Indonesia.go.id - Pengamat: Tumbuh 4,87 Persen di Kuartal I-2025, Bukti Ketangguhan Ekonomi Indonesia

Pengamat: Tumbuh 4,87 Persen di Kuartal I-2025, Bukti Ketangguhan Ekonomi Indonesia

  • Administrator
  • Kamis, 8 Mei 2025 | 12:06 WIB
EKONOMI INDONESIA
  Warga berfoto dengan latar belakang gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (30/4/2025). Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyatakan kinerja APBN hingga 31 Maret 2025 terjaga, dimana hingga akhir triwulan I-2025 realisasi pendapatan negara tercatat sebesar Rp516,1 triliun atau mencapai 17,2 persen dari target tahun 2025. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.
Iwan menekankan bahwa konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan pada kuartal pertama.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 4,87 persen pada kuartal I-2025, menandai ketangguhan di tengah tekanan global. Namun menurut pengamat ekonomi politik, Iwan Nurdin, capaian ini sekaligus menjadi sinyal peringatan bahwa target ambisius pemerintah mencapai pertumbuhan hingga delapan persen masih jauh dari aman.

“Angka ini memang mencerminkan ekonomi kita cukup tangguh, tapi tetap di bawah 5 persen. Artinya, ada banyak pekerjaan rumah yang harus segera dibereskan pemerintah,” ujar Iwan Nurdin, saat dihubungi tim InfoPublik, Rabu (7/5/2025).

Iwan menekankan bahwa konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah masih menjadi motor utama pendorong pertumbuhan pada kuartal pertama. Ia menyarankan agar pemerintah memaksimalkan daya beli masyarakat serta meningkatkan produktivitas ekonomi rakyat agar pertumbuhan tetap terjaga.

“Konsumsi ini harus diarahkan untuk menciptakan produktivitas, bukan hanya konsumsi semata. Pemerintah perlu ciptakan program yang menstimulus UMKM, koperasi, dan sektor informal,” ujarnya.

Iwan juga mengingatkan bahwa pada kuartal kedua, efek penundaan tarif dagang AS (tarif Trump) akan mulai terasa. Jika negosiasi pemerintah tidak berhasil, ekspor bisa tertekan, terutama ke pasar tradisional. Oleh karena itu, perlu diversifikasi ekspor ke pasar non-tradisional dan perlindungan industri terdampak agar tidak terjadi gelombang PHK.

“Kita harus antisipasi kemungkinan ekspor melambat. Jangan sampai sektor padat karya terpukul tanpa mitigasi. Pemerintah wajib siapkan jaring pengaman bagi industri dan pekerja,” tegasnya.

Lebih lanjut, Iwan mendesak agar reformasi perizinan usaha yang masih terkendala birokrasi segera dibereskan. Ia mengusulkan pembentukan satuan tugas (satgas) khusus untuk mempercepat realisasi investasi, sekaligus memberantas pungutan liar dan premanisme di lapangan.

“Kalau kita serius ingin kejar pertumbuhan tinggi, maka jangan biarkan investor dipersulit. Satgas investasi harus dibentuk dan dikawal langsung dari pusat hingga daerah,” ungkap Iwan.

Terakhir, Iwan menyebut pentingnya menjalankan program-program strategis yang sudah dirancang pemerintah seperti Danantara dan Koperasi Merah Putih. Kedua inisiatif ini diyakini bisa menjadi pendorong ekonomi rakyat jika dijalankan dengan konsisten dan terukur.

“Program-program ini jangan hanya jadi jargon. Harus ada roadmap dan implementasi konkret. Karena ini bisa memperkuat fondasi ekonomi nasional dari akar rumput,” pungkasnya.

 

Penulis: Pasha Yudha Ernowo

Redaktur: Untung S

 

Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-ekonomi-bisnis/918367/pengamat-tumbuh-4-87-persen-di-kuartal-i-2025-bukti-ketangguhan-ekonomi-indonesia