Indonesia.go.id - Belajar dari Kalimantan Barat dan Riau

Belajar dari Kalimantan Barat dan Riau

  • Administrator
  • Minggu, 14 Februari 2021 | 17:15 WIB
COVID-19
  Petugas medis melakukan tes usap atau swab test kepada penumpang KM Lawit yang baru tiba sebagai syarat masuk di Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (1/2/2021). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Kalimantan Barat dan Riau didominasi zona kuning atau risiko rendah. Kedua provinsi ini dapat menjadi contoh dan motivasi bagi provinsi lainnya.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Profesor Wiku Adisasmito mengajak pemerintah daerah untuk belajar menangani pandemi Covid-19 dari kabupaten/kota pada dua provinsi di Indonesia, yaitu Kalimantan Barat dan Riau. Kedua wilayah ini memiliki zona kuning atau risiko rendah yang mendominasi. 
 
"Kami bersama pemerintah setempat telah mengidentifikasi upaya penanganan apa yang dilakukan di provinsi tersebut sehingga penularan dapat ditekan dengan baik," ungkapnya, dalam agenda keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (4/2/2021), yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden. 
 
Melihat rincian per kabupaten/kota, di Kalimantan Barat memiliki total 10 kabupaten/kota zona kuning atau 71 persen dari total kabupaten/kotanya. Zona oranye sebanyak 4 kabupaten/kota. Upaya khusus yang dilakukan adalah dengan cara menjaga semua titik masuk Ibu Kota Pontianak, dengan koordinasi yang intensif antara satgas dan Dinkes Kalimantan Barat, baik di titik bandara dan pelabuhan laut. 
 
Lalu, swab PCR dan fasilitas karantina mandiri juga disiapkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Ada unit pelatihan kesehatan yang fokus pada penjagaan kesehatan dan asupan gizi yang baik, demi meningkatkan imunitas oleh tim ahli gizi khusus yang diperbantukan. 
 
Mereka punya formulasi khusus dalam mencukupi asupan gizi pasien. Misalnya, memberikan makanan seperti buah dengan kualitas baik, pasien juga diberi madu yang dicampur teh panas yang diminumkan ke pasien tiga kali sehari. Selain itu penegakan kedisiplinan protokol kesehatan dilakukan secara masif. 
 
Sementara itu di Riau tercatat ada 8 kabupaten/kota zona kuning atau 67 persen dari total kabupaten/kotanya. Hasil koordinasi dengan Dinkes Riau, upaya penanganan yang dilakukan pada penguatan tracing (pelacakan) dan penelusuran kontak erat, tidak hanya dilakukan pada keluarga, tetapi juga pada orang-orang yang berinteraksi dalam aktivitas selama 10--14 hari ke belakang. 
 
Meskipun kapasitas testing ya masih rendah, upaya dialihkan menjadi edukasi masif untuk isolasi mandiri selama 14 hari pada kontak erat. Penyediaan tempat tidur tambahan pada ruang isolasi dan ICU rumah sakit rujukan juga menjadi pendorong angka kesembuhan. 
 
Selain itu, protokol kesehatan ditegakkan lebih serius dengan dibentuknya peraturan daerah tingkat provinsi sebagai payung hukum bagi 12 kabupaten/kota di Riau, untuk menegakkan protokol kesehatan dengan ketat. 
 
"Kami harap apa yang dilakukan oleh kedua provinsi ini dapat menjadi contoh dan motivasi bagi provinsi lainnya, agar meningkatkan penanganan semaksimal mungkin. Berlomba-lombalah untuk menekan penularan sehingga zonasi risikonya dapat berpindah menjadi kuning dan hijau," pesan Wiku.
 
Di samping itu, dia kembali mengingatkan bahwa peta zonasi risiko merupakan salah satu bentuk kategorisasi tingkat penularan pada sebaran kabupaten/kota. Melalui peta dimudahkan untuk melihat risiko penularan pada masing-masing daerah di Indonesia. 
 
Dari perkembangan terkini, warna yang mendominasi peta zonasi masih zona oranye atau risiko sedang, sejumlah 322 kabupaten/kota atau 63% dari total kabupaten/kota. "Hal ini perlu menjadi perhatian seluruh pemerintah daerah dan masyarakat, penting untuk segera melakukan perbaikan," katanya
 
Secara nasional, pada kurun 6--8 Februari terjadi tren penurunan jumlah orang yang terkena Covid-19. Penambahan pasien terkonfirmasi positif masih terjadi. Namun terdapat penurunan penambahan harian dari sebelumnya. Per 8 Februari, penambahannya sebanyak 8.242 kasus sementara penambahan pasien terkonfirmasi positif harian pada 7 Februari sebanyak 10.827 kasus.
 
Kabar yang menggembirakan, per 8 Februari 2021, pasien sembuh harian mencapai angka tertinggi, yakni sebanyak 13.038 orang per hari. Penambahan hari ini semakin meningkatkan jumlah kesembuhan kumulatif mencapai 963.028 orang. Dengan persentasenya sebesar 82,6%. 
 
Jumlah kumulatif atau pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga 8 Februari, mencapai 1.166.079 kasus. Sementara itu, jumlah terkonfirmasi negatif Covid-19 dari hasil periksa laboratorium, tercatat mencapai 5.307.519 kasus. 
 
Untuk pasien meninggal kumulatifnya mencapai 31.763 kasus atau persentasenya di angka 2,7% dari pasien terkonfirmasi positif.
 
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari