Realisasi investasi sepanjang Januari–September 2023 mencapai Rp1.053,1 triliun atau meningkat 18,0%. Investasi hilirisasi Rp266 triliun atau 25,3% dari total realisasi investasi periode itu.
Data terbaru Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tentang realisasi investasi triwulan III (Juli–September) 2023 mencapai Rp374,4 triliun. Jumlah itu meningkat sebesar 7,0%, dibanding dengan periode sebelumnya dan sebesar 21,6% dibanding periode yang sama di 2022.
Data realisasi investasi secara kumulatif sepanjang periode Januari–September 2023 mencapai Rp1.053,1 triliun atau meningkat sebesar 18,0% dibanding dengan periode yang sama pada 2022. Nilai tersebut sudah mencapai 75,2% dari target 2023, yakni sebesar Rp1.400 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan capaian itu dalam konferensi persnya pada 20 Oktober 2023 di Kantor Kementerian Investasi/BKPM. Agar menjadi negara maju di 2045, Indonesia membutuhkan investasi hilirisasi senilai USD545,3 miliar untuk 21 komoditas di delapan sektor prioritas sesuai Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis yang disusun Kementerian Investasi/BKPM.
Ia menyebut, investasi hilirisasi periode Januari--September 2023 mencapai Rp266 triliun, ini mencakup 25,3% dari total realisasi investasi periode ini. “Lewat hilirisasi, kita ciptakan lapangan pekerjaan berkualitas. Jangan diartikan hilirisasi itu nikel saja, ada kehutanan, perikanan, perkebunan, dan juga migas. Kita punya sumber daya itu,” ungkap Bahlil.
Nilai realisasi investasi untuk hilirisasi periode Januari–September 2023 mencakup lima sektor, yakni:
- Sektor mineral senilai Rp151,7 triliun terdiri dari nikel sebesar Rp97,0 triliun, bauksit sebesar Rp7,1 triliun, dan tembaga sebesar Rp47,6 triliun;
- Sektor pertanian berasal dari industri minyak kelapa sawit dan oleochemical dengan nilai Rp39,5 triliun;
- Sektor kehutanan berasal dari industri pulp dan kertas senilai Rp34,8 triliun;
- Sektor minyak dan gas berasal dari industri petrokimia senilai Rp31,6 triliun;
- Hilirisasi ekosistem kendaraan listrik berasal dari industri pembuatan baterai kendaraan listrik senilai Rp8,4 triliun.
Pada triwulan III-2023, realisasi investasi hilirisasi mencapai Rp114,6 triliun. Lima bidang fokus hilirisasi yaitu:
- Sektor mineral berupa smelter senilai Rp64,7 triliun yang terdiri dari nikel sebesar Rp41,3 triliun, bauksit sebesar Rp3,6 triliun, dan tembaga sebesar Rp19,8 triliun;
- Sektor kehutanan berasal dari industri pulp dan kertas senilai Rp17,5 triliun;
- Sektor minyak dan gas berasal dari industri petrokimia senilai Rp14,9 triliun;
- Sektor pertanian berasal dari industri minyak kelapa sawit dan oleochemical dengan nilai Rp13,7 triliun; serta
- Hilirisasi ekosistem kendaraan listrik berasal dari industri pembuatan baterai kendaraan listrik senilai Rp3,8 triliun.
Bahlil mengungkapkan, walaupun Indonesia tengah memasuki tahun politik, global tetap menaruh perhatian dan kepercayaan luar biasa. Hal ini ditandai dengan realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan III-2023 yang tumbuh 16,2% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya dan masih mendominasi dengan total capaian Rp196,2 triliun (52,4%).
Sementara itu, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di triwulan III-2023 mencapai Rp178,2 triliun (47,6%) dan tumbuh 28,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Capaian realisasi investasi pada triwulan III-2023 berhasil menyerap tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 516.467 orang dan selama Januari--September 2023 menyerap 1.365.648 orang. Menteri Bahlil secara khusus menyampaikan bahwa Kementerian Investasi/BKPM berupaya menyeimbangkan antara realisasi investasi dengan penyerapan tenaga kerja.
Pada triwulan III-2023, kontribusi investasi di luar Jawa melebihi di Pulau Jawa mencapai sebesar Rp190,9 triliun (51,0%) atau meningkat 14,7% dibanding triwulan III-2022 sebesar Rp166,3 triliun. Provinsi Luar Jawa yang berhasil menyumbang capaian realisasi terbesar dan masuk ke dalam lima besar adalah Provinsi Maluku Utara, di peringkat kelima.
Sedangkan pada periode Januari--September 2023, kontribusi investasi di luar Jawa melebihi di Pulau Jawa mencapai sebesar Rp545,8 triliun (51,8%) meningkat sebesar 15,6 % apabila dibandingkan periode yang sama di 2022, sebesar Rp472,1 triliun.
Bahlil menambahkan, sekalipun gempuran fasilitas di Pulau Jawa cukup bagus dari sisi infrastruktur dan logistik, penetrasi di Luar Jawa betul-betul menjadi perhatian khusus. Pasalnya, pemerataan terjadi dan pembangunan tak lagi Jawa sentris, melainkan Indonesia sentris.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari