Indonesia.go.id - Menangkap Peluang Investasi Baru dari Perhelatan KTT G20

Menangkap Peluang Investasi Baru dari Perhelatan KTT G20

  • Administrator
  • Sabtu, 12 November 2022 | 13:01 WIB
G20
  Pendiri Tesla, Elon Musk (kanan) dipastikan hadir dan menjadi pembicara pada B20 Summit di Nusa Dua, Bali. SETPRES
Pelaku pasar berharap, penyelenggaraan KTT G20 berdampak pada masuknya investasi asing ke Indonesia.

Pelaksanaan KTT G20 di Nusa Dua, Bali, sebentar lagi dijelang. Mata dunia akan tertuju ke Indonesia. Besar harapan, dari pertemuan pemimpin dunia tersebut ada hal-hal baik yang dihasilkan di tengah kondisi muram ekonomi dunia.

Sebagai tuan rumah dan sebagai Presidensi G20, Indonesia berusaha untuk tampil maksimal. Pasalnya, perhelatan di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, pada 15-16 November 2022 itu bakal dihadiri para pemimpin negara anggota G20 dan nonanggota serta tokoh penting. Tidak hanya kepala negara, sejumlah pebisnis kelas wahid dunia juga terkonfirmasi hadir di KTT G20.

Beberapa pebisnis yang sudah menyatakan hadir, adalah pendiri Tesla, Elon Musk, yang akan jadi pembicara dalam acara B20 Summit, pertemuan pengusaha dunia dan lembaga keuangan internasional. Elon Musk, yang baru saja mengakuisisi Twitter itu, termasuk salah satu di antara 10 undangan khusus VVIP KTT G20.

Selain Elon Musk, beberapa pebisnis dunia yang sudah memastikan hadir, antara lain, CEO Binance Changpeng Zhao, CEO & Co-Founder and Chairman Grab Anthony Tan, CEO Unilever Alan Jope, Group CEO Standard Chartered Bank Bill Winters, CEO Manulife Roy Gori,

President and Group CEO Petronas Datuk Tengku Muhammad Taufik, Chairman & CEO Santa Pharmaceutical Erol Kiresepi, Group Chairman HSBC Holding Mark Tucker, dan Presiden Freeport-McMoran Kathleen L Quirk

Bagi Indonesia, perhelatan akbar ini bisa diharapkan memberi hasil positif bagi ekonomi Indonesia. Hal senada diungkapkan oleh Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi, kepada Tim Komunikasi dan Media G20, Jumat (11/11/2022).

Fithra mengatakan, pelaku pasar berharap agar terselenggaranya KTT G20 berdampak pada masuknya investasi asing ke Indonesia. Kinerja investasi sebagai motor penggerak perekonomian diharapkan mampu meningkatkan kontribusinya bagi produk domestik bruto (PDB), hingga tiga tahun mendatang. 

‘’Yang lebih kita harapkan, pertemuan ini membawa dampak yang signifikan untuk jangka menengah-panjang, dengan masuknya investasi ke Indonesia,’’ ujar Fithra Faisal Hastiadi.

Sedangkan untuk jangka pendek, lanjutnya, tentu saja kehadiran para tamu negara akan menggerakkan perekonomian Indonesia, terutama daerah Bali dan provinsi sekitarnya. Sebab, ada belanja yang mereka keluarkan ke berbagai sektor.

Riset UI menunjukkan, para tamu negara yang menghadiri G20 diperkirakan menghabiskan belanja untuk berbagai keperluan hingga Rp10 triliun. Pertemuan para kepala negara ini memberi dampak yang jauh lebih besar dibanding perhelatan lainnya, seperti pertemuan tahunan Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF), serta Asian Games.  

Fitrah menambahkan, kinerja perekonomian Indonesia selama pandemi harus diakui tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Oleh karena itu, G20 akan menjadi momentum yang tepat bagi para investor untuk melihat secara langsung betapa kondisi Indonesia membaik.

Posisi Presidensi G20 membawa keuntungan bagi Indonesia dengan menguatkan posisinya sebagai negara yang layak untuk tujuan investasi. “Pemerintah harus bisa memberi keyakinan dan menciptakan kepastian hukum bagi investor untuk memulai usahanya di Indonesia.”

Pada kesempatan yang berbeda, Managing Director PT Samuel International Harri Su menambahkan, mata dunia sedang terarah kepada Indonesia. “Ini adalah saat yang tepat mengarahkan mata investor untuk memilih kita, bukan negara Asia lainnya,’’ ujar Harri Su.

 

Tingkatkan Keyakinan Investor

Pernyataan akademisi dan pelaku bisnis itu juga diungkapkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Menurutnya, Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum penting untuk bisa meningkatkan keyakinan investor pada Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi.

“G20 akan dijadikan sebagai momentum strategis terukur untuk meningkatkan kepercayaan investor. Kita harus manfaatkan peluang ini dalam rangka meyakinkan investor, baik dari dalam maupun luar negeri, agar tetap meletakkan kepercayaan kepada Indonesia dalam menanamkan modalnya," kata Bahlil, dalam konferensi pers "Investasi Terus Tumbuh Topang Pertumbuhan Ekonomi", pada Kamis (10/11/2022).

Investor, tambah Bahlil, juga tentu akan melihat potensi Indonesia dalam menerima investasi dari negara lain. Indikator itu bisa terlihat dari kinerja investasinya. Hingga kuartal III-2022, realisasi investasi tumbuh sebesar 42,1 persen dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Data Kementerian Investasi/BKPM menyebutkan, kontribusi terbesar dari penanaman modal asing (PMA) sebesar 54,9 persen atau secara nominal sebesar Rp168,9 triliun. Sisanya berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp138,9 triliun atau memberi kontribusi sebesar 45,1 persen dari total investasi. 

Data Kementerian Investasi/BKPM itu juga terkonfirmasi dari data Badan Pusat Statistik (BPS), terutama kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi secara nasional. Menurut lembaga itu, investasi memberikan sumbangsih terbesar kedua bagi pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal ketiga 2022, setelah konsumsi rumah tangga.

Konsumsi rumah tangga memberi sumbangsih sebesar 50,38 persen, investasi menyumbang sebesar 28,55 persen dan posisi ketiga disumbang oleh konsumsi pemerintah sebesar 7,57 persen.

Dari gambaran di atas, realisasi sektor investasi di semester III-2022 yang cukup moncer masih memunculkan asa bahwa perekenomian Indonesia masih cukup menjanjikan. Ujungnya adalah ekonomi Indonesia bisa terbang lebih tinggi, meskipun resesi dan krisis global terus membayanginya.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari