Indonesia.go.id - Saatnya Peran Nyata Perempuan G20 untuk Pemulihan Ekonomi Global

Saatnya Peran Nyata Perempuan G20 untuk Pemulihan Ekonomi Global

  • Administrator
  • Rabu, 29 Desember 2021 | 07:21 WIB
G20
  Tangkapan layar Kick-Off Ceremonial G20 Empower dan Women20 (W20) secara virtual. Keterlibatan peran perempuan dan kelompok marjinal menjadi perhatian utama dalam kepemimpinan Indonesia dalam G20.
Forum Empowerment W20 ini diharapkan turut memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan strategi dan kebijakan global, yang sejalan dengan ‘Brisbane Goals’ 2014 maupun kebijakan nasional.

Bertepatan dengan momentum Peringatan 93 tahun Hari Ibu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia I Gusti Ayu Bintang Puspayoga membuka G20 Women's Empowerment Kick-Off Meeting dari Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta, Rabu (22/12/2021).

Di Yogyakarta juga pada 22 Desember 1928 berkumpul sekitar 1.000 perempuan dari 30 organisasi berlatar belakang suku, keagamaan, maupun profesi pendidik untuk memperjuangkan hak-haknya dalam upaya memajukan bangsa dan negara. Dari 30 organisasi tersebut bahkan ada yang bertahan hingga kini, yaitu Aisyiyah, Wanita Katholik, dan Wanita Taman Siswa.

Di tengah kungkungan kolonial Belanda, para aktivis perempuan di masa itu sudah berperan sebagai agen perubahan untuk memperjuangkan kaumnya. Sekaligus bagian dari semangat kemerdekaan bangsa Indonesia. Cita-cita perempuan di era tersebut kini diwujudkan melalui peran serta mereka di dalam pelbagai sektor pembangunan nasional.

Kiprah perempuan Indonesia saat ini tidak bisa disangkal lagi semakin memiliki kontribusi penting, baik sektor ekonomi, sosial, kesehatan, iptek, politik hingga global. Spirit pergerakan perempuan Indonesia inilah yang mewarnai dimulainya pembahasan isu-isu pemberdayaan perempuan di G20. Isu perempuan menjadi salah satu bagian dari engagement group untuk menjadi rekomendasi utama di KTT G20.

Saat menyampaikan sambutan kick-off meeting itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak lupa menyampaikan perlu ada manfaat dari pertemuan ini bagi perempuan di tanah air. Kepala Negara menyatakan, ketika berlangsung Presidensi G20 Indonesia selama satu tahun ke depan diperlukan tiga syarat utama yang harus dipenuhi dalam memberdayakan perempuan.

Tiga hal yang dimaksud adalah pemerataan infrastruktur digital, literasi digital, dan pelatihan keterampilan kewirausahaan bagi kaum perempuan di pelosok tanah air. Pemerataan infrastruktur digital sangat diperlukan dalam mendukung pemberdayaan perempuan Indonesia kala perhelatan G20 diselenggarakan di berbagai daerah.

Dukungan platform digital dapat memudahkan kaum perempuan dalam melakukan berbagai aktivitas yang produktif. "Pemerataan infrastruktur digital memudahkan akses jasa keuangan dalam ekonomi digital bagi perempuan," tutur Presiden Jokowi.

Kedua, mendorong kaum perempuan Indonesia menguasai literasi digital. Dengan begitu, setiap kaum perempuan yang berselancar di dunia maya dapat menggunakan teknologi itu untuk kegiatan yang bersifat positif dan produktif.

Terakhir, meningkatkan jumlah pelatihan yang digelar oleh pemerintah dan pemangku kepentingan terkait yang ditujukan kepada kaum perempuan. Dengan demkian, perempuan dalam negeri mampu meningkatkan kualitas dirinya dalam berbagai hal, termasuk dalam kewirausahaan. Pada ujungnya mendorong kemajuan perlindungan dan pemberdayaan perempuan di kawasan Asia.

Penguatan Posisi Perempuan

Isu apa saja yang dibahas di forum G20 Women's Empowerment ini? Pertama, Menteri PPPA Bintang Puspayoga menjelaskan, dalam tradisi G20 ada dua kelompok khusus yang mendiskusikan penguatan posisi dan isu kesetaraan bagi perempuan.

Kedua kelompok khusus yang dimaksud adalah G20 Empower terdiri dari aliansi pemerintah dan swasta, dan Women 20 sebagai engagement group. Pihak Indonesia sendiri telah menentukan agenda atau tema kerja yang akan dibahas dalam masing-masing kelompok tersebut.

Adapun tiga tema penting yang diangkat dalam G20 Empower, yakni akuntabilitas terhadap Key Performance Indicators (KPI) dari perusahaan untuk mendorong kepemimpinan dan penguatan posisi perusahaan di dunia kerja, upaya pihak swasta dan pemerintah untuk terus mendorong dan mendukung peran perempuan dalam Small Medium Enterprises (SME) atau Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai penggerak ekonomi, dan membangun kesiapan perempuan di masa depan dalam ekonomi digital.

Sementara itu, W20 selama Presidensi G20 Indonesia akan mengangkat empat agenda. Pertama, mendorong kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus diskriminasi yang menghambat partisipasi perempuan dalam perekonomian. Kedua, mencapai inklusi ekonomi dengan mendukung UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Ketiga, mengatasi kerentanan untuk meningkatkan ketahanan, dengan fokus pada perempuan penyandang disabilitas dan perempuan perdesaan. Keempat, tanggapan kesehatan yang setara gender.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa untuk mencapai dampak nyata dalam pemberdayaan perempuan, diperlukan perubahan pola pikir. Ini merupakan langkah awal yang harus didorong, melalui penciptaan lingkungan yang mendukung dan memberikan kesempatan setara bagi perempuan untuk berkontribusi. "Keketuaan Indonesia di G20 membawa semangat inklusivitas. Pemberdayaan kelompok rentan, termasuk perempuan dan anak-anak, akan menjadi fokus utama bagi Indonesia di G20," jelas Menteri Retno.

Pandemi Covid-19 memang memberikan dampak cukup signifikan terhadap perempuan. Berdasarkan laporan UN Women menunjukkan bahwa perempuan yang sebagian besar memiliki pendapatan yang bergantung pada bisnis keluarga, mengalami penurunan pemasukan secara signifikan hingga 82 persen.

Selain itu, selama pandemi perempuan juga mengalami beban lebih berat dalam isu domestik dan pengasuhan tidak berbayar (unpaid care). Meningkatnya permasalahan domestik dan beban pekerjaan ini dialami baik perempuan maupun laki-laki, di mana 69 persen perempuan dan 61 persen laki-laki terjerat pada pekerjaan domestik tanpa upah.

Menindaklanjuti persoalan tersebut, sesuai tema Presidensi G20 Indonesia 2022, ‘Recover Together, Recover Stronger’, Indonesia berharap agenda terkait penguatan peran perempuan dalam proses pemulihan Covid-19 dapat didiskusikan lebih mendalam. Sehingga forum Empowerment W20 ini turut memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan strategi dan kebijakan global, yang sejalan dengan ‘Brisbane Goals’ 2014 maupun kebijakan nasional.

Adapun, sepanjang tahun 2022, beberapa side event hibrida W20 akan berlangsung di sejumlah kota di Indonesia, seperti Batu, Likupang, Banjarmasin, dan Manokwari. Sedangkan, Grand W20 Summit akan berlangsung pada 27 hingga 29 Juli 2022 di Danau Toba, Sumatra Utara.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari