Untuk mencapai tujuan bebas emisi, Indonesia memerlukan dukungan internasional. Terutama, dalam hal pendanaan dan kerangka kebijakan.
Y20 di bawah kepemimpinan Indonesia dapat dimanfaatkan untuk berpikir lebih luas dengan mengeksplorasi hal-hal inovatif. Sehingga bisa mengalokasikan sumber daya lewat transformasi struktural, semisal retraining dan rescaling.
Dominasi Omicron di Indonesia mencapai 98 persen. Tiga persen kematian terjadi pada balita dan 49 persen pada lansia. Anak balita pun perlu dibiasakan dengan prokes.
Kinerja ekspor di periode Januari 2022 secara tahunan masih tumbuh, baik migas maupun nonmigas.
Sidang paripurna kabinet memutuskan bahwa APBN 2023 akan kembali ke aturan dengan defisit di bawah 3%. Banyak peluang tingkatkan Produk Domestik Bruto (PDB). Inflasi global bisa menjadi ancaman.
Dengan dorongan alat-alat mekanik dan penyediaan sarana produksi, program IP 400 mengajak petani menanam dan panen padi empat kali setahun. Targetnya 22--26 ton padi kering per hektare per tahun.
Plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) dinaikkan sebesar Rp373,17 triliun dengan subsidi bunga 3% hingga Juni 2022. Kebijakan ini untuk memotivasi UMKM yang terdampak akibat adanya pandemi Covid-19.
Presidensi G20 jadi momentum Indonesia untuk mendorong partisipasi petani dan UMKM sektor pangan menuju pasar global.
Tidak ada satu negara pun yang bisa bangkit sendirian. Semua negara harus saling membantu agar tidak ada yang terisolasi.
Dalam peringkat global, indeks demokrasi Indonesia bertengger di posisi 52, naik 12 tingkat dari 2020. Sejak 2006, indeks demokrasi Indonesia bergerak di kisaran 6,30–7,03.