Periset BRIN perlu memiliki semangat berkolaborasi yang dapat meningkatkan ekosistem riset dan inovasi di Indonesia.
Badan Riset dan Inovasi Nasional untuk ketiga kalinya dalam tahun 2022 mengukuhkan empat peneliti terbaiknya menjadi profesor riset pada bidangnya masing-masing. Pengukuhan yang dilakukan di Jakarta, Rabu (26/10/2022) itu bertepatan dengan Presidensi G20 Indonesia 2022.
Keempatnya adalah Fariduzzaman dari Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan Kawasan Sains, kemudian Anugerah Widiyanto dari Direktorat Kebijakan Pembangunan Manusia, Kependudukan, dan Kebudayaan. Selanjutnya, ada Jarot Raharjo dari Pusat Riset Material Maju, dan Rizal Alamsyah, peneliti pada Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi.
Dalam orasinya berjudul "Inovasi Teknologi Pengujian Aerodinamika dan Aeroelastika untuk Rancang Bangun Jembatan Bentang Panjang”, Fariduzzaman menyampaikan tentang pengalaman penelitian, pengkajian, dan penerapan hasil inovasi dalam pengembangan teknologi pengujian aerodinamika dan aeroelastika untuk rancang bangun jembatan bentang panjang.
Kontribusi penting untuk inovasi tersebut, menurut sang pakar aerodinamika BRIN, adalah penerapan metoda Zimmerman untuk analisis flutter yang lebih cepat dan akurat serta penggunaan kurva tiga dimensi. Kegiatan dimulai intensif sejak uji model Jembatan Suramadu dan kini telah berhasil diterapkan untuk pengujian lebih dari 17 model jembatan bentang panjang yang dibangun di Indonesia.
Fariduzzaman menyatakan, analisis aerodinamika dan aeroelastika rancangan jembatan bentang panjang adalah suatu keharusan untuk dilakukan perancang dan pengembang jembatan sebelum konstruksi. Menurutnya, teknologi pengujian aerodinamika dan aeroelastika jembatan bentang panjang akan terus berkembang di masa depan. "Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi rancang bangun dan adanya teknologi kecerdasan buatan yakni artificial intelegence (AI) dan internet of things (IoT)," ungkapnya.
Orasi selanjutnya dilakukan Anugerah Widiyanto, pakar manajemen teknologi, dengan judul “Kontribusi Metode Lifecycle Assessment Biomassa untuk Agroindustri Berkelanjutan”. Ia menyampaikan, inovasi metode lifecycle assessment (LCA) yang dikembangkan untuk sistem pemanfaatan biomassa sesuai dengan karakteristik area target, berkelanjutan, dan tetap mempertahankan keunikannya.
Tantangan ke depannya adalah masalah transparansi data, yang perlu mendapat perhatian untuk peningkatan kualitas penelitian LCA. Anugerah mengatakan, LCA punya potensi sebagai perangkat/alat untuk analisis lingkungan. Kemungkinan aplikasinya untuk meningkatkan daya saing industri, khususnya bidang agroindustri Indonesia.
Kemudian adalah Jarot Raharjo, menyampaikan tentang pengembangan keramik maju berbasis logam tanah jarang (LTJ) untuk fuel cell dan baterai sebagai energi ramah lingkungan. Pakar teknik material ini dalam orasi ilmiah berjudul “Pengembangan Keramik Maju Berbasis Logam Tanah Jarang untuk Fuel Cell dan Baterai sebagai Energi yang Ramah Lingkungan” menjelaskan beberapa hal.
Ia mengutarakan, Indonesia mempunyai mineral LTJ yang belum dimanfaatkan secara optimal. Mineral LTJ dapat dipakai sebagai bahan keramik maju untuk energi baru terbarukan dan teknologi energi bersih. Keramik maju merupakan keramik berkinerja tinggi dan mengkombinasikan pengendalian kimiawi dan sengaja dirancang mikrostrukturnya sehingga menghasilkan bahan bersifat unik.
Riset material solid oxide fuel cell (SOFC) dan baterai yang dilakukan punya kontribusi signifikan dalam menjawab tantangan penguasaan teknologi maju berbasis LTJ. Ini bertujuan untuk menghasilkan material keramik maju bernilai tambah tinggi memanfaatkan LTJ dalam negeri. "Sehingga dapat memacu pertumbuhan industri hilir secara bertahap seperti pada aplikasi SOFC dan baterai," ungkap Jarot.
Orasi terakhir disampaikan oleh Rizal Alamsyah dengan judul “Inovasi Teknologi Pemrosesan Biomassa Menjadi Biofuel untuk Mendukung Penerapan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)”. Pakar konversi biomassa ini menyampaikan bahwa efisiensi energi dan penurunan biaya pengolahan biodiesel dapat dihasilkan dari sejumlah hal.
Misalnya, inovasi reaktor biodiesel static mixer, reaktor pencucian kering biodiesel, pengolahan pelet biomassa, gasifikasi pelet biomassa, dan reaktor separasi MCT. Kebaruan teknologi reaktor static mixer dan pencucian kering ini juga dapat menyingkat waktu pengolahan biodiesel dan proses pencuciannya tanpa menggunakan air panas.
Pembuatan pelet dari biomassa hasil pertanian dan perkebunan menciptakan bahan bakar padat mudah dikemas, ramah lingkungan, serta bisa dikonversi menjadi gas sintetis yang bisa digunakan untuk pemasakan dan pengeringan. Sedangkan reaktor separasi MCT adalah inovasi proses memisahkan asam lemak rantai menengah dari minyak kelapa atau sawit menjadi produk bernilai tambah, yaitu senyawa olein dan stearin secara sempurna.
Pada sisi lain, reaktor static mixer-proses pencucian kering biodiesel tak hanya memberikan efisiensi energi saja, namun juga menghemat waktu proses. Pelet biomassa mudah dikemas dan bisa dikonversi menjadi syngas. Reaktor MCT menghasilkan asam lemak MCT untuk produk kesehatan dan non-MCT untuk feedstock biodiesel/bioavtur.
Pengukuhan para peneliti senior itu menggenapkan jumlah profesor riset yang dimiliki oleh lembaga hasil Peraturan Presiden nomor 33 tahun 2021 ini menjadi 645 orang. Menurut Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, kegiatan pengukuhan tersebut merupakan momentum penting di bidang riset dan inovasi. Ia mendorong agar badan hasil penggabungan empat lembaga sejenis ini dapat membawa Indonesia sebagai hub kolaborasi sektor riset dan inovasi.
Handoko menjelaskan, profesor riset merupakan gelar tertinggi dalam karier periset sekaligus menjadi amanah bagi yang menerimanya. “Profesor riset juga memiliki tanggung jawab sangat besar, tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan mengemban tanggung jawab sebagai profesor riset untuk memberikan teladan bagi periset lainnya. Periset BRIN perlu memiliki semangat berkolaborasi yang dapat meningkatkan ekosistem riset dan inovasi di Indonesia,” tambahnya.
Kehadiran para profesor riset ini tentunya dapat menjadi teladan, inspirasi, dan motivasi bagi periset lainnya untuk dapat menghasilkan hasil penelitian yang berkualitas untuk terus dikembangkan guna mendukung pembangunan berkelanjutan.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari