Indonesia.go.id - Pasar Modal Siap Terbang Tinggi

Pasar Modal Siap Terbang Tinggi

  • Administrator
  • Selasa, 2 Januari 2024 | 21:34 WIB
BURSA
  Karyawan melihat layar pergerakan perdagangan saham saat pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024). Pada perdagangan perdana di tahun 2024 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka mengalami penurunan sebesar 0,14 persen atau 5,4 poin ke level 7.266. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Semua pemangku kepentingan pasar modal diminta untuk terus menjaga kelangsungan pertumbuhan pasar modal Indonesia.

Perekonomian global tahun ini diprediksi masih dilanda ketidakpastian. Di tengah tantangan itu, pasar modal Indonesia diharapkan tetap bisa melaju dan terbang tinggi pada tahun in, bahkan melebihi kapitalisasi yang dicapai pada 2023.

Selama 2023, kinerja pasar modal Indonesia harus diakui mencatat kinerja yang positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), misalnya, pada penutupan perdagangan bursa saham, Rabu (31/12/2023), mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Pada penutupan perdagangan akhir 2023, IHSG tercatat mencapai posisi 7.323,588. Sebuah IHSG yang belum pernah tercatat sebelumnya. Indeks pernah mendekati level itu, yakni di posisi 7.318,016 pada 13 September 2022.

Begitu juga dengan kapitalisasi pasar juga menyentuh rekor Rp11.768 triliun. Nilai kapitalisasi yang pernah mendekati nilai itu terjadi pada 28 Desember 2023, yakni sebesar Rp11.762 triliun.

Bagaimana dengan emiten yang melakukan IPO pada 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu memuluskan 79 perusahaan untuk melantai di bursa. Padahal, pengelola pasar modal itu hanya mematok target IPO sebanyak 57 perusahaan.

Bagaimana profil emiten yang melantai di pasar modal? Merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 53/POJK.04/2017, profil emiten yang IPO di periode 2023 terdiri dari sembitan perusahaan dengan aset di atas Rp250 miliar.

Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dan sisanya dua perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar.

Berkomentar terhadap pencapaian kinerja pasar modal selama 2023 dan tantangan di 2024, Wapres M’aruf Amin mengharapkan, semua pemangku kepentingan pasar modal---OJK, BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)---terus menjaga kelangsungan pertumbuhan pasar modal Indonesia.

“Saya juga meminta agar otoritas pasar modal bisa mengoptimalkan dan mengembangkan potensi pembiayaan melalui pasar modal dengan meningkatkan literasi kepada masyarakat,” ujarnya dalam acara Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Main Hall BEI, Selasa (2/1/2024).

Dalam kesempatan itu, Wapres Ma'ruf Amin meminta secara khusus agar otoritas pasar modal untuk mendongkrak pembiayaan melalui pasar modal untuk usaha kecil dan menengah (UKM).

"Saya harap, bursa tidak lagi eksklusif milik korporasi besar, tetapi juga ramah pendanaan bagi usaha kecil dan menengah," ujarnya.

Ma'ruf meminta, BEI tidak terjebak dalam zona nyaman. Melainkan, terus membuat terobosan atau gebrakan agar UKM bisa memperoleh akses pembiayaan dari pasar modal.

Sejatinya, BEI telah menggelar karpet merah untuk UKM agar bisa melantai di pasar modal. Pada 2020, BEI telah meluncurkan papan akselerasi.

Papan pencatatan itu mengakomodasi UKM dan perusahaan rintisan alias startup. Perusahaan dengan aset di bawah Rp250 miliar bisa tercatat di papan akselerasi.

Di sisi lain, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengapresiasi kinerja pasar modal Indonesia yang masih bisa mencetak kinerja positif di tengah kondisi ketidakstabilan perekonomian global. "Berkat sinergi, kolaborasi, dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan di industri pasar modal Indonesia, pada akhirnya kami mampu menghadapi berbagai tantangan tersebut dan terus mengukir berbagai capaian positif di 2023,” ujarnya bangga.

Namun, Mahendra juga mengingatkan para pemangku kepentingan pasar modal agar jangan berpuas diri dahulu. Pasalnya, sekalipun berbagai indikator menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, jika ditinjau dari potensinya masih relatif kecil.

Ketua DK OJK pun memberikan contoh soal nilai kapitalisasi pasar Indonesia yang sebenarnya baru mencapai 46 persen  dari produk domestik bruto (PDB). Di sisi lain, negara-negara ASEAN tertentu yang sudah mencapai lebih dari 100 persen. “Begitu juga dengan jumlah investor atau SID kita baru mencapai 6,4% dari penduduk usia produktif di Indonesia,” sebutnya.

SID adalah singkatan dari Single Investor Identification (SID), atau dikenal sebagai Nomor Tunggal Identitas Pemodal. Artinya, pemodal memperoleh SID bila seseorang menjadi investor di pasar modal.

Mahendra pun meminta agar otoritas pasar modal untuk memaksimalkan potensi domestik yang luar biasa tersebut. OJK, dia menambahkan, akan terus berupaya meningkatkan integritas, kredibilitas dan good governance pasar.

“Khususnya, di seluruh ekosistem pelaku pasar modal dengan melakukan percepatan penyelesaian pemeriksaan dan pengaturan sanksi yang terintegrasi untuk lembaga jasa keuangan,” tambahnya.

Khusus target 2024, Dirut BEI Imam Rachman pun mengungkapkan, sejumlah target yang akan dicapai otoritas pasar modal tersebut. Tahun ini, mereka menargetkan sebanyak 62 perusahaan yang melantai tahun ini.

Dari sisi suplai, jumlah perusahaan tercatat saham di BEI tercatat mencapai 903 emiten hingga akhir 2023. "Sejak 2018, rata-rata setahun perusahaan tercatat sebanyak 50 perusahaan lebih, bahkan tahun ini sebanyak 79 perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI," ujar Iman.

Menurut Iman, pencatatan saham perusahaan tercatat di BEI tahun ini meningkat 9,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Peningkatan jumlah perusahaan tercatat ini menjadi peningkatan pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara.

"Tidak banyak yang tumbuh positif (untuk IPO). Semuanya tumbuh di bawah Indonesia atau di bawah IDX," tuturnya.

Sementara itu, secara proceed atau nilai pengumpulan dana, IPO perusahaan di Indonesia menempati nomor 9 di dunia, dengan raihan USD3,6 miliar sepanjang 2023. Adapun secara keseluruhan, BEI menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue mencapai 230 pencatatan pada 2024.

BEI mencatat hingga 28 Desember 2023, terdapat 385 pencatatan efek yang terjadi sejak awal tahun atau secara year to date (ytd). Untuk rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), BEI menargetkan RNTH mencapai Rp12,25 triliun pada 2024, dengan target jumlah investor baru sebanyak 2 juta investor.

Hingga 28 Desember 2023, realisasi RNTH mencapai Rp10,75 triliun, dengan jumlah investor baru mencapai 1,8 juta per 27 Desember 2023.

Tidak itu saja, otoritas pasar modal itu juga berhasil menggaet 40 emiten yang masuk dalam papan akselerasi dan 17 perusahaan dengan aset kecil yang melantai di BEI.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari