Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera membangun kampung nelayan modern (kalamo) di Banyuwangi.
Kelak kita tidak akan menemukan kampung nelayan yang meruapkan bau amis dan bernuansa kumuh. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan segera membangun kampung nelayan modern (kalamo). Program kalamo merupakan upaya pemerintah mengubah wajah kampung nelayan tradisional menjadi modern dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pengusahaan perikanan modern yang dapat meningkatkan produktivitas, kompetensi masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi.
Kampung nelayan modern pertama yang akan dieksekusi pada tahun ini adalah Kalamo Lateng. Lokasinya tepat di ujung Pantai Ancol Plengsengan, tidak jauh dari pusat kota Banyuwangi, dan berada di lahan seluas hampir satu hektare (ha) yang menghadap langsung selat Bali.
Kawasan Pantai Ancol Plengsengan ini berada di kawasan nelayan Kampung Mandar yang tidak jauh dari pusat Kota Banyuwangi. Pantai ini masuk dalam perairan Selat Bali, dan berdekatan dengan destinasi Pantai Boom Marina.
Terdapat sekitar 502 nelayan di kawasan ini dengan total produksi rata-rata 50 ton per bulan. Mayoritas nelayan melaut dengan cara konvensional, yakni memancing dan menggunakan jaring. Hasil tangkapan nelayan wilayah itu didominasi oleh ikan tongkol, lemuru, kacangan, dan bengkunis.
Sebelumnya kawasan ini memang sudah menjadi sentra kuliner kudapan hasil laut yang berada di kawasan kampung nelayan. Kalau di Jakarta, tak ubahnya dengan kawasan wisata kuliner Muara Karang.
Untuk membangun kampung nelayan yang “harum” itu, pemerintah menggelontorkan anggaran sekitar Rp22 miliar. Dijelaskan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, pembangunan kalamo di Lateng akan dimulai sekitar Mei 2024. Proses pembangunannya, kata dia, diprediksi rampung dalam tiga bulan.
"Kalamo ini konsepnya lebih ke arah tematik. Di sini serba dekat. Ikan yang ditangkap nelayan bisa langsung dibeli dan dinikmati oleh para pembeli. Apalagi di kawasan ini sebelumnya telah menjadi salah satu sentra kuliner seafood di Banyuwangi. Ini akan melengkapi," kata Wahyu Trenggono.
Kawasan kalamo juga akan dilengkapi sejumlah fasilitas, di antaranya sentra kuliner, indoor dan outdoor area, riverside area, rooftop area, bale nelayan, dan shelter pendaratan ikan. Selain juga dilengkapi bengkel kapal nelayan, stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN), fish store, pabrik es, dan lainnya.
"Jadi ikan yang ditangkap dalam keadaan masih fresh bisa langsung disajikan ke pengunjung atau disimpan di cold storage. Selain itu juga ada fish store yang nantinya sebagai etalase produksi olahan ikan dari para istri nelayan yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh," ujar Trenggono.
Trenggono menjelaskan, hasil produksi tangkapan ikan di kalamo itu juga akan mendukung kebutuhan untuk sentra kuliner dan fish market di daerah Mandar, yang telah ada terlebih dulu. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyambut baik dan berterima kasih atas rencana KKP membangun kalamo di Banyuwangi. Menurut Ipuk, itu akan menciptakan wajah baru destinasi di Banyuwangi, yang kemudian diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan setempat.
Kementerian Kelautan dan Perikanan berencana menambah 10 kampung nelayan modern pada 2024. Konsep kampung nelayan modern diarahkan mengintegrasikan penyediaan infrastruktur dan fasilitas perikanan dari hulu ke hilir. Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Trian Yunanda mengemukakan, selama ini kampung nelayan memiliki stereotipe kantong kemiskinan, keterbatasan sarana prasarana, keterbatasan akses pendidikan, kesehatan modal, dan umumnya kumuh.
Sebelumnya, pengembangan kampung nelayan modern yang pertama dilakukan di Desa Samber/Binyeri, di Biak, Samfor, Papua. Peresmian kampung nelayan modern Desa Samber/Binyeri dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 November 2023. Anggaran KKP untuk pembangunan kampung nelayan modern di Desa Samber/Binyeri itu berkisar Rp22,1 miliar meliputi penyediaan sejumlah fasilitas, seperti kios persediaan bahan bakar dan stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN), gudang pendingin, cool box, dermaga, dan bantuan kapal berukuran 3 gros ton (GT) berjumlah 15 unit, serta bantuan koperasi.
KKP berencana menambah 10 kampung nelayan modern pada 2024. Berdasarkan identifikasi sementara, terdapat 180 lokasi calon kampung nelayan maju. Dari jumlah itu, akan dikaji lagi untuk menentukan lokasi pengembangan kampung nelayan modern. Di samping itu, KKP tetap melanjutkan program kampung nelayan maju tahun 2024 pada 55 lokasi dengan anggaran sekitar Rp600 juta per lokasi.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari