Indonesia.go.id - Kolaborasi Pembangunan Infrastruktur Kendaraan Listrik

Kolaborasi Pembangunan Infrastruktur Kendaraan Listrik

  • Administrator
  • Jumat, 24 Februari 2023 | 16:45 WIB
KENDARAAN LISTRIK
  SPKLU milik Pertamina di kawasan Fatmawati, Jakarta. Tercatat jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia ada 346 unit, yang tersebar di 295 lokasi. PERTAMINA
Untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik, pada 2023 target 1.030 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) terpasang di Indonesia. Artinya, hampir dua kali lipat dari 2022.

Tren penggunaan kendaraan listrik baik motor maupun mobil meningkat. Hal itu setidaknya terlihat dari angka penjualan mobil listrik dalam kurun tiga tahun terakhir.

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, jumlah penjualan wholesales kendaraan listrik dari jenis bahan bakar elektrik, hibrida, atau kombinasi BBM dan elektrik, dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) sepanjang 2022 mencapai angka 15.437 unit.

Jumlah itu meningkat dibanding penjualan pada 2021 yang baru di angka 3.193 unit. Jenis kendaraan dengan bahan bakar full electric pada 2022, naik 14 kali lipat dibandingkan dengan periode 2021, yang hanya 685 unit. Sementara itu, jumlah sepeda motor listrik sampai pertengahan tahun lalu jumlahnya diperkirakan mendekati 20.000 unit.

Di sisi lain, saat tren kendaraan listrik meningkat, tercatat jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia ada 346 unit, yang tersebar di 295 lokasi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebagai penanggung jawab infrastruktur itu, memasang target populasi SPKLU di tanah air sebanyak 3.000 unit pada tahun ini. Plt. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Dadan Kusdiana menyampaikan, tahun ini pemerintah sudah menetapkan target sebanyak 1.030 unit SPKLU. Jumlah tersebut direncanakan akan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Untuk mendukung kendaraan listrik, pada 2023 ini targetnya 1.030 SPKLU terpasang di Indonesia. Artinya, hampir dua kali lipat dari 2022. Sebentar lagi kita akan punya sekitar 3.000-an unit SPKLU di tahun ini," kata Dadan dalam keterangan resmi, Kamis (2/2/2023).

Rencana pembangunan SPKLU tidak hanya dibangun pemerintah. Pihak swasta pun berencana membangunnya. Seperti anak usaha dari beberapa perusahaan lain juga tengah membangun SPKLU untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik.

Salah satunya adalah Summarecon Emerald Karawang, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), yang menghadirkan dua fasilitas SPKLU di Summarecon Emerald Karawang. Berikutnya, perusahaan grup Astra, PT Astra Otoparts Tbk, yang telah meresmikan SPKLU melalui Astra Otopower di jalan Tol Trans-Jawa yang berlokasi di Resta Pendopo KM 456B, di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Selain itu, ada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memiliki perhatian yang sama terhadap SPKLU. Menurut Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, perseroan memiliki 570 unit SPKLU di 240 lokasi tersebar di seluruh Indonesia. Untuk di Pulau Jawa, PLN juga menyediakan SPKLU di sepanjang rest area tol di Jawa. 

Tak dipungkiri, pengembangan SPKLU memang belum semasif stasiun pengisian BBM, yang penetrasinya sudah sampai ke desa-desa. Sebagian besar SPKLU yang dibangun saat ini pun masih bersumber dari kegiatan tanggung jawab sosial korporasi.

Pembangunan infrastruktur hilir SPKLU perlu digalakkan dengan membuka lebar pintu bagi swasta. Dengan keberadaan infrastruktur yang semakin massal, niscaya mampu mendukung pengembangan kendaraan listrik lebih massal lagi.

 

Realisasi Regulasi

Tak hanya masalah infrastuktur, seperti SPKLU. Dukungan tegas dari pemerintah terhadap pengembangan kendaraan berbasis listrik memang masih diperlukan. Termasuk, beberapa bentuk dukungan, seperti regulasi terkait dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk kendaraan listrik, berbagai peraturan pemerintah yang mendukung, termasuk baterai yang digunakan, yang masih perlu dibenahi.

Demikian pula terkait rencana pemerintah memberikan insentif untuk kendaraan listrik. Jika hal itu direalisasikan, maka menjadi bentuk dukungan serius dari pemerintah dalam memperluas ekosistem kendaraan listrik.

Beberapa produsen otomotif sendiri telah menyatakan dukungan terhadap rencana pemberian insentif tersebut. Salah satunya disebutkan Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy. Menurut dia, rencana pemerintah memberikan insentif atau potongan harga dalam pembelian mobil listrik berpotensi mendongkrak permintaan kendaraan listrik.

“Bila itu benar, tentu menjadi kabar baik bagi pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Apalagi, bila melihat tren penjualan yang makin meningkat, itu menjadi satu pertanda baik bagi pengembangan kendaraan listrik ke depan,” ujarnya.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari