Indonesia.go.id - Transformasi Infrastruktur Air: Strategi Indonesia Mencapai Ketahanan Air

Transformasi Infrastruktur Air: Strategi Indonesia Mencapai Ketahanan Air

  • Administrator
  • Senin, 1 Juli 2024 | 07:00 WIB
IRIGASI
  Pada 2023, Indonesia telah mencapai 92 persen layanan air minum dan 86 persen layanan sanitasi dasar. Meski begitu, tetap masih banyak aksi yang harus dilakukan untuk mencapai target akses air bersih dan sanitasi aman pada 2030. PUPR
Indonesia telah mencapai 92 persen layanan air minum dan 86 persen layanan sanitasi dasar pada 2023, tetapi masih banyak aksi yang perlu dilakukan untuk mencapai target SDGs 2030. Dengan pembangunan 61 waduk baru yang ditargetkan selesai pada akhir 2024, total tampungan air di Indonesia akan mencapai 16,18 miliar meter kubik, mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan, dan energi.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menekankan pentingnya kolaborasi untuk mencapai ketahanan air global pada Rabu (12/6/2024) di Jakarta.

"Presiden Jokowi menyampaikan bahwa air untuk kemakmuran bersama hanya dapat dicapai melalui kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan. Kolaborasi adalah kunci untuk melestarikan air demi kemakmuran bersama di masa mendatang," ujar Menteri Basuki.

Dalam Sustainable Development Goals (SDGs) poin enam, akses air bersih dan sanitasi aman untuk semua harus dicapai pada 2030. Berdasarkan laporan PBB pada 2022, akses layanan air minum aman mencapai 73 persen dari populasi global, sedangkan sanitasi dasar baru mencapai 57 persen.

"Pada 2023, Indonesia telah mencapai 92 persen layanan air minum dan 86 persen layanan sanitasi dasar. Meski begitu, masih banyak aksi yang harus dilakukan untuk mencapai target akses air bersih dan sanitasi aman pada 2030," tandas Menteri Basuki.

Pesan Penting dari UN Water Conference

Pesan penting dari UN Water Conference menyebutkan bahwa air untuk kebaikan bersama dan akses air minum serta sanitasi aman adalah hak asasi manusia yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, akses air harus selalu tersedia dan mudah diakses oleh seluruh populasi.

Menteri Basuki mengajak seluruh delegasi untuk melakukan kolaborasi aksi nyata yang transformatif demi mencapai tujuan ketahanan air secara global, dengan tetap berpegang pada prinsip keberlanjutan, kesetaraan, dan keadilan sosial.

"Terima kasih atas dedikasi dan upaya untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan air. Kita harus berkomitmen untuk memanfaatkan keahlian, sumber daya, dan kemauan politik kolektif kita dalam mengkatalisasi perubahan yang berarti serta memajukan agenda air global yang sejalan dengan SDGs. Forum ini adalah kesempatan yang baik untuk berbagi pengalaman dan meningkatkan kolaborasi serta kerja sama antarnegara dan institusi global," katanya.

Ketahanan Air sebagai Prioritas Infrastruktur

Ketahanan air menjadi sektor prioritas dalam infrastruktur karena berdampak pada berbagai aspek, seperti kedaulatan pangan dan energi. Pemerintahan Joko Widodo memprioritaskan infrastruktur ketahanan air, menyadari betapa pentingnya air untuk kehidupan.

Saat ini, Indonesia memiliki 231 waduk dengan total kapasitas tampungan 12 miliar meter kubik, dan tengah membangun 61 waduk baru yang ditargetkan selesai pada akhir 2024. Hingga sekarang, total tampungan air di seluruh Indonesia mencapai 16,18 miliar meter kubik, tersebar di 279 bendungan.

Jumlah layanan listrik juga meningkat seiring penambahan waduk, dengan prediksi mencapai 6.138 MW pada 2024. Untuk layanan irigasi, luas layanan irigasi di Indonesia adalah 7,1 juta hektare, dengan penambahan pengairan dari waduk mencapai 880,1 ribu hektare.

Ketahanan air memiliki pengaruh besar terhadap pelayanan publik di masyarakat, termasuk penyediaan air rumah tangga, perkotaan, dan industri. Dengan peningkatan infrastruktur ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai ketahanan air yang lebih baik demi kesejahteraan bersama.

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari