Berkekuatan 28 atlet, kontingen indonesia berlaga di enam cabang olah raga. Untuk naik peringkat, medali emas jadi syarat mutlak. Bonus Rp5 miliar disiapkan untuk medali emas.
Turun ke kelas 49 kg putri, atlet Windy Cantika Aisyah meraih medali perunggu di arena Olimpiade Tokyo 2020, Sabtu (23/7/2021). Lifter asal Bandung yang masih berusia 19 tahun itu membukukan total angkatan 194 kg, snatch 84 kg,serta clean and jerk 110 kg. Windy harus mengakui keunggulan lifter Tiongkok yang meraih medali emas dengan total angkatan 216 kg, serta peraih medali perak dari India dengan 115 kg.
Medali perunggu di hari pertama pesta olahraga sejagat itu tentu menambah semangat para atlet Indonesia. Anthony Ginting dan kawan-kawan, yang terjun ke arena beberapa waktu sesudahnya di arena bulutangkis, seperti mendapatkan tambahan semangat. Hari itu mereka bisa melewati babak penyisihan dengan sukses.
Esok harinya, Minggu (25/7/21) siang, sang merah putih berkibar lagi. Kali ini, lifter asal Lampung Eko Yuli Irawan meraih medali perak dari arena nomor putra 61 kg. Ia berhasil membuat angkatan total 302 kg (snatch 136 kg serta clean and jerk 165 kg). Atlet berusia 32 tahun itu lagi-lagi diungguli oleh lifter Tiongkok yang meraih angkatan total 313 kg.
Berkekuatan 28 atlet, kontingen Indonesia terjun pada delapan cabang olahraga (cabor). Mereka terdiri dari 11 atlet bulutangkis, dua dari atletik, empat atlet panahan, satu menembak, dua rowing, lima angkat besi, dua renang, seorang atlet surfing, plus atlet cadangan. Jumlah yang sama tercatat pada Kontingen Indonesia di Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil, 2016.
Dari arena Olimpiade 2016 di Rio, Indonesia membawa satu medali emas melalui ganda campuran badminton Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dan dua perak dari cabang angkat besi, masing-masing oleh lifter Sri Wahyuni Agustiani (48 kg) dan Eko Yuli Irawan (62 kg). Lantas, bagaimana target pada Olimpiade Tokyo?
Sejak awal, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali enggan menyebutkan jumlah medali yang jadi target raihan kontingen Indonesia. Tapi, ia berharap kontingen merah putih dapat meraih prestasi lebih baik dari Olimpiade 2016. "Target kita naik peringkat, jadi kita tak menyebut berapa emas, perak, perunggu. Yang penting, lebih baik dari sebelumnya," kata Menpora Amali.
Menargetkan semua cabang meraih medali juga tidak realistis. Sprinter terbaik Indonesia saat ini Mohammad Zohri,misalnya, punya catatan terbaik 10,03 detik di Golden Grand Prix Osaka, Jepang, 2019, untuk lari 100 meter putra. Prestasi itu membuatnya mendapat slot di Olimpiade Tokyo ini. Namun, nasib berat baginya untuk mengungguli lawan-lawan yang bisa menorehkan catatan 9,8 detik. Zohri hanya diharapkan masuk babak final.
Pada cabang bulutangkis, Indonesia bisa meloloskan 11 atlet pada babak kualifikasi. Mereka adalah Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie pada tunggal putra. Gregoria Mariska Tunjung untuk tunggal putri. Greysia Polii/Apriyani Rahayu ganda putri. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di ganda putra serta pasangan ganda campuran yang diwakili Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Bulutangkis menjadi cabor Indonesia yang punya tradisi emas Olimpiade. Kali ini, tim bulutangkis Indonesia kembali dibebani target emas pula. Ganda putra dan ganda campuran menjadi harapan tumpuan. Pada tim bulutangkis itu ada yang pernah meraih emas, yakni Hendra Setiawan, veteran ganda yang meraih medali emas pada 2008, saat ia berpasangan dengan Markis Kido di Olimpiade Beijing.
Untuk panahan, empat wakil Indonesia, yakni Riau Ega Agatha Salsabila, Arif Pangestu, Alviyanto Bagas Prastyadi, serta Diananda Choirunnisa, juga cukup berpeluang mempersembahkan medali bagi kontingen, melalui nomor beregu putra dan beregu campuran. Pada Olimpiade Rio 2016, di nomor perseorangan putri, Agatha Salsabila,bahkan menyingkirkan pemanah nomor satu dunia Woojin Kim di babak penyisihan.
Optimisme itu sempat muncul setelah skor yang diciptakan beregu putra selama latihan masuk ke dalam level poin medali emas di Olimpiade Tokyo, yakni 666. Poin setinggi itu bisa dihasilkan oleh Bagas dan Arif. Catatan Riau Ega Agatha Salsabila juga tidak buruk, dengan poin terbaik di 654 dan 660. Raihannya jauh di atas poin standar 634. Target medali untuk panahan bukan hal yang muluk.
Untuk cabang menembak, renang, dayung (rowing) dan surfing, tak ada beban target medali. Maka target medali kembali ke cabang angkat besi, yang selama ini jadi andalan Indonesia pada berbagai event olahraga internasional seperti Sea Games, Asian Games, juga Olimpiade. Lima lifter Indoesia diharapkan masing-masing bisa menyumbang medali. Selain Windy Cantika dan Eko Yuli Irawan, di cabang angkat besi ini Indonesia juga mengirim Deni di kelas 67 kg, Rahmat Erwin Abdullah 73 kg, dan Nurul Akmal 87 kg.
Sejak Olimpiade 2000 Sydney, cabang angkat besi selalu menyumbang medali: perak dan perunggu. Enam medali perak dan tujuh medali perunggu (termasuk dari Windy Cantika 2020) telah menjadi buah prestasi kontingen Indonesia dari angkat besi. Cabang panahan juga pernah menyumbang satu medali perak dari Olimpiade 1988 Seoul, dari nomor beregu putri.
Yang terbanyak dari cabang bulutangkis, dengan tujuh medali emas, enam perak dan enam buah perunggu. Dua medali emas itu dipersembahkan oleh Susi Susanti (tunggal puteri) dan Alan Budikusuma (tunggal putera) pada Olimpiade Barcelona 1992. Berikutnya ganda putera Raxy Mainaky/Ricky Subagja, Atlanta, AS, 1996. Ganda Tony Gunawan/Candra Wijaya memboyong emas dari Olimpiade Sydney 2000.
Taufik Hidayat mendapat giliran menyumbang emas pada Olimpiade Athena 2004. Berikutnya ialah ganda Hendra Setiawan/Markis Kido di Beijing 2008 dan terakhir ganda campuran Tontowi Yahya/Lilyana Natsir 2016 lalu di Rio de Janeiro. Dengan satu medali emas dan dua perak, Indonesia ada di peringkat 43 dalam klasemen kontingen. Untuk memenuhi target peringkat, raihan medali emas adalah wajib hukumnya.
Medali Olimpiade adalah kebanggaan tertinggi di dunia olahraga. Untuk kawasan Asia Tenggara, baru Indonesia dan Thailand yang bisa meraih medali emas di sepanjang keikutsertaannya, masing-masing dengan 7 dan 8 medali emas. Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, terus berupaya untuk meraihnya, sambil menunggu harinya.
Pemerintah Indonesia menjanjikan bonus untuk peraih medali di Tokyo ini masih dengan nilai yang sama dari 2016. Untuk peraih medali emas disediakan hadiah tunai Rp5 miliar. Peraih medali perak menerima Rp2 miliar, dan medali perunggu Rp1,1 miliar. Nilai hadiah itu ternyata terbesar kedua di dunia. Yang mencatatkan bonus terbesar ialah Singapura, yang menjanjikan hadiah sekitar Rp9 miliar untuk peraih medali emas.
Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari