Indonesia.go.id - Indonesia Usung Empat Agenda Tata Kelola Air di World Water Forum ke-10

Indonesia Usung Empat Agenda Tata Kelola Air di World Water Forum ke-10

  • Administrator
  • Selasa, 23 April 2024 | 20:39 WIB
WORLD WATER FORUM
  Menteri Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan di sela rapat koordinasi persiapan WWF ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (20/4/2024). WWF
Forum WWF10 ini akan menghasilkan ministerial declaration sebagai hasil utama yang disertai dengan usulan konkret berupa proyek, inisiatif, aksi bersama.

Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah World Water Forum (Forum Air Dunia/WWF) ke-10 telah menyiapkan rancangan berisi sejumlah poin penting yang termuat dalam deklarasi tingkat menteri pada ajang internasional yang digelar di Nusa Dua, Bali, 18--25 Mei 2024. Ajang itu dinilai strategis di fora internasional.

Perhelatan tersebut bakal dihadiri puluhan kepala negara. Adapun sejumlah mantan pemimpin dunia juga telah menyatakan akan hadir di gelaran World Water Forum ke-10, antara lain, mantan Presiden Cili, mantan Presiden Hungaria, mantan Presiden Slovenia, mantan Presiden Malawi, mantan Presiden Srilangka, mantan Presiden Kostarika. Kemudian mantan Perdana Menteri (PM) Belgia, mantan PM Korea Selatan, dan mantan PM Butan.

World Water Forum ke-10 mengusung tema besar "Water for Shared Prosperity" (Air untuk Kesejahteraan Bersama). Pertemuan para pemimpin dunia itu nanti akan mengangkat dan membahas isu air sekaligus mencari solusi bersama persoalan tata kelola air. Forum ini akan menghasilkan Ministerial Declaration sebagai hasil utama yang disertai dengan usulan konkret atau concrete deliverables berupa proyek, inisiatif, aksi bersama. Forum ini terdiri dari tiga proses utama, yaitu proses politik, proses regional, dan proses tematik.

Indonesia membawa empat usulan di ministerial declaration (MD), yaitu pendirian Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE); pengarusutamaan Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands; dan penetapan World Lake Day (WLD) atau Hari Danau Sedunia. Di samping itu, tiga poin itu juga akan dicantumkan dalam MD Compendium of Concrete Deliverables and Actions (Compendium) sebagai inisiatif untuk tindak lanjut konkret dari WWF10.

“Ini komitmen kami semua, berkaitan dengan masalah shortage (keterbatasan) air di dunia,” kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan di sela rapat koordinasi persiapan WWF ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (20/4/2024).

Lebih lanjut, Menko Luhut menyatakan deklarasi tingkat menteri itu memang tidak bersifat mengikat, melainkan menjadi kesepakatan dan komitmen bersama terkait pentingnya ketersediaan air di dunia.

Luhut yang juga Ketua Panitia Nasional Pelaksanaan Water World Forum ke-10 ini mengungkapkan bahwa deklarasi tingkat menteri itu juga sekaligus memuat kepentingan nasional Indonesia, terutama terkait sumber daya air yang menjadi salah satu soal krusial dunia.

Pada kesempatan berbeda, Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja menambahkan pihak Indonesia diyakini mampu memimpin pertemuan WWF10 untuk menghasilkan kesepakatan-kesepakatan penting dan konkret menjaga keberlangsungan air dan lingkungan global.

Keberhasilan Indonesia mendorong tata kelola air melalui pendekatan budaya lokal diyakini jadi daya tarik bagi para pemimpin dunia untuk menghadiri forum yang akan digelar pada 18--25 Mei 2024 itu. Banyaknya praktik baik yang telah dilakukan Indonesia dianggap sebagai kelebihan dari pertemuan yang melibatkan seluruh stakeholder dalam tata kelola air itu. Dunia bisa belajar banyak dari apa yang sudah dilakukan Indonesia.

“Misalnya, sistem Subak di Bali yang sudah diakui oleh UNESCO dalam tata kelola irigasi melalui local wisdom, atau Danau Bratan yang juga ada di Bali. Yang sudah sering kita saksikan Taman Hutan Rakyat (Tahura) yang memperlihatkan betapa pentingnya mangrove dalam mendukung pengelolaan air. Ini semua contoh baik yang bisa langsung disaksikan oleh para pemimpin dan delegasi dunia,” ujar Endra.

Delegasi WWF10 direncanakan meninjau persawahan di Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali, untuk melihat sistem pengairan pertanian khas Pulau Dewata itu. Mereka juga diajak menengok Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) yang dijalankan oleh Kementerian PUPR.

Pembukaan World Water Forum ke-10 yang berpusat di Nusa Dua Bali akan dihelat di Kura-Kura Bali. Seremoni pembukaan dibalut dalam tema "Balinese Water Purification Ceremony". Selanjutnya Welcoming Gala Dinner di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park dilaksanakan pada Minggu, 19 Mei 2024.

Pada Senin, 20 Mei 2024 bertempat di BICC, Nusa Dua digelar Opening Ceremony dan High-Level Meeting yang langsung dilanjutkan dengan interface meetings bersama dengan penanggung jawab proses politik, tematik, dan regional, serta bilateral meetings dengan beberapa kepala negara.

Usai Opening Ceremony langsung digelar pembukaan fair and expo bertempat di Nusa Dua Hall BNDCC. Lokasi fair and expo tersebar di BNDCC, BICC, dan Pantai Kuta. Sesi proses politik, tematik, dan regional akan dilaksanakan pada 20--25 Mei 2024. Sementara itu, khusus untuk high-level meeting dan ministerial meeting dilaksanakan pada 20--21 Mei 2024. Bertempat di Taman Bhagawan, pada Jumat, 24 Mei 2024, akan digelar Cultural Night (Farewell).

Sedangkan Closing Ceremony akan digelar Sabtu, 25 Mei 2024 di Mangupura Hall. Usai kegiatan ini peserta akan diajak field trip, antara lain, ke Museum Air di Tabanan, Jatiluwih UNESCO World Heritage Site, Danau Batur Kintamani, dan Cultural Village Ubud.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari