Indonesia.go.id - Sejarah Baru Konektivitas di Laut Jayapura

Sejarah Baru Konektivitas di Laut Jayapura

  • Administrator
  • Kamis, 4 Februari 2021 | 09:02 WIB
INFRASTRUKTUR
  Kapal Logistik Nusantara 2, penghubung wilayah di Papua. Foto: PELNI

Tol laut trayek paling timur sudah terhubung sampai Jayapura. Beras dari Merauke didistribusikan ke kabupaten-kabupaten di utara. Sebaliknya, air kemasan dari Jayapura dikirim ke Merauke.

Rabu, 27 Januari 2021 menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Tabi, khususnya Kabupaten Jayapura, Papua. Sejak pagi buta sejumlah masyarakat melakukan berbagai persiapan. Sebuah momentum penting memang bakal digelar hari itu. Di mana untuk pertama kalinya Pelabuhan Peti Kemas Depapre difungsikan.

Ditandai dengan bersandarnya sebuah kapal dengan bobot 3.901 DWT untuk melakukan bongkar muat. Kapal besar itu adalah KM Logistik Nusantara 2 dengan kapasitas 149,00 Teus.

KM Logistik Nusantara 2 merupakan kapal barang yang melayani tol laut wilayah paling timur Indonesia. Pelabuhan yang terletak di Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua itu, memang melayani rute baru tol laut atau rute T-9. Rute itu meliputi Kabupaten Merauke-Kokas-Sorong-Supiori-Depapre Kabupaten Jayapura (pulang pergi/PP).

Pelabuhan Peti Kemas Depapre dapat disinggahi oleh kapal-kapal besar. Kedalaman pantai di sana mencapai lebih dari 50 meter. Pelabuhan itu memiliki dermaga multipurpose 142 m x 25 m dan gudang general cargo 40 m x 20 m.

Pelabuhan itu juga dilengkapi dua buah lapangan multipurpose seluas 5.900 m2 dan 4.490 m2. Sedangkan di sekitaran pelabuhan sudah terbangun jalan selebar delapan meter untuk keluar masuk truk trailer. Namun, jalan itu belum tersambung dengan Jalan Depapre-Sentani, yang menjadi tanggung jawab Provinsi Papua.

Pelabuhan Depapre tersebut dibangun pemerintah daerah. Sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Kabupaten Jayapura. Para pekerjanya diutamakan dari masyarakat setempat.

Dalam proses bongkar muat perdana itu, selain menurunkan kontainer berisi bahan pokok, Kapal Lognus 2 juga menaikkan satu kontainer produk air minum dalam kemasan (AMDK) Robhong Holo yang diproduksi PDAM Jayapura. Air mineral ini akan dipasarkan ke Kabupaten Merauke dan kota-kota lain yang disinggahi kapal ini, yaitu Biak, Fakfak, dan Sorong.

"Hari ini merupakan hari yang sangat penting dalam sejarah Maritim Indonesia, karena telah hadir sebuah kapal yang melintas dari selatan Papua sampai ke utara Papua dan sebaliknya. Ini merupakan bagian dari program strategis nasional (PSN) Presiden Jokowi, yaitu tol laut trayek baru. Tujuannya menciptakan konektivitas bagi wilayah Papua dan juga menurunkan disparitas harga bagi masyarakat di wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP)," kata Staf Ahli Menteri Perhubungan Buyung Lalana.

Buyung juga berharap, kehadiran KM Logistik Nusantara 2 yang singgah di Pelabuhan Depapre dapat terus terkoneksi dengan pemanfaatan jembatan udara atau penerbangan perintis, dan angkutan darat bersubsidi melalui Perum Damri. Ke depan, diharapkan langkah tersebut dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat dan percepatan ekonomi nasional.

Senada dengan itu, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw memastikan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Jayapura menyiapkan komoditas dan barang produksi yang akan dipasarkan melalui tol laut. “Dermaga itu yang kami butuhkan agar semua hasil produksi masyarakat dapat dipasarkan keluar Jayapura. Banyak keuntungan yang akan di dapat dari kehadiran dermaga itu,” kata Awoitauw

Sejak diluncurkan pada 2015, program tol laut terus mengalami peningkatan dan perkembangan, baik dari segi infrastruktur, trayek, armada, jumlah muatan, maupun kapasitas.

Diawali pada November 2015 dengan tiga trayek, pada 2017 sudah berkembang menjadi 13 trayek. Dari ke-13 trayek tersebut, tujuh di antaranya dilaksanakan PT Pelayaran Nasional Indonesia (PT Pelni) melalui penugasan dan enam lainnya dioperasikan swasta melalui mekanisme lelang.  Sampai 2020, program tol laut telah berkembang menjadi 26 trayek dengan 100 pelabuhan singgah.

Sementara itu, hingga Oktober 2020, telah dibangun lebih dari 50 pelabuhan dan 294 unit kapal. Sebanyak 293 kapal terdiri dari 116 unit kapal perintis, 14 unit kapal kontainer, 6 unit kapal ternak, dan 18 unit kapal rede dengan 2 unit digunakan sebagai kapal rumah sakit yang telah dioperasikan dan 138 kapal pelayaran rakyat telah dihibahkan kepada pemerintah daerah.

Adapun barang-barang yang disubsidi biaya angkutnya dengan tol laut terdiri atas barang pokok dan barang penting. Barang pokok yakni hasil pertanian: beras, kedelai, cabai, bawang merah; hasil industri: gula, minyak goreng, tepung terigu; hasil peternakan: telur ayam ras, daging ayam ras, daging sapi; ikan segar: bandeng, ikan kembung, tongkol/tuna/cakalang. Sementara itu, yang dimaksud barang penting meliput (1) Benih (padi, jagung, kedelai); (2) pupuk nonsubsidi; (3) gas elpiji 3 kg; (4) triplek; (5) semen; (6) besi baja konstruksi; dan (7) besi baja ringan.

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/ Elvira Inda Sari