Indonesia.go.id - Diplomasi Tenis Meja dan Tantangan Perempuan Pemimpin

Diplomasi Tenis Meja dan Tantangan Perempuan Pemimpin

  • Administrator
  • Jumat, 25 Oktober 2019 | 06:24 WIB
PROFIL MENTERI
  I Gusti Ayu Bintang Darmavati. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Hanya sedikit pemberitaan tentang perempuan Bali yang menjadi pasangan hidup Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

Selain pemberitaan tentang penunjukan dirinya sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), praktis pemberitaan lain tentang dirinya relatif terbatas.

Satu hal yang menarik dari perempuan kelahiran Bali 24 November 1968 ini adalah tampilan energik dan "sporty" yang alamiah. Tak heran jika perempuan berdarah bangsawan Bali ini populer di perkumpulan istri-istri menteri Kabinet Kerja yang lalu. Olahraga yang menjadi andalannya adalah tenis meja.

Bukan hanya sebatas basa-basi kecintaannya terhadap tenis meja. Di rumahnya, di Puri Satrai yang berada di sekitar Puri Agung Denpasar Bali ada sedikitnya 10 (sepuluh) meja untuk olahraga ini. Hal itu yang membuat dia menjadi Ketua Umum Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Bali pada periode 2010-2014.

Prestasi terbaiknya di tenis meja diraihnya dalam Kejuaraan Tenis Meja PB Perwosi pada Oktober 2010 bertempat di GOR Sumantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta. Saat itu dia berstatus sebagai salah seorang pembina Dharma Wanita di Provinsi Bali, karena suaminya masih menjabat sebagai wakil gubernur. Setelah suaminya menjabat sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, aktivitasnya berlanjut dalam organisasi Dharma Wanita kementerian, dengan jabatan penasihat.

Perempuan 51 tahun ini tercatat juga sebagai Ketua Bidang Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Ketua Bidang II Penggerak PKK serta Ketua Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga Besar Organisasi Aksi Solidaritas (OASE) Kabinet Kerja.

Eksebisi Tenis Meja

Sifat supel dan mudah bergaul Bintang Puspayoga, nama populernya menjadi perhatian dalam sejarah ketika dia menggelar eksebisi tenis meja dalam Turnamen Tenis Meja Piala Menteri Koperasi dan UKM tahun 2017. Bertempat di Gedung SMESCO Indonesia, Bintang bermain dan memukau penonton yang hadir ketika berhadapan dengan Arif Rahman, wartawan difabel yang juga mantan juara tenis meja difabel tingkat nasional.

Sebelum acara eksebisi berlangsung, Bintang sangat antusias dengan meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan panitia tentang berbagai persiapan yang dilakukan. Di sana terungkap bahwa dia memang pernah menjadi atlet tenis meja di Denpasar Bali sewaktu remaja. Menurutnya tenis meja adalah olahraga bagi semua kalangan tanpa batasan usia. Olahraga ini bisa dimainkan sepanjang tahun, siang dan malam, tanpa khawatir cuaca buruk. Tubuh mudah bergerak dengan olahraga yang sederhana. 

Sinergi Untuk Negeri

Sebuah buku telah diterbitkan berjudul Sinergi Untuk Negeri. Buku itu bercerita tentang kegiatannya selama mendampingi suaminya saat menjabat sebagai Menteri Koperasi dan UKM. Aktivitas di organisasi Dewan Kerajinan Nasional adalah aktivitas yang membuatnya dikenal hampir di seluruh kota Nusantara yang kerap menyelenggarakan pameran industri kecil menengah.

Satu hal yang dia yakini mampu membawa dia menghadapi setiap tantangan adalah kemauan untuk belajar dan berkomunikasi dengan sebaik-baiknya. Majalah Cooperative Edisi September 2019 menulis dengan cukup panjang kiat dia menjalani aktivitasnya selama ini. Dalam rubrik Tokoh, tampak Bintang Puspayoga mengenakan busana adat Bali. Kebaya hijau dipadu sarung batik dengan selendang melingkar dan rambut yang digulung. Pesonanya terpancar memperlihatkan kecantikan seorang perempuan Bali.

Jika sebelum ini Bintang Puspayoga bersinergi dengan suaminya, penunjukan Presiden Jokowi terhadap dirinya untuk menjadi Menteri PPPA membuatnya harus tampil sebagai pemimpin. Pengalaman sebelumnya sebagai penasihat Dharma Wanita Kementerian Koperasi dan UKM memberinya banyak pelajaran penting menyusun program pemberdayaan bagi pegawai purnabhakti dan kesejahteraan keluarganya.

Kerja-kerja di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah kerja-kerja yang tidak hanya sekadar karitatif. Penyusunan program kerja yang terencana dengan target peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah tantangan yang semestinya akan mudah dia kerjakan jika dia tetap bertahan dengan kiat mau terus belajar dan berani memberi kepeloporan dalam kerja dan kesungguhan dalam mencapai target. (Y-1)