Ketua Tim Kerja Promosi Kesehatan Jiwa dan Kemitraan Kementerian Kesehatan, Yunita Restu Safitri, menegaskan pentingnya peningkatan literasi kesehatan jiwa melalui program Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP).

Program tersebut diorientasikan bagi pengelola kesehatan jiwa di puskesmas, dengan harapan dapat diterapkan lintas setting mulai dari sekolah, tempat kerja, masyarakat, hingga perguruan tinggi.

“P3LP ini mirip dengan P3K. Kalau P3K menangani luka fisik yang kasat mata, maka P3LP fokus pada luka psikologis yang sifatnya subjektif. Jadi langkah pertama adalah menolong diri sendiri agar mampu menolong orang lain,” ujar Yunita dalam kegiatan orientasi nasional P3LP di Jakarta, Rabu (17/9/2025). 

Menurutnya, orientasi ini akan menjadi dasar bagi para pengelola program kesehatan jiwa untuk menyebarkan pengetahuan P3LP di berbagai sasaran. Tahun 2026, sekolah menengah menjadi target prioritas, disusul setting lain yang relevan.

Lebih lanjut, Yunita menekankan bahwa P3LP tidak hanya membangun kesadaran, tetapi juga menyiapkan generasi muda menghadapi bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045. “Kita tidak hanya memanen jumlah, tapi harus memanen kualitas. Anak-anak yang hari ini masih balita akan menjadi generasi produktif di 2045. Mereka perlu sehat fisik sekaligus sehat jiwa,” jelasnya.

Ia juga mengaitkan program ini dengan intervensi spesifik, seperti pencegahan stunting, hingga penguatan positive parenting sejak usia dini. Pendekatan promotif itu diperkuat dengan buku saku P3LP yang bisa dimanfaatkan mulai dari jenjang PAUD.

“Kesehatan jiwa bukan hanya urusan pengelola program. Semua orang punya jiwa, maka semua orang harus menjaga agar tetap sehat. Lingkungan yang sehat jiwa akan lebih produktif, lebih optimis, dan membawa dampak besar bagi bangsa,” pungkas Yunita.

Penulis: Juli
Redaktur: Untung S

Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/938134/p3lp-tekankan-pentingnya-sehat-jiwa-menuju-indonesia-emas-2045