Indonesia.go.id - Komitmen Menjaga Perdamaian Kawasan

Komitmen Menjaga Perdamaian Kawasan

  • Administrator
  • Minggu, 2 Juni 2024 | 07:35 WIB
MILITER
  TNI menggelar serangkaian latihan bersama dengan institusi milter sejumlah negara di kawasan Indonesia. Latihan bersama itu, antara lain, melibatkan TNI-AL, US Navy, dan Korps Marinir AS (United States Marine Corp/USMC) melalui kegiatan bertajuk Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT). ANTARA FOTO
Bukan hanya untuk meningkatkan profesionalitas di lapangan, latihan bersama juga penting untuk meningkatkan relasi dan perdamaian.

Dalam rangka berkontribusi menjaga dan menciptakan perdamaian kawasan, TNI menggelar serangkaian latihan bersama dengan institusi milter sejumlah negara di kawasan Indonesia. Latihan bersama itu, antara lain, melibatkan TNI-AL, US Navy, dan Korps Marinir AS (United States Marine Corp/USMC) melalui kegiatan bertajuk Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT). Ada juga latihan bersama Joint Minex Pandu yang dilaksanakan oleh TNI-AL dan Angkatan Laut Singapura (Republic of Singapore Navy/RSN).

CARAT merupakan latihan bersama (latma) rutin yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Pada 2024, latma CARAT digelar pada 13—20 Mei di wilayah Pesawaran, Lampung.

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksamana Muda (Laksda) Yoos Suryono menegaskan, Latihan Bersama  CARAT penting untuk dilaksanakan terus, karena itu merupakan wujud kontribusi Indonesia dan Amerika Serikat menjaga perdamaian di kawasan.

“Latihan ini sangat penting, bukan hanya untuk meningkatkan profesionalitas di lapangan, tetapi juga untuk meningkatkan relasi dan perdamaian,” kata Yoos kepada para prajurit saat upacara pembukaan Latma CARAT 2024 di Markas Batalyon Infanteri 9 Marinir, Piabung, Pesawaran, Lampung, Senin (13/5/2024).

Laksda Yoos menegaskan, latihan itu juga bertujuan meningkatkan interoperabilitas, sekaligus memperkuat kerja sama dan persahabatan antara Angkatan Laut Amerika dan TNI-Angkatan Laut. Dalam latihan tersebut, total dilibatkan sebanyak 1.380 prajurit TNI-AL. Sedangkan dari US Navy dan USMC ada sebanyak 1.180 prajurit.

Sejumlah alutsista dikerahkan TNI-AL dalam latma CARAT tersebut. Yakni, tiga kapal perang dari Armada I, yaitu Kapal Republik Indonesia (KRI) Semarang-594, KRI Kerambit-627, dan KRI Kujang-642. Selain itu, ada pula pelibatan dua helikopter Panther dan satu unit pesawat CN-235 dari Pusat Penerbangan TNI-AL (Puspenerbal).

Selain itu, sebanyak 11 kendaraan taktis juga dikerahkan dalam latihan bersama tersebut. Sedangkan alutsista yang dikerahkan pihak US Navy adalah USS Somerset (LPD-25), dua LCAC, empat helikopter CH-53 Sea Stallion, dan satu pesawat nirawak (UAS).

Dalam latihan itu, pasukan dari Indonesia dipimpin oleh Komandan Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor) Koarmada I Kolonel Laut (P) Ludfy. Sedangkan, pasukan dari US Navy dipimpin oleh Kapten James Robinson, dan pasukan dari USMC dipimpin oleh Kolonel Sean Dynan. Pasukan dari US Navy yang berpartisipasi dalam Latma CARAT 2024 itu berasal dari Armada Ke-7 US Navy yang tergabung dalam Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika (USPACFLT) dan bermarkas di Yokosuka, Prefektur Kanagawa, Jepang.

Sementara itu, sejumlah materi yang dilaksanakan dalam latihan tersebut, antara lain, mencakup kemampuan mengambil keputusan, pertukaran pengetahuan/subject matter expert exchange (SMEE), latihan kemampuan individu prajurit, dan latihan pertahanan pantai gabungan yang menyatukan pasukan darat, unsur laut, dan unsur udara.

 

Perang Ranjau

Sementara itu, di perairan sekitar sekitar Batam dan Bintan di Kepulauan Riau (Kepri), pada kurun 13—19 Mei 2024 juga digelar latihan bersama antara TNI-AL dan Angkatan Laut Singapura (Republic of Singapore Navy/RSN). Latihan bersama peperangan ranjau atau minex warfare exercise yang diberi nama Latma Joint Minex Pandu itu melibatkan mesin perang laut kedua negara.

Dari pihak Indonesia, TNI-AL mengerahkan dua kapal pemburu ranjaunya, yaitu KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732. Kedua kapal itu merupakan kapal pemburu ranjau buatan Jerman yang dibuat di Galangan Kapal Abeking & Resmussen, Lamwerder-Bremen.

Kapal berjenis mine counter measure vessel (MCMV) itu memiliki spesifikasi panjang 61,4 meter, lebar 11,1 meter, dan bobot 1.444 ton. Kapal dapat berlayar dengan kecepatan maksimal 18 knot, kecepatan jelajah 10 knot, dan kecepatan ekonomis 10 knot.

Kapal berbahan dasar baja nonmagnetik itu dilengkapi dengan empat unit lift craft, dua unit perahu karet (rigid hull inflatable boat), degaussing system yang dapat mengurangi daya magnetik kapal, dan penggerak motor elektrik yang mampu mengurangi suara bising.

Dua kapal pemburu ranjau itu juga memiliki perangkat autonomous underwater vehicle (UAV) yang dapat mendeteksi dan mengidentifikasi kontak/objek dalam air, dan unmanned surface vessel (USV) yang berfungsi membersihkan ranjau di permukaan laut. Ada pula perangkat remotely operated vehicle (ROV) dan peralatan sonar bawah air untuk mendeteksi ancaman di perairan dalam.

Kedua kapal yang dikerahkan dalam latma tersebut memperkuat TNI-AL, khususnya Koarmada II, sejak Agustus 2023. Bagaimana dengan Angkatan Laut Singapura? Dalam kegiatan itu RSN mengerahkan dua kapal pemburu ranjau, yakni Republic of Singapore Ship (RSS) Punggol dan RSS Bedok. Kapal perang Singapura tersebut diketahui mulai memasuki perairan Indonesia, tepatnya di dekat Kepulauan Riau, pada Senin (13/5/2024).

Selain alutsista, TNI-AL juga mengerahkan pasukan dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Armada II dan penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Armada II. Sedangkan, Singapura mengerahkan unit penyelam (NDU) dari angkatan lautnya.

Dinas Penerangan TNI-AL dalam siaran resminya menjelaskan, latihan itu diawali dengan fase kapal-kapal sandar (harbour phase), kemudian diikuti dengan sesi pengarahan dan diskusi terkait skenario latihan. “Adapun latihan nantinya mencakup manuver taktis, netralisasi ranjau, penyelaman bawah air, evakuasi medis udara, hingga SAR (pencarian dan pertolongan) tempur) di perairan timur Pulau Bintan dan Batam,” demikian isi siaran resmi Dinas Penerangan TNI-AL.

Dalam kesempatan terpisah, Panglima Koarmada II Laksamana Muda (Laksda) Ariantyo Condrowibowo dalam amanat yang dibacakan Kepala Staf Koarmada (Kaskoarmada) II Laksamana Pertama (Laksma) Isswarto menjelaskan, latihan itu merupakan kesempatan mengukur kemampuan pengawak KRI, terutama dalam berburu ranjau.

“Latihan ini menitikberatkan pada kegiatan berburu ranjau dan tindakan perlawanan ranjau untuk memberi dukungan timbal balik dan tujuan bersama mengatasi krisis,” kata Pangkoarmada II, dalam amanat pada apel gelar pasukan dan alutsista untuk Latma Minex Pandu 2024, yang dibacakan di Dermaga Madura Koarmada II, Ujung, Surabaya, Jawa Timur.

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Berita Populer