Indonesia.go.id - Super Garuda Shield 2024: Strategi Penguatan Militer dan Kerja Sama Internasional

Super Garuda Shield 2024: Strategi Penguatan Militer dan Kerja Sama Internasional

  • Administrator
  • Sabtu, 22 Juni 2024 | 16:29 WIB
PERTAHANAN
  Dalam Garuda Shield ke-18 sebanyak 4.300 prajurit ikut serta dalam latihan militer terbesar Indonesia-AS bertajuk Super Garuda Shiels. ANTARA FOTO/ Budi Chandra Setia
Latgab Super Garuda Shield 2024 yang digelar akhir Agustus hingga awal September 2024 di Jatim jadi latihan militer gabungan bersama terbesar dalam sejarah TNI.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menggelar Garuda Shield, sebuah latihan gabungan (latgab) militer antarbangsa. Tahun 2024 menjadi ajang ke-18 kalinya sejak pertama kali diadakan pada 2009 di Bandung, Jawa Barat. Semula latgab ini dicetuskan pihak militer angkatan darat Indonesia dan Amerika Serikat (AS) dengan tujuan memperkuat hubungan kedua negara dan mempromosikan keamanan regional.

Seperti dikutip dari website Kedutaan Besar AS di Jakarta, Washington menjadikan Garuda Shield sebagai sarana untuk berbagi pengalaman dengan Indonesia melalui perencanaan, pelatihan, dan latihan bersama guna memperkuat hubungan bilateral Indonesia-AS. Kedua negara bertekad meningkatkan kemampuan interoperabilitas para prajurit.

Misalnya melalui lokakarya pengembangan profesional, simulasi komando dan kendali, latihan amfibi, operasi lintas udara (airborne operation), latihan perebutan pangkalan, dan latihan lapangan gabungan. Pada latihan pos komando, staf-staf perencanaan berlatih merencanakan misi dalam kerangka latgab militer.

Sedangkan pada latihan lapangan, unsur-unsur kekuatan batalion kedua negara dilibatkan untuk melatih keterampilan berperang demi meningkatkan kapasitas operasi gabungan dan kewaspadaan prajurit di masa damai. Aneka alat utama sistem senjata (alutsista) tempur dari militer kedua turut dilibatkan. Seluruh kegiatan latgab digelar selama dua minggu di lokasi pusat latihan tempur (puslatpur) milik TNI.

Dalam perkembangannya, latgab tersebut tidak hanya melibatkan angkatan darat semata karena matra laut dan udara pun turut diikutsertakan. Bahkan sejak 2019, nama latgab ini berubah menjadi Super Garuda Shield setelah keikutsertaan negara lain di luar Indonesia dan AS. Pada pelaksanaan di 2022 Australia, Jepang, dan Singapura ikut bergabung dalam latihan militer multinasional yang diadakan di Pusat Latihan Tempur TNI di Baturaja, Kecamatan Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan.

Indonesia dan AS juga mengundang militer Prancis, Malaysia, Selandia Baru, Papua Nugini, Korea Selatan, Timor Leste dengan Kanada, India, dan Britania Raya sebagai pengamat. Ada sebanyak 4.300 prajurit ikut serta dalam latihan militer terbesar di kawasan Indo Pasifik tersebut. Saat itu, Super Garuda Shield juga menekankan latgab pada operasi maritim dengan melibatkan kapal perang Indonesia, Singapura, dan AS untuk pertama kalinya.

Setahun kemudian, jumlah prajurit yang dilibatkan mencapai lebih dari 5.000 personel termasuk diterjunkannya alutsista berat seperti lima unit tank M1A1 Abram dan panser angkut personel M113AS4 Armoured Personnel Carrier (APC) milik militer Australia yang menurut VOA menjadi pengerahan kekuatan tempur darat terbesar negara kanguru tersebut sejak Perang Vietnam. Militer AS menerjunkan sejumlah armada udaranya seperti helikopter tempur Apache AH-64.

Pada pelaksanaan Super Garuda Shield 2024, menurut catatan TNI ada sebanyak 18 negara ikut serta dan menjadi yang terbanyak dalam sejarah latgab multinasional yang digelar oleh markas besar Cilangkap bersama AS. Belanda, Vietnam, dan Thailand menjadi nama baru dalam latgab Super Garuda Shield 2024. Latgab bersama digelar di Puslatpur TNI di Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).

Komandan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan AS di Indo Pasifik (Indopacom), Laksamana Samuel John Paparo Jr. di Jakarta, Rabu (12/6/2024), mengungkapkan bahwa peserta latgab kali ini bisa mencapai 19 negara. Ia mengatakan, AS akan mengirimkan sekitar 2.000 prajurit dan kapal perang serta armada tempur lainnya pada Super Garuda Shield 2024. Paparo Jr. menyebut Super Garuda Shield 2024 sebagai latgab multinasional terbesar yang pernah ada dan menjangkau wilayah yang luas.

"Saya menantikan untuk kembali lagi ke Indonesia. Ini akan menjadi latihan yang paling interoperable yang pernah kami gelar bersama dan paling banyak melibatkan prajurit AS untuk berlatih bersama prajurit dari Indonesia dan negara-negara peserta dari 13 ke 19 negara di tahun ini," kata Paparo Jr. seperti dikutip Antara

Seperti dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan Mabes TNI, Wakil Asisten Operasi Panglima TNI Marsekal Pertama Taufiq Arasj menyebutkan bahwa Latgab Super Garuda Shield 2024 digelar   pada akhir Agustus hingga awal September 2024 di Jatim. Ada 18 negara dan ribuan prajurit diikutsertakan dalam latgab terbesar dalam sejarah latihan militer bersama yang digelar TNI bersama negara-negara sahabat.

Taufiq menceritakan, TNI turut melibatkan prajurit dari Batalyon Infanteri 5 Korps Marinir TNI Angkatan Laut untuk melakukan simulasi latihan pendaratan amfibi bersama tentara AS dari Indopacom di Pantai Banongan, Situbondo. Pada 25 April 2024, sebuah tim dari perwakilan negara peserta Super Garuda Shield 2024 telah melakukan survei ke lokasi latgab. 

Mereka ditemani Komandan Batalyon Infanteri 5 Marinir Letkol Mar Ahmad Fauzi meninjau kesiapan tempat dan orientasi edan sekaligus keselarasan materi latihan saat Super Garuda Shield 2024 digelar. Seperti tactical combat casual care, drill surface insertion, latihan pendaratan khusus (ratsus), drill amphibious assault, drill air assault, serta sinkronisasi taktik dan komando.

Sementara itu, pengamat militer Al Araf seperti dilansir VOA memuji latgab seperti Super Garuda Shield yang menurutnya akan meningkatkan kapasitas prajurit dan mengkaji kesiapan peralatan tempur. “Bagi Indonesia sendiri latihan gabungan semacam ini meningkatkan kapasitas TNI dalam menyiapkan skenario terburuk seperti perang," tambahnya.

Al Araf menilai latihan semacam ini juga akan membantu Indonesia mengatasi beberapa masalah di kawasan, seperti sengketa wilayah di Laut Tiongkok Selatan. Untuk itu Al Araf berharap kerja sama Indonesia dan AS ini dapat diperluas lagi, dengan memberikan pelatihan dan beasiswa bagi prajurit-prajurit terbaik Indonesia agar dapat mengenyam latihan dan pendidikan di AS.

 

Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Berita Populer