Indonesia.go.id - Guru Haji Ismail Mundu, Kerendahan Hati Ulama Melayu

Guru Haji Ismail Mundu, Kerendahan Hati Ulama Melayu

  • Administrator
  • Minggu, 19 Mei 2019 | 17:00 WIB
SEJARAH
  Guru Haji Ismail Mundu. Foto: Dok. Kemendikbud

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Islam terbesar di dunia. Berbagai hikayat tentang keislaman dan pemuka agama atau ulama di seluruh Tanah Air banyak ditorehkan. Dari sejarah awal penyebaran Islam di Indonesia hingga tokoh ulamanya.

Salah satu sejarah besar keislaman dan tokoh ulama Indonesia ada di Kalimantan Barat. Guru Haji Ismail Mundu. Seorang ulama rendah hati yang memilih mendengar dan bertanya kepada rekan sesama pemuka agama sejawatnya.

Tak ingin menonjolkan kapasitas pengetahuan keislamannya. Meskipun kadang ulama yang berkumpul bersama Guru Haji Ismail Mundu ilmu keislamannya belum setaraf dengan dirinya. Guru Haji Ismail Mundu memilih sikap menghormati daripada menyanggah rekan sesama ulama.

Walaupun Guru Haji Ismail Mundu adalah seorang ulama besar di Kalimantan Barat, tepatnya di Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya (dulu Kabupaten Pontianak), namun sebenarnya leluhur dia berasal dari Suku Bugis, Sulawesi Selatan. Guru Haji Ismail Mundu masih memiliki keturunan ‘darah biru’ dengan Kerajaan Sawitto di Sulawesi Selatan.

Guru Haji Ismail Mundu lahir tahun 1870 dari pasangan Daeng Abdul Karim Jailani alias Daeng Talengka dan Zahra alias Wak Soro. Ayah Guru Haji Ismail Mundu merupakan Mursyid Thariqah. Sedangkan ibunya berasal dari Kakap, Kalimantan Barat.

Kemampuan mumpuni Guru Haji Ismail Mundu terhadap keislaman sebenarnya telah menonjok sejak ia masih anak-anak. Guru Haji Ismail Mundu pertama kali belajar mengaji pada usia 7 tahun dengan pamannya sendiri yaitu Haji Muhammad bin Haji Ali. Dalam kurun waktu tujuh bulan belajar mengaji, Guru Haji Ismail Mundu mampu mengkhatamkan Al Quran.

Beranjak remaja, ayahanda Guru Haji Ismail Mundu menyuruhnya supaya kembali memperdalam ilmu keislaman. Lantas Guru Haji Ismail Mundu belajar kepada beberapa ulama terkemuka di Kalimantan Barat, seperti salah satunya Haji Abdullah Bilawa yang digelari Ulama Batu Penguji. Kepada beberapa ulama tersebut, Guru Haji Ismail Mundu mempelajari khasanah kitab ilmu agama Islam sekaligus menghafalnya.

Guru Haji Ismail Mundu terhitung hingga empat kali menunaikan ibadah berhaji ke Tanah Suci Makkah. Usia 20 tahun adalah pertama kalinya Guru Haji Ismail Mundu berangkat menunaikan ibadah haji ke Makkah.

Ternyata ketika Guru Haji Ismail Mundu berada di Makkah, dia juga menemukan jodohnya yang bernama Ruzlan. Seorang gadis keturunan Suku Habsyi. Mereka lantas melangsungkan pernikahan di Makkah usai Guru Haji Ismail Mundu selesai berhaji. Sayangnya, pernikahan tersebut tidak mampu bertahan selamanya. Istri Guru Haji Ismail Mundu meninggal dunia dan belum sempat memberikan anak.

Guru Haji Ismail Mundu pulang kembali ke Indonesia. Ia kembali menemukan jodohnya bernama Hajjah Aisyah. Takdir yang sama seperti pernikahan awal Guru Haji Ismail Mundu kembali dialami. Hajjah Aisyah meninggal dunia dan juga belum sempat memberikan keturunan.

Pernikahan ketiga Guru Haji Ismail Mundu adalah bersama sepupunya sendiri yakni Hafifa binti Haji Sema’Ila. Dari pernikahan ini, Guru Haji Ismail Mundu dikarunai dua anak laki-laki dan seorang perempuan. Namun kembali, Guru Haji Ismail Mundu diuji. Istri ketiganya meninggal dunia. Begitu juga seluruh anaknya meninggal dunia saat masih anak-anak.

Kemudian pernikahan keempat Guru Haji Ismail Mundu dilakukan bersama wanita keturunan Arab Saudi bernama Hajjah Asmah. Setelah menikah, Guru Haji Ismail Mundu bersama istrinya kembali berangkat melaksanakan berhaji kedua kalinya. Di Makkah, selain berhaji, Guru Haji Ismail Mundu juga belajar makin memperdalam ilmu keislamannya kepada Mufti Makkah Sayid Abdullah Azzawawi.

Guru Haji Ismail Mundu juga pernah didaulat menjadi Mufti Kerajaan Kubu, Kalimantan Barat. Kemampuan ilmu keislamannya membuat pihak kerajaan memberikan amanah kepadanya sebagai sumber rujukan masalah-masalah keislaman. Kendati demikian, Guru Haji Ismail Mundu tetap tak terkesan hebat. Cara penyampaian penjelasan masalah keislaman Guru Haji Ismail Mundu lebih mengesankan perbincangan santai dan dialog seperti saling belajar.

Guru Haji Ismail Mundu bagi masyarakat yang tinggal di Teluk Pakedai, Kalimantan Barat, adalah ulama teladan dan panutan. Kehadiran Guru Haji Ismail Mundu di Teluk Pakedai untuk menetap sambil menyiarkan Islam mampu mengubah ciri daerah yang beringas dan tanpa aturan menjadi tertib, sesuai tuntunan Islam dan religius. (K-HL)

Berita Populer