Indonesia.go.id - Sederet Capaian Transformasi Kesehatan

Sederet Capaian Transformasi Kesehatan

  • Administrator
  • Senin, 21 Agustus 2023 | 13:56 WIB
KESEHATAN
  capaian pada transformasi SDM kesehatan, antara lain 91 persen puskesmas telah dilengkapi minimal satu orang dokter, kemudian 61,5 persen RSUD telah dilengkapi tujuh jenis dokter spesialis. ANTARA FOTO
Anggaran kesehatan 2024 ditujukan untuk mendorong industri farmasi yang kuat dan kompetitif, meningkatkan akses dan kualitas layanan primer dan rujukan, serta menjamin tersedianya fasilitas layanan kesehatan yang andal dari hulu ke hilir.

Memasuki 78 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan anggaran kesehatan, sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang sehat dan produktif.

Seperti dinyatakan Presiden RI Joko Widodo dalam pidato kenegaraan 16 Agustus 2023, pemerintah terus fokus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul agar kiprah Indonesia di tengah kancah global semakin diakui. Apalagi Indonesia dalam beberapa tahun lagi akan menikmati bonus demografi.

Seturut demikian, pemerintah mengalokasikan bujet sektor kesehatan sebesar Rp186,4 triliun pada Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024. Angka ini setara 5,6 persen dari total RAPBN 2024. Jumlah ini meningkat 8,1 persen atau Rp13,9 triliun, dibandingkan dengan anggaran negara pada tahun 2023.

Anggaran kesehatan menjadi perhatian penting mengingat Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menangani krisis kesehatan dan memulihkan ekonomi dengan cepat setelah mengalami prahara pandemi Covid-19. Terkendalinya pandemi membuat pertumbuhan ekonomi selama tujuh kuartal terakhir, sejak akhir 2021, secara konsisten berada di atas 5,0 persen.

Pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat telah membawa Indonesia naik kelas, masuk kembali ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas pada 2022. Hal ini dibuktikan dalam lima tahun terakhir anggaran kesehatan nasional terus mengalami kenaikan. Dari sebesar Rp119,9 triliun pada tahun 2020, menjadi Rp124,4 triliun pada 2021, menjadi Rp134,8 triliun pada 2022, menjadi Rp172,5 triliun pada 2023. Untuk tahun 2024 sebesar Rp186,4 triliun.

“Dengan adanya kenaikan anggaran, tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk sesegera mungkin menyelesaikan target-target dari Bapak Presiden, terutama untuk menjalankan program promotif dan preventif. Yaitu menjaga masyarakat agar tidak jatuh sakit,” jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Sabtu (19/8/2023) seperti dikutip dari laman Kemenkes.

Prioritas anggaran kesehatan pada 2024 dialokasikan untuk transformasi sistem kesehatan, mendorong industri farmasi yang kuat dan kompetitif, meningkatkan akses dan kualitas layanan primer dan rujukan, serta menjamin tersedianya fasilitas layanan kesehatan yang andal dari hulu ke hilir.

Di samping itu, alokasi bujet kesehatan juga untuk mengefektifkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Kemenkes bersama instansi lainnya juga dituntut mempercepat penurunan prevalensi stunting agar mencapai 14 persen di tahun 2024. Upaya tersebut dilakukan melalui perluasan cakupan pencegahan untuk seluruh kabupaten/kota di Indonesia dengan penguatan sinergi berbagai institusi.

Capaian Transformasi Kesehatan

Sejak akhir 2021, Kemenkes RI menggulirkan enam kebijakan transformasi kesehatan sebagai upaya mendorong peningkatan layanan kesehatan masyarakat di tingkat primer, pemerataan akses, jaminan sosial kesehatan, dan SDM tenaga kesehatan.

Adapun keenam transformasi kesehatan tersebut adalah transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan nasional, transformasi sistem pembiayaan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi memaparkan, capaian pertama dalam transformasi layanan primer yang bersifat promotif dan preventif antara lain berupa remaja putri yang mendapat tablet penambah darah mencapai 2,23 juta lebih orang, sebanyak 75.654 ibu hamil dengan kekurangan energi kronis diobati, lebih dari 1,01 juta anak stunting ditangani, serta angka stunting nasional turun menjadi 21,06 persen pada 2022 dari tahun sebelumnya 24,4 persen.

Lebih lanjut, Nadia Tarmizi menjelaskan, terkait capaian transformasi layanan rujukan antara lain pemerataan akses melalui peningkatan layanan prioritas penyakit jantung, stroke, kanker, dan ginjal meliputi pembangunan 15 rumah sakit pratama untuk penguatan layanan rujukan di daerah terpencil. Selain itu 16 rumah sakit vertikal telah bekerja sama dengan institusi atau rumah sakit internasional.

"Kemenkes juga membangun empat rumah sakit vertikal baru di Surabaya, Kupang, Makasar, dan Jayapura," katanya.

Sementara menyangkut transformasi sistem ketahanan nasional, pemerintah terus mendorong inovasi alat kesehatan buatan dalam negeri dan penjaminan produk dalam negeri melalui pengadaan barang dan jasa. Sejauh ini hasilnya delapan dari sepuluh bahan baku obat telah diproduksi di dalam negeri, sebanyak 38 industri farmasi nasional difasilitasi untuk mengganti sumber lima bahan baku obat dari dalam negeri. Selain itu, terjadi peningkatan 3,8 kali lipat transaksi alat kesehatan melalui e-katalog.

Selanjutnya, salah satu capaian transformasi sistem pembiayaan meliputi kenaikan biaya operasional bagi layanan kesehatan dan insentif tenaga kesehatan serta perluasan cakupan layanan bagi masyarakat dalam Program JKN melalui Peraturan Menteri Kesehatan nomor 3 tahun 2023.  

Sementara itu, capaian pada transformasi SDM kesehatan, antara lain 91 persen puskesmas telah dilengkapi minimal satu orang dokter, kemudian 61,5 persen RSUD telah dilengkapi tujuh jenis dokter spesialis, serta 236.075 surat tanda registrasi (STR) tenaga medis dan kesehatan telah diterbitkan.

Peluncuran platform SatuSehat yang telah terpasang di lebih dari 104 juta pengguna merupakan capaian terbesar dalan transformasi teknologi kesehatan. Saat ini sebanyak 11.864 fasilitas layanan kesehatan telah siap terintegrasi dengan aplikasi SatuSehat.

Kemenkes juga telah meluncurkan Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) pada 2022 sebagai teknologi yang mampu mendeteksi dan memprediksi penyakit yang lebih presisi. Program ini mengandalkan teknologi pengumpulan informasi genetik (genom) dari manusia maupun patogen seperti virus dan bakteri atau bisa disebut dengan whole genome sequensing (WGS). Sebelumnya, metode WGS sendiri telah dimanfaatkan dan berperan penting dalam penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

Saat ini, BGSi dilaksanakan di tujuh rumah sakit vertikal, yaitu RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta; RS Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono, Jakarta; RSPI Sulianto Saroso, Jakarta; RSUP Persahabatan, Jakarta; RS Kanker Dharmais Jakarta; RSUP Sardjito, Yogyakarta; dan RS Prof I.G.N.G. Ngoerah, Bali.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari