Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka kesempatan bagi investor untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan di kawasan Teluk Cenderawasih, Papua.
Tanggal 4 Februari lalu, sebuah acara digelar di pelataran Gedung Sarinah, Jakarta Pusat. Temanya, mengolah hasil laut yellow fin tuna. Kegiatan yang disambut antusias oleh para pengunjung gedung milik BUMN itu menjadi penanda dibukanya peluang pengolahan hasil laut di Teluk Cenderawasih, sebuah teluk besar di utara Provinsi Papua dan Papua Barat, Pulau Papua.
Di tempat yang sama, pada acara yang lain, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa peluang investasi di sektor kelautan dan perikanan terbuka bagi semua pihak. Hanya saja dia mengingatkan, pelaku usaha harus senantiasa mematuhi rambu-rambu yang telah ditentukan oleh pemerintah, khususnya dalam hal menjaga kelestarian lingkungan laut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memang pernah menegaskan bahwa pihaknya menetapkan kebijakan yang holistik dari hulu-hilir dalam pengembangan produk perikanan Indonesia. Dengan demikian diharapkan, daya saing secara nasional dan global dapat meningkat.
Seiring itu, Menteri Trenggono pun menginstruksikan jajarannya untuk terus meningkatkan kinerja ekspor produk perikanan. Dalam forum bertajuk “Promosi Peluang Investasi Usaha Kelautan dan Perikanan” itu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan sejumlah peluang yang bisa dilakukan di Kabupaten Biak Numfor, Sarmi, Kepulauan Yapen dan Waropen di Provinsi Papua.
Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini mengungkapkan, kinerja investasi sektor kelautan dan perikanan sampai dengan triwulan 3-2022 mencapai Rp6,39 triliun. Adapun daerah tujuan utama investasi adalah Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.
Dia berharap para pelaku usaha dan calon investor perikanan yang hadir mampu menangkap peluang yang ada, meningkatkan kapasitas usahanya, sekaligus meningkatkan investasi di Papua.
Forum di Sarinah itu juga menjadi bagian dari usaha mempromosikan penyelenggaraan Sail Teluk Cenderawasih, yang akan berlangsung sekitar November 2023.
Dalam sebuah laporan, KKP mengungkapkan, realisasi investasi perikanan pada triwulan 3-2022 mencapai Rp6,39 triliun atau meningkat 45,62 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya dan menyebar ke sejumlah daerah seperti di Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.
Ishartini menambahkan, Republik Rakyat Tiongkok menjadi negara terbesar yang berinvestasi pada sektor kelautan dan perikanan, disusul Singapura, British Virgin Islands, dan Jepang. Selain mencatatkan prestasi di sisi makro, KKP juga menunjukkan keberpihakannya terhadap pelaku UMKM pengolah dan pemasar hasil perikanan, pembudi daya, serta nelayan.
Disebutkan Ishartini, keberpihakan itu ditunjukkan dengan pencairan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp9,02 triliun per November 2022 dan ditargetkan akan mencapai Rp9,7 triliun di penghujung tahun. Alhasil, 38,6 persen pelaku usaha bisa menambah tenaga kerja baru setelah memperoleh pemodalan dari KUR.
Lalu 83,16 persen pelaku usaha bisa meningkatkan volume produksinya dan 90,08 persen pelaku usaha berhasil meraih peningkatan omzet per bulannya.
"Hal ini tak lepas dari berbagai kegiatan seperti pelaksanaan bimbingan teknis akses pembiayaan yang telah digelar di 53 lokasi dan melibatkan 4.240 UMKM kelautan dan perikanan. Kita optimistis di akhir 2022 bisa mendapatkan capaian-capaian yang lebih tinggi dibanding 2021," pungkasnya.
Sementara itu di tempat yang sama, Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap menjamin adanya kepastian keamanan dan kenyamanan investasi di wilayahnya.
Selain persiapan dari sisi kebijakan, dia menyebut, Pemda Biak Numfor juga telah memiliki sejumlah fasilitas pendukung yang telah dibangun pemerintah pusat. Di antaranya, pelabuhan perikanan di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), pelabuhan umum, dan bandara.
Selama ini, komoditas perikanan yang didaratkan di Biak Numfor berupa yellow fin tuna dan berbagai ikan pelagis, hingga crustacea. "Kami ada penyederhanaan dan percepatan pemberian izin melalui pelayanan terpadu satu pintu dan siap memberikan bantuan teknis," tutur Herry.
Wakil Bupati Waropen Yermias Bisai Lamek Maniagasi menyebutkan, daerahnya memiliki peluang usaha budi daya kepiting bakau. Dia memastikan, jajarannya siap memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha yang tertarik untuk membuka usaha di wilayahnya.
"Peluangnya ada, baik dari tersedianya benih kepiting bakau yang cukup maupun ekosistemnya," tuturnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Sarmi Markus O Mansnembra yang hadir di tempat yang sama juga menegaskan komitmennya dalam mendukung investasi di daerahnya. Beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah daerah, di antaranya, penyediaan lahan, kemudahan akses perizinan, hingga dukungan tenaga kerja lokal.
"Instrumen kemudahan itu sudah kami siapkan. Jadi kami membuka kesempatan bagi berbagai pihak untuk menjalankan usaha di Sarmi," terangnya.
Dalam investment matching (one on one meeting), Kepala DPMPTSP Biak Numfor pun melaporkan telah ada investor yang berminat berinvestasi membangun gudang beku terintegrasi kapasitas 2.000 ton di Biak.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari