Penandatanganan itu disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Macron, menjadi tonggak strategis hubungan bilateral yang telah terjalin selama 75 tahun.
Momentum kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon dan Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Budaya Indonesia–Prancis, Rabu (28/5/2025), di Istana Merdeka, Jakarta.
Penandatanganan itu disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Macron, menjadi tonggak strategis hubungan bilateral yang telah terjalin selama 75 tahun.
Kerja sama itu merupakan implementasi konkret dari Deklarasi Bersama Indonesia–Prancis tentang Strategi Kebudayaan yang sebelumnya diteken kedua kepala negara. Kedua dokumen tersebut memperkuat arah kolaborasi menuju Kemitraan Strategis Kebudayaan Indonesia–Prancis 2050, sebagai bagian dari visi jangka panjang menuju 100 tahun hubungan diplomatik pada 2050.
“MoU ini adalah wujud operasional dari visi budaya bersama kedua Presiden. Fokusnya pada pelestarian warisan budaya, digitalisasi arsip, penguatan kapasitas SDM, hingga promosi industri budaya seperti film, musik, wastra, dan kuliner,” ujar Fadli Zon.
MoU ini tidak hanya memperkuat diplomasi budaya, tetapi juga menyentuh isu sensitif seperti pelacakan asal-usul (provenance) benda budaya dan repatriasi koleksi bersejarah berdasarkan prinsip etik. Kedua negara berkomitmen mencegah pergerakan ilegal artefak budaya, sejalan dengan standar internasional.
Tak hanya itu, kerja sama ini juga mencakup inisiatif konkret seperti: Indonesia-France Film Lab, Borobudur Cultural Center, Partisipasi seniman Indonesia di Cité internationale des arts, Paris, Pertukaran kurator dan konservator, dan Festival budaya bersama.
“Kami ingin memperkuat dialog lintas generasi, khususnya generasi muda dan pelaku budaya kontemporer. Budaya adalah pilar strategis dalam geopolitik global,” tegas Fadli.
Dalam kerangka Visi Bersama 2050, budaya diposisikan sebagai kekuatan lunak (soft power) yang mengikat bangsa-bangsa dalam dunia yang semakin kompleks. Presiden Prabowo menekankan bahwa kerja sama ini adalah bagian dari strategi besar menjadikan Indonesia dan Prancis sebagai pilar stabilitas geoekonomi dan sosial-budaya dunia.
Kementerian Kebudayaan RI juga membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya antara komunitas budaya, institusi pendidikan, dan industri kreatif kedua negara.
“Melalui pendekatan inklusif dan kolaboratif, kami ingin menciptakan nilai tambah kultural dan ekonomi yang saling menguntungkan,” tutup Fadli.
Penandatanganan MoU itu menjadi salah satu capaian utama kunjungan Presiden Macron ke Indonesia, sekaligus menandai dimulainya babak baru hubungan bilateral yang lebih inklusif, inovatif, dan berdampak jangka panjang dalam bidang kebudayaan.
Penulis: Pasha Yudha Ernowo
Redaktur: Untung S
Berita in sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/922051/indonesia-prancis-teken-mou-budaya-menuju-visi-bersama-2050