Indonesia.go.id - Formulasi G20 untuk Dukung Pemulihan Ekonomi

Formulasi G20 untuk Dukung Pemulihan Ekonomi

  • Administrator
  • Sabtu, 15 Januari 2022 | 07:30 WIB
G20
  Presiden Joko Widodo (kedua) menerima keketuaan atau Presidensi KTT G20 dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi (kanan) pada sesi penutupan KTT G20 di Roma, Italia, Minggu (31/10/2021). SETPRES
Pertemuan Framework Working Group (FWG) G20 merupakan momentum penting, karena seluruh pemimpin dunia duduk bersama berdiskusi untuk pemulihan ekonomi global yang terdampak pandemi.

Sebelum menuju puncak kegiatan, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia di Bali, sejumlah pertemuan, baik tingkat sherpa track maupun financial track telah dan akan diselenggarakan di sejumlah lokasi. Sedikitnya ada 150 pertemuan yang direncanakan untuk diselenggarakan hingga 30 November 2022.

Indonesia sendiri menerima tongkat estafet Presidensi G20 dari Itali ke Indonesia mulai 1 Desember 2021. Sebagai Presidensi G20, Indonesia bersama anggota lainnya memiliki tanggung jawab yang besar untuk ikut mengatasi tantangan global yang akan muncul dan mencarikan solusi terbaik dari sejumlah tantangan tersebut.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan tekad mencari solusi terbaik, utamanya dari dampak wabah Covid-19 yang hingga kini masih berlangsung, Indonesia sebagai Presidensi G20 melontarkan ajakan untuk memastikan bahwa semua negara dapat pulih bersama, dan berjalan menuju masa depan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, Indonesia akan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” dalam Presidensi G20.

Khusus di track finansial, sedikitnya ada tujuh isu yang akan dibahas. Seperti disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, tujuh agenda yang berkaitan dengan finance track berfokus soal isu global terkini.

Pertama, membahas koordinasi untuk memulihkan ekonomi global. Untuk pulih bersama dan pulih menjadi kuat dibutuhkan koordinasi kebijakan global berupa exit policy, yakni mengurangi intervensi kebijakan makro yang luar biasa dan pasti tidak berkelanjutan menuju yang bertahap dan terkoordinasi. Kedua, bagaimana pandangan semua negara melihat dampak Covid-19, tidak hanya di bidang kesehatan tetapi juga mendorong produktivitas untuk ekonomi pulih kembali.

Ketiga, pembahasan mata uang digital bank sentra. Keempat, mengenai pembiayaan yang berkelanjutan. Kelima, cross border payment.

Keenam, pembahasan financial inclusion yang fokus ke pengembangan kredit usaha kecil untuk UMKM dan bagaimana digitalisasi dari UKM. Sedangkan yang ketujuh, membahas kemajuan dan pelaksanaan dari persetujuan dan perkembangan global taxation principle.

 

Dilakukan secara Virtual

Dari 150 pertemuan, belum lama ini Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan menyelenggarakan pertemuan G20 Indonesia Frame Working Group yang berlangsung mulai 13-14 Januari. Pertemuan itu dilakukan secara virtual.

Materi dari FWG merupakan hasil tim kerja G20 dengan fokus mendiskusikan upaya untuk mendorong pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, berimbang, dan inklusif. Pada pertemuan hari pertama, Indonesia memimpin jalannya sidang yang membahas perkembangan perekonomian global, rencana kerja FWG, dan diskusi mengenai risiko utama yang dihadapi dunia.

Peningkatan jumlah kasus Covid -19 yang berasal dari varian Omicron mewarnai diskusi, karena menimbulkan implikasi pada pemulihan ekonomi yang tidak merata di antara berbagai negara. Untuk itu, negara G20 mendorong distribusi vaksin dan percepatan program vaksinasi di semua negara, khususnya negara berkembang dan miskin yang memiliki keterbatasan akses terhadap vaksin.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong, selaku Ketua Tim Pelaksana Media dan Komunikasi Panitia Nasional Penyelenggaraan Presidensi G20, menjelaskan bahwa pertemuan G20 FWG merupakan momentum penting. Sebab, seluruh pemimpin dunia duduk bersama berdiskusi untuk pemulihan ekonomi global yang terdampak pandemi.

“Kami harap pertemuan ini dapat melahirkan solusi kolektif serta sinergi kebijakan pada sektor ekonomi dalam menjawab berbagai tantangan sosial ekonomi ke depan. Dengan semangat kolaborasi yang inklusif, kami optimistis forum ini dapat mewujudkan ekonomi global untuk pulih bersama,” ujarnya.

Di samping itu, para anggota FWH turut menggarisbawahi pentingnya menerapkan kebijakan ekonomi yang tepat sasaran guna meningkatkan produktivitas dan mendorong pertumbuhan dalam jangka panjang, khususnya di area pendidikan dan ketenagakerjaan.

Terkait diskusi risiko utama dunia saat ini, FWG menekankan bahwa kebijakan ekonomi makro yang terkalibrasi dengan baik untuk mendorong pemulihan ekonomi, inflasi, dan gangguan pada rantai pasok kini perlu menjadi perhatian dunia.

Peserta pertemuan juga mendukung program kerja yang disusun oleh Presidensi G20 Indonesia dan pimpinan FWG, termasuk diskusi mengenai perlunya dukungan kebijakan yang memiliki komunikasi, perencanaan serta dikalibrasikan secara baik terkait exit strategies and scarring effect.

Pada hari kedua, sidang dipimpin oleh Inggris dan mendiskusikan implikasi inflasi pada kebijakan ekonomi makro. FWG mendiskusikan bahwa krisis akibat pandemi Covid-19 saat ini berbeda dengan krisis-krisis sebelumnya. Oleh karena itu, dukungan kebijakan ekonomi makro telah terkoordinasi lebih baik, sehingga dapat mempercepat pemulihan.

Sementara itu, saat ini telah terjadi inflasi di beberapa negara yang membutuhkan kalibrasi kebijakan ekonomi makro di area fiskal, moneter, dan sistem keuangan untuk memastikan pemulihan ekonomi tetap terjaga.

Negara G20 juga menggarisbawahi pentingnya pertukaran pengalaman dan pandangan dalam memformulasikan kebijakan ekonomi makro untuk mendukung pemulihan ekonomi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik serta mampu bertahan dalam jangka panjang.

Hasil dua hari pertemuan FWG tersebut telah memberikan arahan mengenai agenda G20 FWG selama 2022, dan menjadi bagian dari topik yang akan dilaporkan dalam pertemuan level menteri dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 pada Februari 2022.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari