Indonesia.go.id - Sang Piawai di Lembaga Pengelola Investasi

Sang Piawai di Lembaga Pengelola Investasi

  • Administrator
  • Rabu, 3 Februari 2021 | 17:30 WIB
INVESTASI
  Presiden Joko Widodo berfoto bersama Anggota Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) pada Rabu, 27 Januari 2021 di Istana Negara, Jakarta. Foto: SETPRES

Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dibentuk. Lima anggota dewan pengawas dilantik. Mereka sudah dikenal piawai dalam bidang audit dan investasi.

Pada Rabu, 27 Januari 2021, di Istana Kepresidenan diselenggarakan upacara untuk lembaga baru, yakni pelantikan Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi (LPI) oleh Presiden Joko Widodo. Ada lima orang yang dilantik sebagai Dewan Pengawas LPI, yakni Menteri Keuangan RI sebagai ketua merangkap anggota, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI sebagai anggota, dan tiga orang lainnya dari kalangan profesional, sebagai anggota.

Pelantikan kelimanya dituangkan dalam surat Keputusan Presiden (Keppres) nomor 6 tahun 2021 tentang Pengangkatan Keanggotaan Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi.

LPI merupakan lembaga yang dibentuk berdasar amanat dari Undang-Undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Keanggotaan Dewan Pengawas LPI tertuang dalam Bab X aturan perundangan itu dan lebih lanjut diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2020.  Sesuai ketentuan, dewan pengawas diketuai oleh Menteri Keuangan yang tengah menjabat. Sedangkan anggotanya terdiri dari Menteri BUMN dan tiga orang yang berasal dari kalangan profesional. Nama ketiga unsur profesional itu sebelumnya telah mendapat persetujuan DPR RI.

LPI kelak akan mengelola dana abadi investasi yang masuk ke dalam negeri. LPI  bertanggung jawab terhadap presiden. Skema investasi LPI juga bersifat komersial.  Lembaga ini memiki kewenangan dan fleksibilitas dalam keputusan investasi untuk dapat mengikuti standar investasi internasional. LPI akan membentuk dana kelolaan investasi (fund) bersama dengan investor lain dalam mengelola dana investasi dari sovereign wealth fund (SWF) negara lain yang memiliki reputasi baik.

 

Berikut keanggotaan Dewan Pengawas LPI:

1. Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai ketua merangkap anggota

2. Menteri BUMN Erick Thohir sebagai anggota

3. Darwin Cyril Noerhadi sebagai anggota untuk masa jabatan 2021-2026

4. Yozua Makes sebagai anggota untuk masa jabatan 2021-2025

5. Haryanto Sahari sebagai anggota untuk masa jabatan 2021-2024

 

Ketiga anggota Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi itu memiliki masa jabatan yang berbeda. Tidak semua dewan pengawas mendapatkan assignment dalam jangka waktu sama. Dewan pengawas profesional di lembaga itu ada yang mendapatkan penugasan selama lima tahun, empat tahun, dan tiga tahun. Hal itu agar perubahan dewan pengawas tidak dilakukan bersama-sama dalam satu periode. Sehingga, tidak terjadi staggering (goyangan) dalam setiap pergantian pengurus, sama seperti yang terjadi di Bank Indonesia.

 

1. Darwin Cyril Noerhadi

Darwin Cyril Noerhadi menjabat sebagai ketua dewan investasi di perusahaan investasi Creador Capital Group, sebuah perusahaan investasi yang  tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Cyril bergabung di firma investasi itu, sejak 2011. Sarjana Geologi ITB  tersebut sebelumnya merupakan CFO pada perusahaan minyak PT Medco Energi International.

Alumnus doktoral manajemen strategis di Universitas Indonesia itu juga tercatat sebagai corporate finance partner di kantor PricewaterhouseCoopers Jakarta. Ia juga pernah menjabat direktur utama di Bursa Efek Indonesia.

Ia pernah pula menduduki posisi komisaris di PT Austindo Nusantara Jaya (ANJT), lalu presiden komisaris pada jaringan PT Medikaloka Hermina, yang merupakan pengelola Rumah Sakit Hermina. Selain itu, dia juga pernah menjadi Komisaris Utama Mandiri Sekuritas. Gelar MBA bidang Keuangan dan Ekonomi diraih Cyril dari University of Houston.

 

2. Yozua Makes

Yozua Makes adalah pemilik kantor hukum Makes & Partners. Melalui lembaga ini, Makes memiliki pengalaman panjang dalam membantu merger dan akuisisi, hingga transaksi lintas negara melalui pasar modal. Salah satu yang fenomenal adalah pencatatan saham PT Telkom Indonesia (persero) Tbk (TLKM) di Bursa Nasdaq, Amerika Serikat, 26 tahun lalu.

Selain menjalankan kantor hukum dan pengajar di kampus hukum, alumnus Universitas Indonesia itu juga menjalankan bisnis resor, hotel, dan restoran. Dengan bendera Plataran Group, bisnisnya membentang di wilayah wisata dengan lokasi unik namun memberikan kesan mendalam. Resor itu meliputi Plataran Borobudur, Plataran Menjangan, Plataran Canggu, Plataran Komodo, Plataran Ubud, Bajul Eco Lodge, dan vila di kawasan Puncak, Bogor. Termasuk juga di dalamnya restoran Plataran Menteng, Plataran Dharmawangsa, Patio Venue & Dining, Teras Darmawangsa, dan Stupa Restaurant.

 

3. Haryanto Sahari

Pria kelahiran 62 tahun lalu ini merupakan seorang auditor mumpuni yang dimiliki Indonesia. Haryanto masih tercatat sebagai Komite Audit Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Komisaris di sejumlah perusahaan, seperti CAS Group. Ia juga tercatat menduduki posisi presiden komisaris dan direktur di berbagai perusahaan, seperti PT Batanghari Sawit Sejahtera, PT Kaswari Unggul, PT Floral Wahana Tirta, PT Ekajaya Multiperkasa, PT Aditarwan, PT Arta Prigel, dan PT Perkebunan Inti Sawit Sejahtera.

Di PT Rambang Agro Jaya posisi sebagai komisaris diembannya sejak 2008--2016, di PT Tempirai Palm Resources sejak 2009–2016, lalu di PT Agri Capital Resources (2010–2016), dan di PT Kikim Resources sejak 2012 hingga 2017.

Alumnus jurusan Akuntansi Universitas Indonesia itu juga mencatatkan karirnya di dunia pengauditan. Yakni, sebagai Senior Auditor PricewaterhouseCoopers (PwC) Australia (1987), Partner PwC Indonesia (1990-2017), dan juga Country Senior Partner PwC Indonesia (1997-2007).

Haryanto kini masih menjabat anggota Komite Audit Permata Bank, Presiden Komisaris PT Bukit Barisan Indah Prima, anggota Komite Audit Universitas Indonesia, anggota Komite Audit PT Unilever Indonesia Tbk sejak Oktober 2016, serta anggota Komite Audit Medikaloka Hermina sejak November 2017.

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/ Elvira Inda Sari