Indonesia.go.id - Pertanian Menghijau di saat yang Lain Merah

Pertanian Menghijau di saat yang Lain Merah

  • Administrator
  • Rabu, 17 Februari 2021 | 17:58 WIB
PERTANIAN
  Seorang petani memetik jagung hibrida yang akan dijadikan benih di Pilohayanga, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Selasa (16/2/2021). ANTARA FOTO/ Adiwinata Solihin
Sektor pertanian mampu tumbuh positif di tengah pandemi Covid-19. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian juga mengalami peningkatan.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian pada triwulan IV-2020 tumbuh 2,59%. Dan selama satu tahun terakhir PDB pertanian tumbuh 1,75% di tengah terjadinya kontraksi ekonomi Indonesia tahun 2020 yang mencapai -2,07%.
 
“Sektor pertanian merupakan (sektor) yang tumbuh positif selama triwulan IV-2020,” ujar Kepala BPS Suhariyanto, Jumat (5/2/2021). Menurut Suhariyanto, peningkatan sektor pertanian dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah komoditas tanaman pangan yang mengalami pertumbuhan sebesar 10,47 persen. 
 
Ini terjadi lantaran adanya peningkatan luas panen dan produksi padi, jagung, ubi kayu, serta cuaca yang mendukung. Juga komoditas hortikultura yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,85 persen. Ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan buah dan sayur selama pandemi Covid-19.
 
Peningkatan produksi hortikultura yang cukup tinggi terjadi pada komoditas pisang sebesar 8,38 persen, mangga sebesar 2,86 persen dan cabai rawit sebesar 12,33 persen. Komoditas perkebunan juga tumbuh 1,13 persen dengan komoditasnya berupa kelapa sawit. Meski begitu, peningkatan tidak diikuti oleh komoditas peternakan karena menurunnya permintaan industri pemotongan hewan akibat pandemi.
 
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (8/2/2021) mengatakan, kinerja sektor pertanian tetap mampu tumbuh di 2020 meski dihadang pandemi Covid-19. Hal menggembirakan lainnya, menurut Limpo, terlihat dari nilai tukar petani (NTP). Pada Januari 2021 NTP mencapai 103,26 atau naik 0,01% dibandingkan bulan sebelumnya. 
 
Di sisi lain, kinerja ekspor juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Nilai ekspor kumulatif selama Januari-Desember 2020 mencapai Rp451,8 triliun atau naik 15,79% dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp390,2 triliun.
 
"Penyusunan strategi program dan kegiatan di tengah pandemi Covid-19 yang telah dilakukan ternyata memberi dampak pertumbuhan pada sektor pertanian," jelasnya.
 
Pada masa pandemi Covid-19 ternyata bekerja di sektor pertanian jadi pilih utama masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari jumlah tenaga kerja sektor pertanian yang meningkat 2,32% dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 38,2 juta jiwa atau 29,76% dari total penduduk Indonesia yang bekerja. 
 
"Melihat perkembangan positif 2020, maka untuk mencapai target pembangunan tahun 2021, Kementerian Pertanian harus bekerja lebih keras lagi dan tentu tidak bisa bekerja sendiri. Kami selalu membuka diri bekerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan kementerian atau lembaga lain atau nonpemerintah," kata Limpo.
 
Pada 2021, Kementerian Pertanian akan terus meningkatkan produk hasil hortikultura, terutama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Demi mencapai tujuan tersebut, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto dalam paparannya mengungkapkan, ada tiga strategi utama pengembangan hortikultura 2021-2024, yaitu pengembangan Kampung Hortikultura, penumbuhan UMKM Hortikultura, digitalisasi pertanian melalui pengembangan sistem informasi.
 
Dalam mengembangkan Kampung dan UMKM Hortikultura, Prihasto menjelaskan, perlu ada integrasi yang baik dari hulu ke hilir. “Di mulai dari sisi hulu, Ditjen Hortikultura akan berfokus pada peningkatan kualitas perbenihan dan tata kelola produksi ramah lingkungan. Sementara itu dari sisi hilir, fokus diutamakan pada fasilitasi bahan baku industri, mendukung ketahanan pangan dan mendukung ekspor. Kedua sisi ini akan saling terintegrasi untuk mewujudkan pengembangan kawasan komoditas hortikultura yang optimal,” ujarnya.
 
Sedangkan yang terkait digitalisasi pertanian, sejumlah sistem informasi dan platform diinisiasi oleh Ditjen Hortikultura. Dalam rangka mendukung era 4.0, Ditjen Hortikultura merancang sistem informasi dan platform hortikultura digital yang dapat digunakan baik petani, pengusaha maupun masyarakat umum. Di antaranya, early warning system, registrasi Kampung Hortikultura, SIG OPT Hortikultura, horti trade room, serta IMOFC,” pungkasnya.
 
Sementara itu para pelaku usaha optimistis kalau kegiatan usaha di kuartal I-2021 sudah akan mencatat kinerja yang positif. Dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI), tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada kuartal pertama tahun ini yang sebesar 7,68%.
 
Dari sisi sektoral, responden berharap seluruh sektor akan mencatat kinerja yang positif, terutama sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan yang diperkirakan akan mencatat SBT sebesar 1,63%. Kemudian, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan juga digadang bisa mencatat SBT positif 1,44%.
 
“Sejalan dengan musim panen tanaman bahan makanan di beberapa sentra pangan nasional, seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Utara,” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam laporannya, pertengahan Januari lalu.  
 
Dengan begitu, kondisi dunia usaha di kuartal I-2021 diyakini akan jauh lebih baik daripada kuartal IV-2020 yang masih mencatat SBT minus 3,90%.
 
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari