Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah LIPI menerbitkan ISSN yang merupakan tanda pengenal unik setiap terbitan berkala yang berlaku global.
Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah (PDDI) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai penerbit International Standard of Serial Number (ISSN) meluncurkan aplikasi baru, ISSN 2.0 yang dilakukan lewat zoom webinar "Sosialisasi Daring Penggunaan Aplikasi ISSN 2.0", Rabu (30/6/2021). Peluncuran ISSN 2.0 ini untuk membantu meningkatkan layanan penerbitan jurnal ilmiah di Indonesia bahkan dalam kondisi pandemi sekalipun. Acara ini dibuka oleh Pelaksana tugas Kepala PDDI LIPI Hendro Subagyo.
PDDI LIPI terhitung sejak 16 Maret 2020 telah menghentikan layanan konsultasi tatap muka karena mulai merebaknya pandemi di tanah air. Layanan ini digantikan menjadi daring lewat aplikasi zoom atau Google Meet sejak 20 Agustus 2020 dan dilakukan hanya pada Rabu dan Jumat, pukul 09.00-11.00 WIB. Bentuknya semacam kelas konsultasi dengan durasi 15 menit.
Aplikasi ISSN 2.0 ini merupakan lanjutan dari platform sejenis, ISSN 1.0. Kepala Subkoordinator Layanan ISSN PDDI Andre Sihombing mengatakan, terdapat beberapa informasi terbaru dalam ISSN 2.0 termasuk penghapusan biaya layanan penerbitan ISSN sesuai dengan Surat Keputusan Kepala LIPI nomor 66/F/2021. Peraturan ini sudah berlaku sejak 25 Maret 2021 lalu. Penghapusan biaya layanan ini menurut Andre untuk mempercepat dan meningkatkan pelayanan dan proses penerbitan ISSN itu sendiri.
Hal lain terkait aplikasi ISSN 2.0, seperti dijelaskan Andre, merupakan keharusan adanya surat permohonan yang dikeluarkan oleh lembaga, institusi, atau yayasan berbadan hukum. Paling tidak memiliki akta pendirian badan usaha yang diterbitkan oleh notaris. Selain itu, perlu dilampirkan surat perjanjan kerja sama. Kondisi ini dilakukan jika pengelola memiliki kerja sama dalam pengelolaan terbitan dengan lembaga lain, seperti asosiasi.
Untuk pengajuan ISSN media online, berkas halaman depan, daftar isi dan dewan redaksi, menggunakan tangkapan layar dari halaman situs terbitan. "Sementara untuk pengajuan ISSN media cetak, berkas halaman depan, daftar isi dan dewan redaksi harus tercantum judul, edisi, dan ruang untuk meletakkan ISSN. Terakhir, peserta wajib melakukan serah simpan terbitan,” kata Andre.
Menurut Andre, pada aplikasi ISSN 2.0 ini ada beberapa peraturan serta fitur baru. “Peserta mendaftar terlebih dahulu untuk mendapatkan akun pengelola. Setelah itu di dalamnya baru bisa mengelola beberapa terbitan," katanya. Selain itu, di dalam akun tersebut juga tersedia fitur deteksi pengajuan ganda, penyesuaian field. Masih ada lagi fitur penambahan field, otomasi pembinaan ISSN, perubahan data real time, dashboard proses penerbitan ISSN, dan lain-lain. Dalam webinar ini pun Andre memberikan simulasi penggunaan aplikasi ISSN 2.0.
Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah LIPI bertugas dan berwewenang untuk melakukan pemantauan atas seluruh publikasi terbitan berkala yang diterbitkan di Indonesia. Sebagai bagian dari tanggung jawab tersebut, PDDI menerbitkan ISSN yang merupakan tanda pengenal unik setiap terbitan berkala yang berlaku global.
ISSN diberikan oleh International Serial Data System (ISDS) yang berkedudukan di Paris, Prancis. ISSN diadopsi sebagai implementasi ISO-3297 di tahun 1975 oleh Subkomite nomor 9 dari Komite Teknik nomor 46 ISO. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. Untuk regional Asia pusatnya terdapat di Thai National Library, Bangkok, Thailand. Sementara PDDI LIPI merupakan satu-satunya ISSN National Centre untuk Indonesia.
Seperti tercantum di dalam laman situs www.issn.lipi.go.id, berdasarkan jenis terbitannya, sebanyak 98 persen adalah karya ilmiah atau sekitar 2.259 terbitan dan sisanya 2 persen (55 terbitan) merupakan karya populer. Bukan itu saja, karena berdasarkan media terbitannya masih dikuasai 61 persen format cetak (27.451 terbitan) kemudian 39 persen format online (17.357 terbitan).
Terdapat 10 kategori besar yang telah mendapatkan ISSN. Mereka berjumlah 34.974 terbitan dengan kategori karya umum menempati urutan teratas dengan 7.440 terbitan (17,08 persen), diikuti pendidikan dengan 7.006 terbitan (16,08 persen). Terakhir, rekor statistik penerbitan tahunan terbanyak terjadi pada tahun 2018 ketika terdapat 6.079 terbitan dalam setahun. Sedangkan pada 2019 terdapat 4.868 terbitan setahunnya dan hingga akhir semester pertama 2021 sudah ada 4.245 terbitan memanfaatkan ISSN.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari