Indonesia.go.id - Timnas Garuda Meretas Jalan ke Pentas Dunia

Timnas Garuda Meretas Jalan ke Pentas Dunia

  • Administrator
  • Kamis, 14 Juli 2022 | 15:58 WIB
BASKET ASIA
  Para punggawa tim nasional basket Indonesia menyapa para suporter usai mengalahkan tim nasional Arab Saudi dalam babak penyisihan Grup A FIBA Asia Cup 2022 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2022). Indonesia menang atas Arab Saudi dengan skor 80-54. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pemerintah menargetkan Indonesia sebagai juara SEA Games 2021 dan bisa lolos ke putaran final Piala Dunia Basket tahun depan di Jakarta.

Olahraga bola basket di Indonesia masih kalah populer dibandingkan sepak bola dan bulu tangkis. Namun, penggemarnya juga tidak kalah banyaknya. Setidaknya setiap kali digelar kompetisi reguler nasional seperti Indonesia Basketball League (IBL), arena pertandingan selalu dipenuhi penonton, utamanya dari kalangan anak muda usia 15-25 tahun. IBL menjadi satu-satunya kompetisi resmi yang diikuti 10 klub profesional dari seluruh Indonesia.

Kompetisi yang sudah berjalan sejak 2003 tersebut dikelola secara profesional dan digelar di 6-8 kota setiap musim dan menjadi wadah bagi Pengurus Besar Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) untuk mencari bibit-bibit berbakat. Mereka itu nantinya dipersiapkan masuk ke tim nasional untuk membela Merah Putih pada berbagai ajang internasional.

Dalam sejarahnya, prestasi timnas basket Indonesia belum bisa berbicara banyak di tingkat Asia. Seperti dikutip dari website Perbasi, prestasi terbaik Indonesia terjadi pada 1962 ketika diadakannya Pesta Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (Ganefo). Dalam perhelatan yang diikuti 51 negara dari kawasan Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin tersebut, timnas basket sukses menembus babak final. Sayangnya, kita hanya berhasil merebut medali perak setelah dikalahkan Tiongkok.

Hal itu kembali diulangi ketika Ganefo II diadakan di Phnom Penh, Kamboja, pada 1966. Indonesia kembali harus puas dengan keping perak setelah gagal menjegal Tiongkok yang keluar sebagai juara. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia selalu kalah pamor dibandingkan Filipina, raja basket di regional ini. Filipina menjadi salah satu kekuatan basket utama di Asia selain Tiongkok, Taiwan, dan Korea Selatan.

Hanya saja, Filipina secara perlahan mulai terancam dengan munculnya kekuatan-kekuatan baru dari kawasan Timur Tengah seperti Iran, Suriah, dan Qatar. Indonesia sendiri baru mampu menaklukkan Filipina pada SEA Games 2021 di Vietnam, Mei 2022. Ini terjadi setelah timnas putra Merah Putih menumbangkan juara 13 kali pesta olahraga multievent tersebut di partai final. Indonesia untuk pertama kalinya membawa pulang emas sejak ikut SEA Games 45 tahun silam. 

Prestasi emas cabang basket tak lepas dari program percepatan prestasi yang dicanangkan Perbasi sejak empat tahun terakhir. Salah satunya adalah dengan meniru apa yang dilakukan pada cabang sepak bola, yaitu melakukan naturalisasi pebasket asing untuk ikut dalam timnas. Saat ini tercatat ada tiga pebasket naturalisasi yang tercatat namanya dalam timnas basket.

Mereka adalah Dame Diagne, pebasket 16 tahun setinggi 197 sentimeter kelahiran Senegal, Brandon Jawato kelahiran Amerika Serikat yang berdarah Bali dan lebih dari lima tahun bermain di liga basket profesional Jepang. Terakhir adalah Marques Terrel Bolden, pebasket setinggi 208 cm yang pernah membela klub basket profesional Cleveland Cavaliers di kompetisi basket terbaik dunia, NBA.

Tak boleh dilupakan pula peran para pebasket terbaik asli Indonesia di dalamnya. Di samping itu ada peran penting arsitek tim, yaitu Milos Pejic. Pelatih asal Serbia itu punya prestasi bagus mengantarkan skuad asuhannya sebagai juara sebelum bergabung melatih timnas Garuda.

Ia adalah otak keberhasilan tim U-18 Iran melaju ke final Piala Asia FIBA 2014 di Doha, Qatar. Timnya hanya kalah dari Tiongkok. Sebelumnya ketika mendampingi timnas basket Serbia pada Piala Eropa FIBA U-20, ia mampu membawa anak-anak asuhnya sebagai juara. Namun, untuk Piala Asia ini, timnas akan dilatih oleh sejawat Pejic, yaitu Rajko Toroman.   

Ketangguhan skuad gado-gado ini akan kembali diuji ketika Indonesia untuk pertama kali menjadi tuan rumah Kejuaraan Bola Basket Piala Asia FIBA. Gelaran dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, 12-24 Juli 2022. Ini sekaligus uji coba Indonesia sebagai tuan rumah sebelum menggelar putaran final Piala Dunia FIBA, Juni 2023 mendatang.

Tampil di hadapan publik sendiri sudah tentu akan menjadi beban tersendiri bagi anak-anak asuh Rajko Toroman dan itu harus dilihat sebagai hal positif. Karena penggemar basket di tanah air terakhir kali melihat penampilan timnas di tingkat Asia saat Asian Games 2018 di Jakarta. Ketika itu Indonesia bertengger di peringkat delapan atau sebagai perempat finalis.

Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali bahkan mewajibkan timnas Garuda untuk merebut satu dari delapan tiket menuju Piala Dunia tahun depan. Menurutnya, Indonesia tak boleh hanya sebagai tuan rumah dan penonton saja pada Kejuaraan Dunia FIBA 2023. "Timnas harus menang dan lolos ke Piala Dunia tahun depan. Menyedihkan kalau kita hanya sebagai penyelenggara dan timnas tidak main," ujar Zainuddin seperti dikutip Antara.

Indonesia di Piala Asia FIBA tergabung di Grup A bersama tim-tim kuat seperti Arab Saudi, Yordania, dan Australia. Manajer timnas, Jeremy Santoso menargetkan Bolden dan kawan-kawan dapat merebut dua kemenangan pada laga fase grup untuk menjaga harapan lolos Piala Dunia. "Secara fisik dan mental para pemain sudah siap bertanding termasuk Bolden yang sempat cedera pinggang. Dia sudah pulih 100 persen," kata Jeremy Santoso dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (9/7/2022). 

Timnas Garuda sendiri telah melakukan serangkaian pertandingan uji coba dengan klub-klub di liga basket profesional Australia. Sejauh ini timnas sudah mengoleksi lima kemenangan dari rencana 10 kali laga uji coba. Semoga hasil terbaik dapat ditorehkan timnas Garuda dan bisa tampil di level dunia tahun depan.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari