Indonesia.go.id - Pemerintah Hadir di Tengah Warga Poso: Semangat Bangkit Pascagempa

Pemerintah Hadir di Tengah Warga Poso: Semangat Bangkit Pascagempa

  • Administrator
  • Jumat, 22 Agustus 2025 | 12:37 WIB
BANGKIT PASCAGEMPA
   Kepala BNPB Letjen TNI, Suharyanto (Baju hijau rompi hijau) saat meninjau kerusakan pascagempa di Sekolah SDN 1 Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (19/8/2025). (Foto: Dok. BNPB)
Kepala BNPB memulai kunjungan dengan meninjau SDN 01 Tangkura, Poso Pesisir Selatan. Dari balik reruntuhan plafon yang jatuh menimpa meja dan kursi, ia melihat nyata bagaimana anak-anak sementara kehilangan ruang belajar. Kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan hingga kondisi aman.

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,8 yang mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (17/8/2025), meninggalkan jejak kerusakan dan duka. Rumah warga retak, plafon sekolah runtuh, hingga rumah ibadah porak-poranda. Dua warga dinyatakan meninggal dunia, puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Namun di tengah suasana penuh keprihatinan itu, hadir sosok perwakilan pemerintah pusat yang membawa harapan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto. Ia langsung bertolak ke Poso, sehari pascagempa, Senin (18/8/2025).

Kepala BNPB memulai kunjungan dengan meninjau SDN 01 Tangkura, Poso Pesisir Selatan. Dari balik reruntuhan plafon yang jatuh menimpa meja dan kursi, ia melihat nyata bagaimana anak-anak sementara kehilangan ruang belajar. Kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan hingga kondisi aman.

Tak hanya memeriksa bangunan, Suharyanto meluangkan waktu untuk berdialog dengan warga di Kantor Desa Tangkura. Puluhan pasang mata yang cemas menatapnya, berharap ada kabar baik. Ucapan terima kasih mengalir ketika pemerintah hadir di tengah mereka.

“Mohon Bapak/Ibu semua untuk saat ini dapat melakukan pengecekan kondisi rumah pascagempa. Apakah rumahnya masih dalam kondisi layak huni atau tidak. Karena upaya penguatan struktur bangunan juga kiranya dapat dilakukan untuk menjadikan rumah yang lebih tahan gempa,” pesan Suharyanto dengan tegas namun menenangkan.

Di Desa Tangkura, kerusakan memang cukup parah. Sebanyak 49 rumah rusak berat, 34 rumah rusak ringan, tiga rumah ibadah dan satu sekolah terdampak. Tercatat delapan orang luka ringan.

BNPB akan menugaskan tim gabungan melakukan asesmen menyeluruh, terutama pada rumah ibadah. "Apabila dinilai rentan dari segi struktur bangunan, maka disarankan untuk tidak melaksanakan kegiatan di dalamnya. Tujuannya menjaga keselamatan jemaah,” kata dia.

Cerita Warga dan Luka yang Tertinggal

Di Desa Towu, Kecamatan Poso Pesisir, cerita duka lain datang dari rumah sederhana milik Daeng Memang. Wanita paruh baya itu terluka ketika tembok batako rumahnya runtuh akibat guncangan. Kerangka atap rumah dari kayu tanpa plafon memperlihatkan betapa rapuhnya bangunan ketika gempa datang.

Kisah seperti ini mengingatkan pentingnya membangun rumah sesuai kaidah tahan gempa. “Kalau tidak disiapkan sejak awal, ujung-ujungnya banyak drama kenapa anak-anak kita tidak lulus. Padahal tujuannya sederhana, agar mereka punya bekal dan persiapan,” ujar Suharyanto.

BNPB pun menjanjikan bantuan stimulan: Rp15 juta untuk rumah rusak ringan, Rp30 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp60 juta untuk rumah rusak berat.

Bantuan Logistik dan Harapan Baru

Usai meninjau lapangan, Suharyanto memimpin rapat koordinasi di Kantor Bupati Poso. BNPB menyerahkan berbagai bantuan, mulai dari 100 paket sembako, 50 hygiene kit, 100 selimut, 200 paket makanan siap saji, hingga tenda keluarga dan tenda pengungsi.

BNPB juga terus berkoordinasi dengan BPBD setempat agar kebutuhan mendesak warga dapat segera terpenuhi. Masyarakat diimbau tetap tenang, waspada terhadap gempa susulan, dan mengikuti informasi resmi dari BMKG, BPBD, dan BNPB.

Kehadiran Kepala BNPB di tengah reruntuhan bukan hanya tentang koordinasi penanganan bencana, tetapi juga memberi pesan sederhana: pemerintah hadir, rakyat tidak sendiri. Dari Poso, semangat bangkit itu mulai tumbuh kembali.

Bupati Poso Verna G.M. Inkiriwang telah menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi melalui Surat Keputusan No. 100.3.3.2/0580/2025, berlaku sejak 18 hingga 31 Agustus 2025.

Pemerintah daerah akan menindaklanjuti saran BNPB, salah satunya memperkuat struktur bangunan dengan kawat anyam. “Kerusakan bangunan yang luas, runtuhnya struktur, hingga jatuhnya korban jiwa hampir selalu berasal dari rumah yang tidak memenuhi kaidah tahan gempa. Ini menjadi pengingat bahwa membangun rumah bukan hanya soal tempat tinggal, tetapi juga keselamatan,” kata Verna.

 

Penulis: Jhon Rico
Redaktur: Kristantyo Wisnubroto

Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/features/934152/pemerintah-hadir-di-tengah-warga-poso-semangat-bangkit-pascagempa