Indonesia.go.id - Forum G20 Ajang Pembuktian Energi Ramah Lingkungan

Forum G20 Ajang Pembuktian Energi Ramah Lingkungan

  • Administrator
  • Kamis, 10 Maret 2022 | 07:05 WIB
G20
   Indonesia menggunakan momentum G20 untuk menampilkan keseriusan dalam mendorong transisi energi dari ketergantungan energi fosil kepada energi baru terbarukan. ANTARA FOTO
Forum G20 di Bali maupun Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, menjadi ajang menampilkan kemampuan Indonesia dalam menerapkan transisi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

Salah satu prioritas isu yang diusung Indonesia dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 adalah mendorong transisi energi bagi keberlanjutan ekosistem global. G20 diyakini bisa menjadi momentum memantapkan komitmen bersama dalam penguatan kerja sama dan sinergi antarpemerintah, akademisi, dan industri untuk menciptakan ekosistem transisi energi yang optimal.

Presidensi G20 di Indonesia, diyakini akan jadi momentum kebangkitan dan kemandirian industri energi nasional, dalam menghadapi permasalahan perubahan iklim yang menjadi ancaman global.

Selaku pemegang keketuaan G20, Indonesia tidak menyia-nyiakan momentum tersebut untuk menampilkan keseriusan dalam mendorong transisi energi dari ketergantungan energi fosil kepada energi baru terbarukan.

Dalam hal ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi penjuru dalam menyokong pameran (showcase) implementasi EBT yang sudah diterapkan di tanah air. Termasuk pemakaian energi ramah lingkungan selama kegiatan maupun transportasi di lokasi G20.  

PT PLN sendiri telah menyiapkan infrastruktur EBT di Bali maupun Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. BUMN kelistrikan itu menyiapkan 36 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap atau photovoltaic rooftop di Bali dengan total kapasitas 869 kilowattpeak (kWp). Keberadaan infrastruktur ini untuk mendukung gelaran KTT G20.

PLTS atau terdiri dari susunan modul panel fotovoltaik sebagai penangkap sinar surya yang terpasang di atap bangunan atau bagian lain dari bangunan.

Selain lebih ramah lingkungan dan mendukung program energi bersih dari energi terbarukan, panel itu juga menghemat biaya tagihan listrik. Daya yang dihasilkan dari PLTS Atap nantinya akan otomatis memotong tagihan listrik pengguna maksimal 65 persen dari total daya yang dihasilkan oleh PLTS Atap.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dukungan PLN sangat penting dalam penyelenggaraan KTT G20 November mendatang. Selain PLTS atap, juga tengah membangun PLTS apung yang berlokasi di muara Tukad Badung dengan kapasitas minimal 1 MWp.

Pembangunan PLTS tersebut merupakan bukti konkret program transisi energi Indonesia menuju era EBT. Lewat forum G20 inilah masyarakat Bali dan dunia menyaksikan langsung penerapan energi hijau di Pulau Dewata.

"Saya pesan ke PLN untuk juga turut andil untuk mendukung pembangunan panel surya yang mampu memudahkan kegiatan proses penyemaian bibit mangrove yakni dari proses pompa air laut, hingga penyiraman dan pengaliran air laut," tutur Menko Luhut.

PLN memastikan pihaknya mempercepat pembangunan berbagai infrastruktur pendukung khususnya yang berbasis EBT. Ada tiga konsentrasi pembangunan infrastruktur EBT untuk menyokong kegiatan G20 di Bali.

Konsentrasi pertama, pemasangan photovoltaic pada 35 atap gedung milik PLN dan 1 gedung milik PT Indonesia Power yang ditargetkan rampung pada Juli 2022. Proyek kedua adalah PLTS Hybrid di Pulau Nusa Penida. Proyek tersebut mampu memasok pasokan listrik hingga 3,5 MW.

"Penambahan pembangkit ini menjadi langkah antisipatif dalam menghadapi lonjakan kebutuhan listrik yang diperkirakan naik sebesar 20 persen jelang KTT G20," ungkap Direktur Bisnis Regional Jawa Madura dan Bali PLN Haryanto WS, Rabu (2/3/2022).

Selama KTT G20 yang digelar November 2022, para delegasi akan dilayani oleh 656 mobil listrik. Karena itu, PLN bekerja sama dengan Hyundai membangun 60 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging dan 21 SPKLU Fast Charging di beberapa lokasi strategis di Bali. Ditambah dengan 150 home charging. Pembangunan fasilitas tersebut ditargetkan selesai pada Agustus 2022.

Penyediaan infrastruktur listrik ramah lingkungan juga dilakukan di Kawasan Labuan Bajo. PT PLN sebelumnya telah membangun PLTS skala kecil untuk menerangi pulau-pulau di sekitar Labuan Bajo.

"Labuan Bajo merupakan salah satu lokasi yang didorong untuk menjadi tempat penyelenggaraan berbagai acara Presidensi G20. Ada sekitar delapan events yang akan dihelat di sini, antara lain, 2nd Sherpa Meeting serta beberapa pertemuan tingkat working group," ujar Susiwijono Moegiarso selaku Ketua Sekretariat Gabungan Bidang Sherpa Track dan Finance Track, Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia 2022.

Adanya PLTS di lokasi terpencil membuktikan komitmen PLN untuk mendorong penggunaan EBT, tidak hanya dengan melakukan transisi energi pada pembangkit listrik besar. Pemakaian mesin genset berbahan bakar diesel bergeser ke tenaga surya.

Perubahan itu yang dirasakan masyarakat di Pulau Messah, Pulau Papagarang, Pulau Serata Maranu, dan Pulau Batu Tiga Boleng. Mereka sebelumnya berpatungan bayar sewa genset Rp10 ribu per hari. Kini seluruh rumah tangga di pulau-pulau itu sudah menikmati aliran listrik PLTS.

Kehadiran listrik murah dapat mendukung berbagai usaha masyarakat setempat, kebanyakan nelayan. Antara lain, usaha es batu, pertukangan dengan skap listrik, isi ulang air galon, dan usaha penyimpanan hasil penangkapan ikan dengan alat pendingin (cold storage).

Untuk mendukung berbagai kegiatan Presidensi G20 di Labuan Bajo, PLN telah merekonfigurasi konstruksi jaringan listrik saluran kabel tanah di Kawasan Labuan Bajo sebagai Kawasan DPSP (Destinasi Pariwisata Super Prioritas), yang meliputi kawasan Puncak Waringin, Kampung ujung, Marina, Kampung Tengah, Jl. Pantai Pede, dan kawasan perhotelan.

Saat ini total daya mampu kelistrikan Labuan Bajo pada Sistem Kelistrikan Flores sebesar 98 MW. Dengan perkiraan beban puncak saat acara Presidensi G20 sebesar 80 MW, dan memiki cadangan sebesar 18 MW.

Sejauh ini bauran EBT di Flores sudah mencapai 15,24 persen. Pembangkit EBT yang ada di NTT sudah menggunakan sumber energi dari panas bumi, hidro, dan surya.

Kemanfaatan dari PLTS bagi masyarakat Labuan Bajo inilah yang dapat dipamerkan kepada dunia sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam program transisi energi.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari