Mesin Attact bekerja dengan cara mengisap udara di sekitar alat. Kemudian udara dibersihkan menggunakan sinar ultraviolet.
Pandemi yang telah berlangsung lebih dari setahun terakhir di Indonesia tidak hanya menghadirkan kisah pilu dari begitu banyaknya warga yang terkena dampak langsung dan tidak langsung dari penyebaran virus corona ini. Di balik itu, pandemi juga telah menumbuhkan beragam ide kreatif terutama untuk membantu percepatan penanggulangan virus SARS COV-2 yang penyebarannya bermula dari Wuhan di Tiongkok pada Desember 2019.
Salah satu itu kreativitas itu datang dari para peneliti yang bergiat di Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2MM-LIPI). Mereka menciptakan sebuah kotak logam ajaib yang mampu membersihkan udara. Kotak ini sekaligus pencegah penyebaran virus Covid-19 lewat serangan udara (airborne). Nama alatnya Attact, kependekan dari Airborne nano-Trapping Technology for Anti Covid Treatment.
Alat ini telah dikembangkan LIPI melalui kolaborasi riset bersama Dewan Riset Daerah (DRD) DKI Jakarta dan PT Nanobubble Karya Indonesia sejak awal merebaknya Covid-19. Menurut peneliti senior LIPI Nurul Taufiqu Rochman, alat ini bertujuan mencuci udara dari virus dan bakteri menggunakan metoda nanotitania dan sinar ultraviolet.
Kepala P2MM-LIPI yang berpusat di Serpong, Tangerang Selatan itu menjelaskan, alat ini dirancang untuk memurnikan udara dalam ruangan dan mencegah penyebaran ke luar ruangan. Metoda yang digunakan adalah dengan nano-trapping untuk menangkap virus dan metoda Ultraviolet Germicidal Inactivation (UVGI) untuk menonaktifkan virus. Attact, kata Nurul, dalam pengaplikasiannya memiliki daya isap kipas kurang lebih 4 meter dari posisi alat.
Apabila dipakai di ruangan yang lebih luas, sirkulasinya dapat dibantu dengan menambahkan kipas angin atau alat lain yang diarahkan ke alat ini. Di dalam mesin Attact, udara yang diisap akan disaring dan terkena oleh air yang mengandung disinfektan atau sabun. Kemudian udara dibersihkan menggunakan sinar ultraviolet, lalu diperkuat lagi dengan penggunaan lapisan nanotitania pada dinding sistem tertutup pada mesin.
Mencuci udara dengan cairan disinfektan atau sabun, menurut Nurul, membuat udara yang dihasilkan menjadi lebih bersih. Kendati demikian, masih ada keraguan apakah benar udara tersebut benar-benar bersih atau masih terdapat virus atau bakteri yang mungkin masih terlewat. "Karena itu selain disinari sinar UV, Attact juga dipasangi teknologi nano berupa nanotitania pada dinding-dinding kotaknya. Diharapkan, ketika udara yang dicuci tadi disinari ultraviolet dan bersentuhan dengan dinding nanotitania, virus dan bakteri akan langsung mati. Selanjutnya, udara yang diembuskan menjadi lebih segar dan sehat," jelas Nurul.
Selain efektif mengeliminasi virus dan bakteri, alat ini aman digunakan secara terus-menerus. Sebab, tidak menggunakan disinfektan kimia dan bahan berbahaya pada manusia, melainkan hanya berupa sabun cair. Pada mesin Attact juga dikembangkan teknologi nanosilver yaitu larutan partikel perak berukuran nano, di mana jika dicampurkan dengan sabun atau disinfektan menjadi lebih efisien.
Ia juga mengklaim bahwa Attact selain aman dipakai, juga praktis, mudah pengoperasiannya dan hemat energi. Konsumsi listrik dari alat pencuci udara buatan Serpong ini hanya sebesar 240 watt. Pada alat ini juga disematkan sensor yang mampu mendeteksi banyaknya orang di ruangan secara otomatis. Untuk perawatannya, cukup dilakukan seminggu sekali dengan menambahkan air plus 0,1 persen disinfektan atau sabun pada tangki.
Teknologi ini dirancang untuk menjangkau ruangan berukuran 6x6 meter. Oleh karena itu, kata Nurul, Attact sangat sesuai digunakan di rumah atau fasilitas umum seperti perkantoran, fasilitas kesehatan, rumah ibadah, restoran, dan ruang publik lainnya.
Pembersih udara yang telah memiliki paten ini lulus uji bakteri dari IPB University dan sudah dilisensikan ke PT Nanobubble Karya Indonesia. Attact juga telah melewati uji klinis di Laboratorium Biosafety Level–3 (BSL-3) LIPI yang ada di Cibinong. Produk teknologi ini telah terjual lebih dari 100 unit.
Alat ini juga telah dihibahkan pemerintah kepada sejumlah rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. Salah satunya adalah RSUD Dr Soetomo Surabaya yang menerimanya pada Februari 2021 lalu. “Harapan kami, dengan alat-alat ini kita bisa membantu meringankan beban tenaga kesehatan di rumah sakit. Karena dengan begitu disinfeksi ruangan bisa dilakukan oleh mesin. Ini merupakan salah satu bakti pemerintah dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rumah sakit umum," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Agus Haryono.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari