Pada 2023, harapan hidup di Indonesia meningkat menjadi 73,05 tahun dari 70,8 tahun di 2013. Satu dekade terakhir menjadi momentum transformasi besar sistem kesehatan Indonesia.
Sektor kesehatan memainkan peranan penting dalam persiapan menuju Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, pemerintah terus memperkuat sistem kesehatan nasional guna menciptakan dampak yang lebih luas bagi kesejahteraan masyarakat.
Selama satu dekade (2015--2024) atau 10 tahun, Pemerintah Indonesia telah mencatatkan kemajuan signifikan dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM), khususnya melalui sektor kesehatan. Capaian strategis pembangunan SDM itu menjadi bahan diskusi di Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digelar Selasa (17/9/2024) di Jakarta.
Adalah Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, yang tampil sebagai pembicara, menguraikan bahwa satu dekade terakhir menjadi momentum transformasi besar sistem kesehatan Indonesia. Sejak diluncurkannya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 2014, jelas Dante, akses layanan kesehatan telah semakin merata di seluruh penjuru negeri, termasuk di daerah-daerah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T).
Hingga saat ini, Dante mengatakan, JKN telah mencakup lebih dari 98% populasi Indonesia, menjadikannya sebagai salah satu program kesehatan paling inklusif di dunia. "Kami juga fokus pada pengembangan kualitas pelayanan dan memastikan peserta aktif dalam membayar iuran secara tepat waktu, karena itu adalah kunci keberlanjutan JKN," papar Dante.
Dengan begitu, layanan kesehatan yang merata dapat terus dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023, harapan hidup di Indonesia telah meningkat menjadi 73,05 tahun, naik dari 70,8 tahun pada 2013. Peningkatan ini tak lepas dari peran kebijakan kesehatan yang lebih baik, termasuk pelayanan primer dan rujukan yang lebih terpadu.
Enam Pilar Transformasi Kesehatan
Dalam menghadapi tantangan kesehatan ke depan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mencanangkan enam pilar transformasi kesehatan yang menjadi fondasi penting pembangunan SDM. Enam pilar tersebut meliputi transformasi layanan primer, rujukan, ketahanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.
Pilar itu dirancang untuk memperkuat setiap aspek pelayanan kesehatan, sehingga lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Kemenkes berupaya memperbaiki ketahanan kesehatan nasional dengan menyiapkan sistem yang tangguh menghadapi potensi krisis, seperti pandemi atau bencana kesehatan lainnya.
Selain itu, sektor teknologi kesehatan menjadi fokus utama dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan layanan. Teknologi telemedicine dan digitalisasi data kesehatan diharapkan dapat mempercepat perbaikan sistem pelayanan di seluruh Indonesia.
Menurunkan Stunting
Dalam upaya jangka panjang menciptakan generasi yang sehat dan cerdas, penurunan angka stunting menjadi prioritas utama. Menurut Dante, angka stunting berhasil diturunkan dari 37% pada 2013 menjadi 21,5% pada 2023.
Meski begitu, target penurunan angka stunting di bawah 20% sesuai standar WHO masih menjadi tantangan besar bagi pemerintah. "Penurunan angka stunting ini berkaitan langsung dengan perkembangan otak dan fisik anak. Pemerintah terus memperbaiki akses gizi yang lebih baik, memperluas layanan kesehatan ibu dan anak, serta memastikan posyandu dan puskesmas dapat menjalankan fungsinya dengan optimal," jelas Dante.
Pemerintah juga telah memperkuat program intervensi gizi di wilayah-wilayah prioritas, meningkatkan layanan kesehatan bagi ibu hamil, serta mendistribusikan suplemen gizi kepada anak-anak yang rentan mengalami kekurangan gizi.
Pemerataan Tenaga Dokter
Meski banyak capaian yang telah diraih, sektor kesehatan Indonesia masih menghadapi tantangan besar, salah satunya adalah rasio dokter yang tak sebanding dengan jumlah penduduk. Kini, Indonesia memiliki sekitar 150.000 dokter umum, atau rasionya 0,47 dokter per 1.000 penduduk, jauh di bawah standar WHO, yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk. Itu berarti, masih ada kekurangan sekitar 120.000 dokter untuk mencapai rasio ideal.
Selain jumlah dokter yang kurang, pemerataan dokter spesialis juga masih menjadi masalah. Data menunjukkan bahwa 59% dokter spesialis masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan wilayah-wilayah lain di luar Jawa mengalami kekurangan signifikan.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah membuka lebih banyak kuota pendidikan dokter umum dan spesialis, serta memberikan beasiswa bagi putra-putri daerah yang bersedia kembali mengabdi di daerah asal mereka. "Pemerintah telah menyalurkan lebih dari 10.000 tenaga kesehatan ke daerah-daerah terpencil dan kepulauan, namun ini masih belum cukup," tegas Dante.
Lebih jauh, Dante juga menyebutkan bahwa tunjangan dan beasiswa khusus bagi dokter yang bersedia mengabdi di daerah terpencil terus ditingkatkan. Selain menyelesaikan pemerataan tenaga kesehatan, fokus pemerintah juga berupaya memperkuat perlindungan sosial melalui BPJS Kesehatan.
Pada 2023, BPJS Kesehatan telah mencakup 98,16% populasi, dengan kelompok masyarakat yang tidak mampu membayar iuran mendapatkan subsidi dari pemerintah pusat dan daerah. "Penting untuk memastikan bahwa setiap program perlindungan sosial berjalan efektif dan tanpa tumpang tindih. Kami terus memperbaiki mekanisme ini agar manfaat yang diterima masyarakat dapat maksimal," ujar Nunung Nuryartono, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, dalam FMB9.
SDM Sehat dan Berdaya Saing
Pembangunan SDM berkualitas tidak hanya bertumpu pada pendidikan, melainkan juga kesehatan yang baik. Dengan berbagai program yang telah diluncurkan, baik di sektor kesehatan maupun perlindungan sosial, pemerintah berharap dapat menciptakan generasi yang lebih sehat, produktif, dan siap menghadapi tantangan masa depan menuju Indonesia Emas 2045.
Upaya pemerintah dalam membangun SDM yang lebih baik melalui peningkatan kesehatan tak sekadar pencapaian statistik. Dampak nyata bagi masyarakat, mulai dari pelayanan kesehatan yang lebih mudah diakses hingga penurunan angka stunting harus dapat diwujudkan.
Dengan berbagai program strategis yang dijalankan, masa depan kesehatan Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menciptakan generasi yang lebih unggul dan berdaya saing.
Redaktur: Ratna Nuraini
Penulis : Dwitri Waluyo