Sejak 2018--2022 terbangun 35 menara BTS di seluruh Kabupaten Konkep. Sebanyak 119 layanan BAKTI Akses Internet (AKSI) diberikan kepada masyarakat Konkep, khususnya di Wawonii, untuk pemerataan akses informasi dan teknologi.
Senyum lebar menghiasi wajah Nur Santika usai mengantre di depan kaca jendela yang terbuka pada salah satu sudut sisi luar bangunan berkelir hijau muda. Siswi Kelas VIII SMP Negeri 2 Wawonii Utara tersebut rupanya baru saja melakukan absensi secara elektronik memanfaatkan teknologi digital berbasis internet. Seperti juga rekan-rekannya yang lain, Nur harus berbaris rapi mengantre di dekat pintu masuk menuju ruang kelas sambil menggenggam kartu identitas pelajar warna putih.
Sekilas, kartu pelajar tersebut tak ada bedanya dengan produk sejenis yang dimiliki oleh pelajar-pelajar lain di Indonesia. Istimewanya, pada kartu pelajar SMPN 2 Wawonii Utara ini, foto wajah digantikan oleh garis batang (barcode) yang di bawahnya tertera nama masing-masing siswa. Kode batang akan berfungsi jika ditempelkan pada mesin pemindai garis batang (barcode scanner) dan monitor yang diletakkan pada salah satu sisi luar jendela ruang guru.
Seluruh pelajar setiap hari wajib melakukan pemindaian kartu pelajar sebelum masuk ke kelas. Hal serupa juga wajib dilakukan setelah pulang sebelum meninggalkan sekolah. Jika berhasil memindai, maka di layar monitor akan ditampilkan foto, data diri pelajar, jam datang atau pulang, status apakah datang terlambat atau tepat waktu, serta poin perolehan peserta didik. Hasil pindai datang dan pulang berupa data waktu (hari, tanggal dan jam), serta poin absensi tercatat secara otomatis dalam basis data (database).
Setiap peserta didik hanya perlu waktu tak lebih dari 10 detik untuk melakukan pemindaian hingga melihat hasil pindai di layar monitor serta langsung masuk ke kelas. Seperti halnya Nur Santika, dalam data yang ditampilkan pada layar monitor terlihat bahwa dia berhasil memindai kartu pelajarnya pukul 6:48:38 yakni datang lebih awal 27 menit. Tak seperti pelajar di Jakarta yang memiliki waktu masuk sekolah pada pukul 6.30 WIB, maka Nur dan kawan-kawannya masuk pada pukul 7.15.
Karena tiba 27 menit lebih cepat dari jam masuk sekolah, maka dia mendapat 27 poin pada hari itu atau total 185 poin jika dijumlahkan dengan poin sebelumnya selama Desember 2024. Poin yang tercatat untuk masing-masing peserta didik selanjutnya dapat bertambah atau berkurang setiap harinya. Penambahan poin berlaku jika peserta didik datang sesuai waktu yang ditentukan dan dapat berkurang jika datang terlambat atau tidak melakukan absensi pulang. Poin ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk memberikan penghargaan kepada peserta didik.
Sistem absensi canggih yang diterapkan pihak SMPN 2 Wawonii Utara ini memakai aplikasi berbasis Web bernama Sistem Absensi Barcode (SABAR) yang dikembangkan sendiri oleh pihak sekolah dan telah diuji coba sejak Oktober hingga Desember 2022. Keberadaan SABAR diakui oleh Kepala SMPN 2 Wawonii Utara, Asriadi Hambali memberi dampak positif bagi pihak sekolah dan peserta didik. Sebab, kegiatan administrasi dan pelaporan absensi peserta didik menjadi lebih efektif dan akurat karena berbasis data elektronik.
SABAR juga membantu membentuk kebiasaan disiplin pada masing-masing peserta didik lantaran mereka takut terlambat pergi ke sekolah. Selain itu, data yang tersaji hari itu langsung tercatat pada database aplikasi masing-masing siswa. "Anak-anak didik kami jadi lebih cepat dan sigap dalam mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Itu membantu membentuk karakter disiplin pada diri mereka," ujar Asriadi seperti dikutip dari website resmi SMPN 2 Wawonii Utara.
Aplikasi SABAR turut membuka jalan bagi pengembangan platform sejenis untuk keperluan pengelolaan data di perpustakaan sekolah SMPN 2 Wawonii Utara. Namanya Sistem Digital Perpustakaan (SDP) yang cara kerjanya tak jauh beda dengan SABAR, yakni berbasis Web dan berisi data mengenai judul buku dan kunjungan siswa ke perpustakaan. Masih menggunakan teknologi garis batang, setiap siswa akan diminta membuat kartu anggota perpustakaan yang akan digunakan sebagai akses peminjaman buku.
Setiap siswa wajib memindai kartu perpustakaan ke mesin pemindai garis batang dan di layar monitor akan muncul tujuan mereka ke perpustakaan. Ketika akan meminjam buku, maka mereka dapat langsung mencari judul buku yang telah tersimpan datanya pada SDP di layar monitor. Sehingga pihak sekolah dapat mengetahui keaktifan peserta didik dalam mengakses layanan di perpustakaan sekaligus membangkitkan literasi di kalangan siswa.
Ansarullah Thamrin Mardhan menjadi sosok penting dari pengembangan aplikasi SABAR dan SDP ini. Semula dirinya merupakan guru di SMPN 2 Wawonii Utara sebelum diangkat sebagai Kepala SMPN 1 Wawonii Timur. Aplikasi karya Ansarullah tersebut diganjar 3 penghargaan sekaligus pada Hari Guru Nasional 2023 untuk kategori Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Inovatif Tingkat SMP.
Ketiga penghargaan itu yakni Perpustakaan Terbaik Tingkat Kabupaten dan Pengelolaan Perpustakaan Terbaik di tingkat SMP se-Kabupaten Konawe Kepulauan. Terakhir adalah penghargaan Pegiat Literasi Bidang Pengembangan Aplikasi Perpustakaan bagi Ansarullah. Dirinya juga nyaris mendapat penghargaan bagi aplikasi PILOTIK atau aplikasi Pemilihan OSIS Berbasis TIK pada Apresiasi GTK Tahun 2023 tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kemajuan di bidang teknologi digital yang berhasil dicapai di SMPN 2 Wawonii Utara dan merambat ke sekolah-sekolah lainnya di Kabupaten Konawe Kepulauan tak lepas dari peran Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam membuka isolasi telekomunikasi di kabupaten hasil pemekaran dengan Kabupaten Konawe tersebut.
Sejak menjadi kabupaten mandiri pada 2013 hingga 2018, masyarakat Kabupaten Konkep masih kesulitan untuk mengakses telekomunikasi berbasis internet dan seluler. Mereka harus menaiki perbukitan atau menuju pesisir pantai agar dapat menerima sinyal seluler untuk berkomunikasi. Tetapi kendala tersebut perlahan mulai teratasi sejak BAKTI Komdigi membangun stasiun pemancar (Base Transceiver Station/BTS) di sejumlah titik.
Sejak 2018 hingga 2022 saja, di seluruh Kabupaten Konkep telah terbangun 35 menara BTS dan memberikan 119 layanan BAKTI Akses Internet (AKSI) bagi pemerataan akses informasi dan teknologi kepada masyarakat Konkep, khususnya di Wawonii. Camat Wawonii Timur Laut, Idham Mahalik pun mengakui hal tersebut. Menurut Idham, masyarakatnya kini makin melek internet sejak akses telekomunikasi seluler semakin mudah dijangkau.
Tak hanya memunculkan beragam inovasi kreatif berbasis teknologi digital sebagai dampak mudahnya mengakses teknologi internet melalui menara BTS milik BAKTI. "Kita juga bisa mengeksplorasi potensi-potensi pariwisata di sekitar Pulau Wawonii kepada masyarakat melalui internet agar semakin banyak dikunjungi turis domestik dan mancanegara dan memberi dampak positif bagi perekonomian warga kami," kata Idham.
Keberadaan teknologi digital juga membuka kesempatan masyarakat untuk memasarkan produk-produk perikanan dan perkebunan mereka ke pasar yang lebih luas lagi.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf