Indonesia.go.id - Hidangan Hangat Presiden Jokowi, Ubi Borang dan Ibu Kota Baru

Hidangan Hangat Presiden Jokowi, Ubi Borang dan Ibu Kota Baru

  • Administrator
  • Senin, 30 Agustus 2021 | 10:17 WIB
DIALOG KENEGARAAN
  Presiden Joko Widodo, melaksanakan pertemuan dengan para ketua umum partai politik koalisi di Istana Negara, Jakarta pada Rabu, 25 Agustus 2021. SETPRES
Pertemuan Presiden Jokowi dengan para ketua partai pendukung membahas isu transformasi, penanggulangan pandemi, hingga otonomi daerah serta ibu kota baru. Tak ada isu reshuffle.

Konsumsi rumah tangga adalah penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Sudah berpuluh tahun begitu, dengan menyumbang 56–59 persen pada  produk domestik bruto (PDB). Sangat dominan perannya. Walhasil, bila konsumsi rumah tangga melemah maka pertumbuhan ekonomi nasional pun melambat.

Kondisi ketergantungan itu perlu berubah, dengan menambah porsi surplus nilai ekspor terhadap impor. Pengeluaran masyarakat pun perlu didorong ke arah kebutuhan produktif (barang modal), yang dalam statistik ekonomi sering disebut sebagai komponen pembentukan model tetap bruto. Presiden menyatakan, perubahan menuju transformasi ekonomi perlu terus digulirkan.

Tema transformasi ekonomi ini menjadi salah satu dari lima isu yang dihidangkan Presiden Jokowi kepada ketua umum partai-partai pendukung di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/8/21) sore. Transformasi akan terus digulirkan dengan memperkuat industri, khususnya industri pengolahan atas bahan mentah yang dihasilkan dari bumi Indonesia.    

Hadir dalam pertemuan tersebut Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa, serta  Ketum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan.

“Semua komoditas yang kita punya sekarang ini, kita dorong untuk bisa melakukan hilirisasi. Salah satu komoditas yang didorong menghilir itu, antara lain, nikel. Dalam waktu 3 atau maksimal 4 tahun semuanya akan berubah menjadi barang jadi. Yang  paling penting adalah di litium baterai, baterai listrik, baterai mobil listrik. Ini yang nanti akan menyebabkan nilai tambahnya meningkat dengan sangat besar,” ujar Presiden Jokowi.

Selain nikel, komoditas lain yang akan menjalani hilirisasi adalah bauksit (bahan baku aluminium). Menurut Presiden Jokowi, pabrik pengolahannya telah siap beroperasi, dan langsung  dapat  mengekspor produknya ke sejumlah negara. Begitu halnya dengan kelapa sawit yang memiliki banyak  produk turunan yang dapat dilakukan hilirisasi. Dengan hilirasi, menurut Presiden Jokowi pula, nilai tambah suatu komoditas bisa terbentuk dan menyebar di dalam negeri.

‘’Termasuk pula yang berkaitan dengan produksi pertanian seperti porang,” kata Presiden Jokowi menambahkan. Umbi porang disebutnya memiliki potensi  besar untuk menjadi primadona ekspor. Selain mudah dibudidayakan dan bisa ditanam di tanah-tanah marginal, porang bisa diolah menjadi berbagai macam produk seperti beras, agar-agar, bahan untuk mi, hingga bahan untuk kosmetik.

Porang juga dinilai akan menjadi makanan pokok masa depan karena rendah kalori, rendah karbo, dan relatif bebas gula. “Makanan sehat ke depan ya ini (porang),” katanya, sambil tertawa.

Ikhwal transformasi ekonomi ini sangat sering disampaikan oleh Presiden Jokowi. Pada 2020, konsumsi rumah tangga (KRT) itu menyumbang 57 persen pada PDB. Kenaikan persentase KRT sering mengindikasikan melemahnya belanja barang modal masyarakat dan/atau merosotnya ekspor.

Negara-negara industri maju biasanya dicirikan dengan porsi KRT yang rendah seperti di Tiongkok 37 persen, Singapura 33 persen, Belanda 41 persen, Korea Selatan 47 persen, dan negara-negara Eropa Barat di sekitar 50 persen.

Sementara itu, pada negara yang belum cukup maju, PDB-nya banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga, seperti Albania 83 persen, Pakistan 80 persen, Bangladesh 69 persen, Kamboja 20 persen, dan Filipina 71 persen.

Tren Penurunan Kasus

Hidangan kedua yang disajikan Presiden Jokowi adalah laporan tentang pananggulangan Covid-19. Presiden Jokowi menyebut, fluktuasi kasus hariannya masih sulit diduga, meski secara umum muncul tren penurunan kasus.

Alhamdulillah, pada 24 Agustus kemarin, (angka kasus harian) kita sudah berada di  angka 19 ribu, turun dari 56 ribu. Proses belajar juga kita lakukan. Saya telepon beberapa negara yang kita anggap berhasil melakukan pengendalian. Kita coba memodifikasi untuk  pengendalian di Indonesia,” ujar Presiden Jokowi, di depan para pemimpin partai yang duduk saling terpisah dalam rangka prokes.

Lonjakan sudah melandai. Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) pada pertengahan Mei, menurut Presiden Jokowi, sempat berada di 29 persen. Tapi, katanya, pada Juli melompat ke hampir sebanyak 80 persen secara nasional. 

“Hari ini, kita sudah bisa turunkan lagi menjadi 30 persen. Ini juga patut kita syukuri. Semua bekerja. TNI-Polri, kementerian, BUMN, pemerintah, dan pemerintah daerah, semuanya ramai-ramai, bekerja,” bebernya.

Angka kesembuhan nasional juga mengalami peningkatan yang baik dan sudah berada di atas angka rata-rata dunia. Saat ini, tingkat kesembuhan Indonesia berada pada angka 89,97 persen, sementara rata-rata dunia pada angka 89,5 persen. ‘’Yang masih belum bisa kita selesaikan, ini yang saya selalu sampaikan ke Menteri Kesehatan, selalu saya sampaikan ke pemerintah daerah, adalah angka kasus kematian. Ini bisa ditekan terus,” tambahnya.

Terkait vaksinasi, dari sisi jumlah orang yang disuntik, capaian di Indonesia berada pada peringkat ke-4 di dunia dari total 220 negara, setelah India, Amerika Serikat, dan Brazil. Hingga saat ini, program vaksinasi nasional telah menjangkau 58,7 juta orang.

Berdasarkan total dosis suntikan, Indonesia saat ini berada di peringkat ke-7 di dunia, dengan total suntikan mencapai 91,9 juta dosis. Posisi Indonesia hanya kalah dari Jerman, Jepang, Brazil, Amerika Serikat, India, dan Republik Rakyat Tiongkok.

Dua isu hangat itulah yang menjadi hidangan utama dalam silaturahmi Presiden Jokowi dengan para ketua umum partai pendukung. Dari dua isu itu Presiden Joko Widodo mengajak tamunya bersama-sama mengevaluasi implementasi otonomi daerah, untuk tata kelola pemerintahan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih responsif.

Dalam acara itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan rencananya terkait pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), dengan rencana tapak (siteplan) dan istana kepresidenannya kelak. Rancangan UU IKN atas inisiatif pemerintah telah diserahkan ke DPR dan siap untuk dibahas. Seusai menyampaikan uraiannya, Presiden Jokowi mendengarkan tanggapan dan saran dari para pemimpin partai.

 

 

Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari