Indonesia.go.id - Pengoperasian Tol Laut Merauke-Jayapura via Fakfak

Pengoperasian Tol Laut Merauke-Jayapura via Fakfak

  • Administrator
  • Selasa, 26 Januari 2021 | 02:15 WIB
INFRASTRUKTUR
  KM Lognus 2 milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) ini memberikan layanan khusus untuk Provinsi Papua dan Papua Barat. Foto: ANTARA FOTO

Tol laut jalur paling timur Indonesia mulai bergerak. Kapal Lognus 2 milik PT Pelni bergerak membawa 21 kontainer melayari lima pelabuhan penting di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Menjelang tengah malam, pada Rabu (20/1/2021), Kapal Motor (KM) Logistik Nusantara (Lognus) 2 untuk pertama kalinya berlabuh di Pelabuhan Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Esok harinya, kapal menurunkan satu kontainer berisi 24 ton beras kemasan cap Putri Agris. Beras diangkut oleh tujuh truk ke gudang consignee Fakfak. Kehadiran Kapal Lognus 2 itu menandai peresmian operasional tol laut program Presiden Joko Widodo.

KM Lognus 2 milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) ini memberikan layanan khusus untuk Provinsi Papua dan Papua Barat. Rutenya, dari Pelabuhan Merauke menuju Pelabuhan Kokas (Fakfak), Pelabuhan Sorong--keduanya di Papua Barat--lantas bergeser ke Pelabuhan Korido di Kabupaten Supiori dan berakhir di  Depare Kabupaten Jayapura di Provinsi Papua. Kapal Lognus 2 milik PT Pelni (Pelayaran Nasional Indonesia) itu berangkat dari Merauke pada Kamis (14/1/2021) dengan mengangkut bahan pokok penting (bapokting) dan tiba di pelabuhan Kokas Fakfak, pada 21 Januari, untuk selanjutnya akan tiba di Pelabuhan Depapre, Jayapura, pada 26 Januari 2021.

Dalam pelayaran perdana ini, KM Lognus 2 memuat 21 kontainer dari Merauke. Kargonya berisi bapokting hasil produksi unggulan petani dari Merauke, yaitu beras sebanyak 20 kontainer dan satu kontainer kecap. Muatan ini akan dikirim dan didistribusikan ke seluruh wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani berharap, kehadiran layanan kapal ini menjadi sarana untuk memasarkan produksi lokal berupa hasil perikanan, hasil perkebunan, pertanian, peternakan, atau industri kecil. Baik yang ada di Kabupaten Fakfak, Kabupaten Sorong Selatan, dan Kabupaten Teluk Bintuni, untuk kemudian diangkut kapal itu ke pasar tujuan yang lebih menguntungkan, termasuk untuk eksport. Selain itu, lanjutnya, kehadiran layanan tol laut barang di Pelabuhan Kokas perlu dijadikan peluang  untuk membenahi produk lokal dengan mendorong penyediaan sarana dan prasarana. Di antaranya, cold storage untuk penampungan ikan, peningkatan keterampilan masyarakat untuk pengolahan ikan, termasuk mendorong layanan listrik 24 jam di daerah potensial yang belum tersedia layanan tersebut.

“Kehadiran kapal ini menjadi sarana memasarkan produksi lokal berupa hasil perikanan, hasil perkebunan pertanian, dan hasil peternakan. Bukan hanya Fakfak, melainkan meliputi juga kabupaten sekitarnya, yaitu Sorong Selatan dan Kabupaten Bintuni, untuk diangkut melalui kapal ini  ke tujuan pasar yang lebih menguntungkan,” kata Wakil Gubernur Papua Barat Mohammad Lakotani.

Kepala Kantor UPP Kelas III Kokas Rosihan Gamtjim menjelaskan, berfungsinya Pelabuhan Kokas sebagai pelabuhan tol laut merupakan wujud nyata dari Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 9 tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat, serta pelaksanaan program tol laut yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. “Kapal dengan kode trayek T-19 ini diharapkan dapat ikut mempercepat pembangunan dan kesejahteraan di Papua Barat. Khususnya, di Kawasan Teluk Berau yang berada di dua wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Fakfak serta Teluk Bintuni,” kata Rosihan.

Ia pun mengajak pemerintah daerah maupun pelaku bisnis untuk memanfaatkan angkutan tol laut agar terciptanya pemerataan distribusi bapokting di Indonesia. Kapal Lognus 2, yang melakukan pelayaran jalur tol laut di ujung Timur Indonesia, memberikan layanan konektivitas mulai dari pantai selatan Papua, pantai barat, dan pantai utara di kedua provinsi.

 

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Editor: Putut Tri Husodo/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini