Indonesia.go.id - TNI Kawal Paket Obat Isoman Gratis untuk Rakyat

TNI Kawal Paket Obat Isoman Gratis untuk Rakyat

  • Administrator
  • Sabtu, 17 Juli 2021 | 08:30 WIB
COVID-19
  Prajurit TNI dan persolnel Polri menyiapkan bahan pangan bagi warga yang tinggal di zona tertutup Dusun Bulurejo Desa Bantengan, Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. ANTARA FOTO/ Siswo Widodo
Pemerintah menggulirkan 300 ribu paket obat gratis untuk pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Prajurit TNI mengawal penyaluran paket obat itu hingga tingkat desa.

Sebagai upaya pemerintah meringankan beban rakyat di masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, pemerintah memberikan ratusan ribu paket obat gratis untuk terapi Covid-19 bagi pasien isolasi mandiri (isoman).

"Untuk tahap sekarang ini yang akan dibagikan adalah 300 ribu paket untuk yang melakukan isolasi mandiri di Pulau Jawa dan Bali. Kemudian akan dilanjutkan dengan 300 ribu paket lagi untuk yang di luar Jawa," ujar Presiden Joko Widodo, saat peluncuran bantuan sosial dan obat-obatan gratis untuk rakyat terdampak Covid-19 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/7/2021).

Adapun, paket obat terapi pasien Covid-19 ini terdiri dari tiga jenis. Obat-obatan tersebut untuk dikonsumsi pasien isoman selama tujuh hari. Paket 1, untuk pasien orang tanpa gejala (OTG), berupa tablet multivitamin. Paket 2 untuk pasien bergejala demam dan hilang indra penciuman atau anosmia, berupa vitamin dan obat. Untuk paket ini membutuhkan konsultasi dan resep dokter puskesmas.

Sedangkan, paket 3 untuk pasien bergejala demam dan batuk, berupa vitamin dan obat terapi Covid-19. Paket ini juga membutuhkan konsultasi dan resep dari dokter.

Paket sebanyak 300 ribu boks obat itu terdiri dari 10 persen paket OTG, 60 persen paket gejala demam dan anosmia, serta 30 persen paket gejala ringan demam disertai batuk. Pembagian alokasi penyaluran obat tersebut berdasarkan jumlah kasus aktif yang menjalani isolasi mandiri di masing-masing kabupaten dan kota. Hingga 15 Juli 2021, jumlah pasien Covid-19 aktif mencapai 480.199 orang, terdiri dari pasien yang dirawat di fasilitas kesehatan, isoman, maupun OTG.

Presiden Jokowi menambahkan, seluruh obat paket terapi untuk pasien isoman tersebut diproduksi oleh BUMN farmasi. Ia juga memerintahkan pendistribusian obat untuk rakyat itu dikoordinasikan oleh Panglima TNI bekerja sama dengan pemerintah daerah sampai pemerintah.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan, dalam pendistribusian paket obat terapi Covid-19, TNI melalui jajaran kesehatan kodam, termasuk kodim, koramil, dan bintara pembina desa (babinsa) akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dinas kesehatan, dan jajaran kepolisian.

Bagaimana cara mendapatkan paket ini? Panglima TNI menerangkan, pemberian paket ini dilakukan berdasarkan data pasien Covid-19 yang melakukan isoman yang dimiliki oleh puskesmas atau bidan-bidan desa. Masyarakat yang melakukan isoman segera melaporkan diri ke puskesmas dan bidan setempat.

Pihak TNI juga memastikan akan mengawasi setiap jenjang pendistribusian paket obat isoman gratis untuk rakyat tersebut. Paket obat tersebut akan ditempatkan di kantor kodim.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan juga telah melakukan layanan konsultasi dan pengiriman obat gratis melalui layanan telemedisin bagi pasien Covid-19 isolasi mandiri di lima wilayah yakni, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Mengamankan Stok Obat

Pemerintah mengambil langkah tersebut karena peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 telah memicu tingginya kebutuhan obat terapi maupun suplemen bagi pasien Covid-19. Untuk menjamin ketersediaan obat, pemerintah meminta industri obat, pedagang besar farmasi (PBF), dan pelaku usaha lainnya untuk tidak menahan stok obat bagi masyarakat.

Plt Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, drg Arianti Anaya memastikan, kendati ada peningkatan permintaan, pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan obat terapi Covid-19 agar tidak terjadi kekurangan stok.

Sampai 10 Juli 2021, stok obat terapi Covid-19 secara nasional masih tersedia cukup banyak, antara lain, Oseltamivir kapsul ada 11,6 juta tablet, Favipiravir 24,4 juta tablet, dan Remdesivir 148.891 vial.

Kemudian Azithromycin 12,3 juta tablet dan Tocilizumab 421 tablet. Tocilizumab hanya digunakan untuk kasus kritis, artinya ketersediaan saat ini sudah mencukupi, dan pemerintah juga telah menambah stok Tocilizumab. Diharapkan dalam minggu ini stok bertambah.

Selanjutnya stok multivitamin sebanyak 75,9 juta tablet. Semua stok obat tersebut ada di dinas kesehatan provinsi, instalasi farmasi pusat, industri farmasi, PBF, rumah sakit, dan apotek.

Kemenkes pun telah membuat aplikasi yang memungkinkan masyarakat dapat mengakses ketersediaan obat di apotek sebelum membelinya. Stok obat Covid-19 dapat diakses melalui laman Kementerian Kesehatan https://farmaplus.kemkes.go.id/. Aplikasi Farmaplus ini bakal terus dikembangkan sampai ke seluruh jaringan apotek tanah air.

Namun demikian, pihak Kemenkes mengingatkan pembelian obat terapi Covid-19 tetap harus disertai resep dari dokter, kecuali untuk pembelian vitamin. Apabila penggunaan obat terapi Covid-19 tidak sesuai dengan resep dokter dan kondisi pasien justru menimbulkan risiko lebih buruk bagi kesehatan pasien.

Menteri BUMN Erick Thohir juga menegaskan pihak BUMN farmasi akan terus menambah kapasitas produksi untuk obat-obatan Covid-19 maupun bekerja sama dengan produsen farmasi swasta nasional dan luar negeri.

Satu hal, pemerintah tidak main-main menyikapi  gejolak harga obat ini. Selain menetapkan harga eceran tertinggi (HET) obat terapi Covid-19, aparat keamanan sejak diberlakukan PPKM Darurat gencar melakukan pengawasan serta penegakan hukum bagi sejumlah pedagang obat dan farmasi di sejumlah daerah.

Di antaranya, Aparat Polda Metro Jaya telah menyegel kios pedagang obat di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, yang terbukti menaikkan harga obat terapi dan suplemen pasien corona, menyegel gudang obat di Kalideres, Jakarta Barat. Begitu pula aparat Polda Jatim menangkap spekulan obat dan suplemen Covid-19 di Surabaya.

Polisi juga telah menyidak sejumlah apotek untuk memantau harga dan ketersediaan obat.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari