Indonesia.go.id - Menjaga Momentum Pertumbuhan Tetap Positif

Menjaga Momentum Pertumbuhan Tetap Positif

  • Administrator
  • Rabu, 9 Agustus 2023 | 08:36 WIB
KINERJA EKONOMI
  Perekonomian Indonesia di kuartal II-2023 tetap mampu mencetak pertumbuhan positif. Salah satunya ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh cukup tinggi. ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga
Di tengah kondisi perekonomian global yang mengalami perlambatan, perekonomian Indonesia di kuartal II-2023 tetap mampu mencetak pertumbuhan positif.

Pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia patut disyukuri. Sejumlah indikator pertumbuhan ekonomi tergambarkan dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (7/8/2023). Menurut lembaga itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 5,17 persen (year on year/yoy) atau 3,86 persen (qtq).

Bila diakumulasi, pertumbuhan pada semester pertama 2023 menjadi 5,11 persen (ctc), yakni laju pertumbuhan secara komulatif dibandingkan dengan semester sebelumnya. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh Edy mengatakan dalam konferensi persnya, pada Senin (7/8/2023), faktor-faktor yang menyebabkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,17 persen secara tahunan (yoy).

Menurutnya, kinerja ekonomi Indonesia didukung peningkatan mobilitas masyarakat dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Pertama, konsumsi rumah tangga sekali lagi tumbuh positif didorong perayaan hari besar keagamaan, yaitu Ramadan juga Hari Raya Idulfitri dan Iduladha.

Kedua, faktor selanjutnya berupa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2023 didorong pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13. Dari sisi daya beli, ada tambahan pendapatan THR dan gaji ke-13 PNS yang dibayarkan pada kuartal II-2023.

Ketiga, Edy menuturkan, dorongan konsumsi rumah tangga juga tecermin dari peningkatan masyarakat selama periode lebaran dan libur sekolah.

“Konsumsi rumah tangga yang tumbuh cukup tinggi, transportasi dan komunikasi, pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan, serta restoran dan akomodasi hotel,” jelasnya. 

Berkaitan dengan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), dia menjelaskan, masih tumbuh positif pada seluruh kelompok barang modal, utamanya pembangunan jalan, irigasi, dan jaringan yang dilakukan pemerintah.

Menurutnya, pertumbuhan PMTB dipengaruhi impor barang-barang modal yang tumbuh positif, belanja modal pemerintah tumbuh dibandingkan kuartal II-2022.

Menanggapi pencapaian pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2023, Menko Perekonomian Erlangga Hartarto berpendapat, capaian itu menandai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah berada di atas lima persen selama tujuh triwulan berturut-turut. Selain itu, Indonesia juga telah kembali menjadi negara upper middle income, berdasarkan klasifikasi Bank Dunia yang dimutakhirkan pada Juli 2023.

“Data dari beberapa negara yang sudah melaporkan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2023, hanya Tiongkok, Uzbekistan, dan Indonesia yang masih mampu tumbuh di atas 5 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas Vietnam, Amerika Serikat, Singapura, bahkan Jerman masih mengalami kontraksi,” ungkap Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Tahun 2023 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Menurut Menko Airlangga, pertumbuhan positif perekonomian nasional di kuartal II-2023 tersebut sekaligus menjawab kekhawatiran akan terjadi perlambatan ekonomi. Faktor itu terutama diakibatkan oleh penurunan harga komoditas unggulan ekspor Indonesia seperti CPO dan pertambangan serta akibat perlambatan manufaktur dari negara mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat dan Tiongkok.

Segendang seirama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mensyukurinya sembari meminta seluruh pihak untuk menjaga pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia telah terjaga selama tujuh kuartal berturut-turut di atas 5 persen.

Sri Mulyani mengutip data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan atau yoy pada kuartal II-2023 sebesar 5,17 persen. “Jaga momentum pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Fokus terus ciptakan lapangan kerja, menurunkan pengangguran, memberantas kemiskinan, stunting, mengurangi kesenjangan dan menciptakan kesejahteraan yang adil dan merata,” ujarnya dalam unggahan resmi @smindrawati, Selasa (8/8/2023).

Oleh karena itu, Sri Mulyani berharap, perkembangan positif ini pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 baik kuartal II dan keseluruhan tahun diperkirakan masih terjaga pada kisaran antara 5,0--5,3 persen. Terlepas dari semua itu, pencapaian kinerja ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 tentu patut diapresiasi.

Namun dengan pencapaian itu, jangan lalu membuat bangsa ini berpuas diri. Masih banyak pekerjaan rumah agar pertumbuhan ke depan lebih positif lagi. Pasalnya, pemacu pertumbuhan kuartal II-2023 lebih banyak didorong oleh konsumsi rumah tangga dan belanja di sektor jasa, seperti transportasi dan komunikasi, pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan, serta restoran dan akomodasi hotel.

Di sisi lain, kinerja ekspor melemah. Terjadinya surplus disebabkan kinerja impor turut juga melemah. Masalah ini yang harus menjadi perhatian bersama untuk menggenjotnya, sehingga kinerja dagang atau ekspor yang moncer akan menjadi stimulan pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih baik lagi.

Indonesia juga tetap patut waspada untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut. Pasalnya, sejumlah lembaga ekonomi dunia, seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan World Bank (Bank Dunia), telah mengeluarkan proyeksi ekonomi 2023 yang tidak terlalu optimis.

Ketiga lembaga ekonomi itu memberikan proyeksi ekonomi global 2023 paling tinggi hanya mencapai sebesar 3 persen. Hal ini juga sama dengan proyeksi untuk 2024, sehingga pemerintah tetap harus ekstra waspada menghadapi waktu yang tersisa hingga akhir tahun.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari