruktif dari hulu ke hilir. Menurut Menteri Kominfo Johnny G Plate akselerasi kebijakan tersebut dapat dilihat dari empat hal.
Pertama, dengan terus mendorong percepatan pemerataan internet akses WiFi untuk seluruh 3.126 fasilitas pelayanan kesehatan seluruh wilayah tanah air. Diharapkan akhir 2020 sudah bisa terkoneksi.
Kebijakan kedua adalah melakukan percepatan akselerasi perluasan jaringan 4G ke 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau jaringan 4G atau dikenal sebagai blankspot. Baik di daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) maupun non-3T yang awalnya direncanakan selesai pada tahun 2032. Direncanakan proyek ini kelar di akhir tahun 2022.
Ketiga, dalam rangka mendukung ekosistem ekonomi digital dan ekonomi maritim Kementerian Kominfo juga menginisiasi berbagai program pendampingan pelatihan seperti UMKM Go-Online, Gerakan 1.000 Startup Digital, Digital Entrepreneurship Academy (DEA), serta Petani dan Nelayan Go-Online.
“Terkhusus program tahun 2019 lalu, sejauh ini telah menjangkau lebih dari 600.000 peserta pada tahun 2019, sedangkan pada tahun 2020 sedang dilakukan desk study, pelaksanaan program dengan rencana piloting secara masif untuk dilakukan pada tahun 2021 mendatang,” jelas Menteri Kominfo Johnny G Plate.
Keempat, untuk menunjang percepatan pembangunan akses internet cepat tersebut, Kementerian Kominfo telah menggandeng Konsultan kelas dunia, kini sedang menyusun roadmap transformasi digital Indonesia 2020–2024.
Menurut Menteri Kominfo, Indonesia membutuhkan internet cepat, internet andal, dan internet aman layaknya bentangan lautan dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas sampai Rote yang menyatukan kita menjadi bangsa Indonesia.
"Pemanfaatan internet dari hulu ke hilir, khususnya kegiatan ekonomi digital untuk mendukung aktivitas ekonomi maritim akan mempercepat perwujudan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia," ujarnya saat menyampaikan pengantar selaku Ketua Pelaksana Hari Nusantara 2020.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Editor: Eri Sutrisno/Elvira Inda Sari
Redaktur bahasa: Ratna Nuraini