Berpegang pada jaminan WHO, vaksin AstraZeneca digulirkan. Jawa Timur kebagian 450 ribu dosis untuk tahap pertama. Sebagian dialokasikan ke pesantren.
Berangkat pagi, pulangnya malam. Seharian Presiden Joko Widodo meninggalkan ibu kota untuk kunjungan kerjanya di Jawa Timur, Senin (22/3/2021). Tiga kabupaten ditinjaunya sekaligus, yakni Mojokerto, Pasuruan, dan Jombang. Di Pasuruan, Presiden meresmikan proyek air bersih, dan di dua tempat lainnya terkait vaksinasi Covid-19.
Salah satu berupa misi kunjungannya ke Jawa Timur untuk memperkenalkan vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan Cambridge Biomedical Co, industri farmasi patungan Inggris-Swedia. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin hasil racikan Cambridge yang diproduksi di Korea itu telah tiba di Indonesia, melalui Bandara Soekarno-Hatta, 9 Maret lalu.
Sekitar 30 menit selepas mendarat di Bandara Juanda Surabaya, Presiden Jokowi hadir di Pendopo Delta Wibawa Kabupaten Sidoarjo. Didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, Presiden Jokowi menyaksikan penyuntikan vaksin perdana AstraZeneca.
Ada sekitar 150 peserta vaksinasi pagi itu di Pendopo Delta Wibawa. Di antara mereka ada Ketua Ketua MUI (Majlis Ulama Indonesia) Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah, tokoh NU Jatim KH Ahmad Rofiq Siraj, dan mantan atlet sepak bola nasional Uston Nawawi.
Dipandu Bupati Akhmad Muhdlor Ali, Presiden Jokowi berdialog dengan para tenaga kesehatan (nakes) dan masyarakat yang sedang melakukan vaksinasi serentak di beberapa tempat di Sidoarjo. “Pagi ini, saya berkunjung ke Sidoarjo untuk melihat program vaksinasi, dan memastikan seberapa antusiasme masyarakat mengikuti program vaksinasi ini,” ujar Presiden Jokowi, saat memberikan pernyataan selepas peninjauan. Di sela-sela acara itu, Presiden Jokowi sempat berdialog dengan para ulama.
Di Pendopo Kabupaten Jombang, sore harinya, Presiden Jokowi juga sempat menyaksikan vaksinasi. Pesertanya 230 orang dan semua menerima suntikan dosis pertama AstraZeneva. Sasarannya ialah warga lanjut usia (lansia), petugas dan pekerja publik, ulama, dan tokoh lintas agama.
Dalam perbincangan dengan peserta vaksinasi di Jombang, Presiden Jokowi sempat menuturkan hasil pembicaraannya dengan para ulama Sidoarjo. “Tadi pagi saya juga bertemu dengan para kiai sepuh dan kiai dari MUI Jawa Timur yang menyampaikan, vaksin AstraZeneca itu bisa digunakan, halal, dan tayyib,” ucapnya.
Presiden berjanji akan mendorong lebih banyak lagi vaksin ke kabupaten dan kota di Jatim. ‘’Agar pelaksanaan vaksinasi bisa dipercepat untuk pondok-pondok pesantren, kiai, santri, petugas, dan pelayan publik,’’ Presiden menambahkan.
Hari itu, Dinas Kesehatan Jombang menggelar vaksinasi serentak di 21 kecamatan. Jawa Timur akan menjadi penerima vaksin AstraZeneca dalah jumlah yang terbesar.
Guliran AstraZeneca
Setelah tiba Indonesia 9 Maret lalu, 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca tak serta-merta bisa didistribusikan daerah. Ia perlu memperoleh sertifikat emergency use authority (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), selain sertifikat halal dari MUI. Di tengah situasi ini beredar kabar 13 negara Eropa menghentikan untuk sementara waktu (suspend) penggunaan AstraZeneca. Alasannya, ditemukan efek penggumpalan darah di antara para penerima vaksinnya.
Namun Badan Kesehatan Dunia (WHO), European Medicines Agency (EMA), dan Otoritas Kesehatan Inggris menyampaikan penilaiannya bahwa kasus penggumpalan darah itu tak ada hubungannya dengan vaksin AstraZeneca. “Normal, bila negara-negara itu mengirim sinyal adanya efek samping. Namun tidak berarti itu berhubungan dengan vaksin,” begitu tanggapan EMA.
Dari sisi jumlah, angka efek samping itu (kalau pun berhubungan) tidak signifikan. Dari 17 juta penerima vaksin, hanya ditemui 40 kasus penggumpalan darah. Sementara itu, Otoritas Kesehatan Inggris menyatakan, tak satu pun kasus penggumpalan darah itu ditemukan di negerinya, yang notabene menjadi pemakai AstraZeneca terbesar.
Tanpa terpengaruh oleh suspend itu, BPOM tak menarik kembali sertifikat EUA yang telah dikeluarkan per 21 Februari untuk AstraZeneca. MUI pun bergegas mengeluarkan fatwa bahwa vaksin tersebut boleh digunakan dengan alasan kedaruratan, meskipun disebutkan ada unsur tripsin babi dalam pembiakan virus, proses awal dalam pembuatan vaksin.
Sinyalemen tripsin babi itu dibantah oleh Kemenkes. Dalam versi Kemenkes dikatakan, tak ada protein hewani, apalagi tripsin babi, dalam proses produksi vaksin Inggris berplaform adeno-virus itu. Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Jawa Timur meresmikan pemakaian vaksin AstraZeneca itu segera meredakan kontroversinya.
Dari tempat penyimpanannya di Lab PT Biofarma Bandung, sebagian vaksin AstraZeneca sudah didistribusikan. Provinsi Jawa Timur akan mendapat bagian terbesar, yakni 450 ribu dosis yang sebagian akan dialokasikan ke pesantren. Provinsi Bali akan menerima 300.000 dosis. Selebihnya akan dikirim ke DKI, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Sulawesi Utara, dan Riau. Secara bertahap, sampai Juni nanti Indonesia akan mendapatkan 11,7 juta dosis vaksin AstraZeneca.
Per Senin 22 Maret 2021, vaksinasi di Indonesia sudah menjangkau 5,7 orang, dan 2,5 juta di antaranya sudah genap menjalani dua kali suntikan. Sekitar 8,2 juta dosis telah terpakai. Ada pun vaksin yang tersedia sekitar 38 juta dosis.
Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari