Indonesia.go.id - Indonesia-Jepang Perkuat Kerja Sama Energi Terbarukan dan Hilirisasi Industri

Indonesia-Jepang Perkuat Kerja Sama Energi Terbarukan dan Hilirisasi Industri

  • Administrator
  • Kamis, 16 Januari 2025 | 09:35 WIB
KERJA SAMA INTERNASIONAL
  Presiden Prabowo Subianto (kanan) Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba (kiri) menyampaikan keterangan kepada wartawan usai pertemuan bilateral di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2025). Kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Shigeru Ishiba ke Bogor untuk membahas sejumlah kerja sama antara Jepang dan Indonesia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Jepang pada tahun ini sepakat memberikan pinjaman kepada Indonesia sebanyak 90,456 miliar yen atau Rp9,3 triliun untuk peningkatan kapasitas ASN dan pengembangan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat.

Hubungan bilateral Republik Indonesia (RI) dan Jepang pada tahun ini sudah memasuki 66 tahun. Kedua negara besar di Asia ini telah mengalami pasang surut hubungan kerja sama politik maupun ekonomi pasca era Perang Dunia II. Jepang yang kini memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) USD4,213 triliun dan PDB per kapita USD33.834,39 versi Bank Dunia tahun 2023 sudah menjadi mitra strategis Indonesia sejak awal 1970-an. Kerja sama investasi, dan sosial ekonomi yang digulirkan Jepang cukup memengaruhi pertumbuhan pembangunan Indonesia sampai saat ini. 

Adapun Indonesia sejak 10 tahun tahun terakhir menjadi kekuatan ekonomi baru di kawasan Asia. Dengan pertumbuhan rata-rata 5 persen per tahun, inflasi yang terkendali dan telah memiliki PDB USD1,371 triliun. Di samping juga potensi sumber daya alam melimpah dan pasar yang besar. Kerja sama erat Indonesia-Jepang tentunya juga memberikan pengaruh bagi pertumbuhan dan stabilitas kawasan. 

Baik Indonesia dan Jepang sama-sama memiliki pemerintahan baru. Indonesia kini dipimpin Presiden Prabowo Subianto, dan negeri Matahari Terbit dipimpin Perdana Menteri (PM) Ishiba Shigeru. Awal 2025 merupakan momentum menguatkan kemitraan strategis antarkedua negeri ini.  

PM Ishiba pun menegaskan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang dikunjungi dalam rangkaian lawatan pertamanya ke luar negeri. Hal tersebut dikarenakan Indonesia dinilai memiliki pasar ekonomi yang besar dan PM Ishiba ingin meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan kawasan Asia Tenggara.

Kunjungan PM Jepang Ishiba Shigeru dan Ibu Ishiba Yoshiko ke Indonesia berlangsung pada Jumat (10/01/2025) dan Sabtu (11/01/2025).

“Kunjungan ini adalah mencerminkan komitmen yang kuat dari kedua pihak untuk mempererat hubungan antara kedua negara dan memperkuat kemitraan strategis komprehensif Indonesia-Jepang dan juga komitmen kita untuk terus mencari bidang-bidang kerja sama yang lebih intensif,” ujar Presiden Prabowo Subianto usai pertemuan bilateral dengan PM Ishiba Shigeru di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (11/01/2025).

Salah satu fokus utama dalam pertemuan tersebut adalah peningkatan kerja sama di bidang ekonomi dan energi. Pihak Jepang menyatakan kesiapannya untuk mendukung Indonesia dalam memastikan pasokan energi yang stabil, termasuk melalui pengembangan proyek energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), hidrogen, dan amonia.

“Kami ingin mendorong kerja sama di bidang sumber daya dan infrastruktur untuk menjaga jaminan keamanan energi dan dekarbonisasi melalui berbagai jalur,” kata PM Ishiba.

Pengembangan di bidang energi dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh, Solok, Sumatera Barat. Pembangkit Muara Laboh merupakan satu dari 15 proyek pemgembangan PLTP di Indonesia yang didukung oleh kerangka kerja sama Asia Zero Emission Community (AZEC) yang diinisiasi Jepang. PLTP Muara Laboh dioperasikan oleh PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) yang merupakan perusahaan patungan perusahaan Indonesia dan Jepang.

Selain itu, Jepang juga akan mendukung program industrialisasi di Indonesia, terutama di bidang hilirisasi sumber daya alam. Presiden Prabowo mengundang Jepang untuk turut serta dalam program yang bertujuan meningkatkan nilai tambah produk-produk Indonesia sebelum diekspor tersebut.

Menyangkut sektor pertahanan, kedua negara sepakat membentuk forum diskusi di tingkat praktisi untuk memperkuat kerja sama keamanan maritim. “Sudah mencapai kesepakatan pemberian kapal patroli yang berkecepatan tinggi melalui Official Security Assistance (OSA) yang pertama dengan Indonesia, dan menyelenggarakan 2 plus 2 sebagai pertemuan Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan,” ucap PM Ishiba.

Pada forum bilateral itu, kedua pemimpin juga menegaskan pentingnya menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik di tengah dinamika geopolitik global.  Selain itu, program kerja sama lain yang juga diinisiasi oleh pemerintah Jepang yakni pengiriman tenaga ahli serta pengembangan sektor perikanan dan pertanian di Indonesia serta mitigasi bencana.

 

Makan Bergizi Gratis

Satu hal, Kepala Negara menyampaikan komitmen pemerintah Jepang untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara dengan turut mendukung program makan bergizi bagi anak-anak di Indonesia. Jepang memang memiliki pengalaman panjang dalam menyediakan makanan bergizi untuk anak sekolah.

Di Jepang sudah ada program seperti makan bergizi gratis, namanya kyushoku, yang dimulai pada tahun 1899 di Prefektur Yamagata. Pada 1923, pemerintah Jepang mulai membantu sekolah dalam kebijakan untuk program kyushoku sehingga kyushoku disebarluaskan di seluruh Jepang sampai saat ini.

PM Ishiba menyatakan kesiapannya untuk menyelenggarakan program kerja sama yang mencakup pelatihan penyediaan makan siang di sekolah. 

 

Pinjaman untuk Pengembangan ASN dan Pelabuhan Patimban

Sebelum puncak pertemuan Presiden Prabowo dan PM Ishiba, Jepang sudah sepakat memberikan pinjaman yen kepada Indonesia sebanyak 90,456 miliar yen atau Rp9,3 triliun. Nota pinjaman tersebut diteken oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Republik Indonesia Yasushi Masaki serta Direktur Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani di Jakarta pada Jumat (10/01/2025).

Seperti dilansir dari laman Kedubes Jepang untuk RI, bantuan pinjaman tersebut dibagi dalam dua paket, Paket pertama berupa pinjaman 7,048 miliar yen atau setara Rp723 miliar. Pinjaman ini digunakan untuk proyek penguatan pengelolaan dan peningkatan kapasitas aparatur sipil negara (ASN).

Nantinya, akan ada pelatihan bagi pejabat pemerintah pusat dan daerah dalam proyek tersebut. Pelatihan diberikan kepada sekitar 7.240 orang dalam periode waktu tujuh tahun ke depan.

Sementara paket lainnya sebanyak 83,408 miliar yen Jepang alias Rp8,5 triliun bakal dipakai untuk membangun Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat yang memasuki tahap 3.

Proyek ini bertujuan untuk memperluas Pelabuhan Patimban yang sebelumnya telah dibuka pada 2021 sebagai pusat ekspor mobil dengan menggunakan pinjaman yen Jepang. Setelah proyek ini selesai, diharapkan Pelabuhan Patimban akan memiliki kapasitas ekspor mobil sebanyak 600 ribu unit, sekitar 1,5 kali lipat dari jumlah ekspor mobil Indonesia saat ini.

Pembangunan akan mencakup terminal kontainer, terminal mobil, dan fasilitas lain guna memperkuat fungsi logistik di kawasan Jakarta. Proyek Patimban ini diharapkan bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan iklim investasi bagi kawasan Jawa bagian utara.



Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Taofiq Rauf