Indonesia.go.id - Keseriusan Penanganan Wabah Mutan

Keseriusan Penanganan Wabah Mutan

  • Administrator
  • Sabtu, 7 Maret 2020 | 20:31 WIB
MITIGASI COVID-19
  Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Masjid Hablul Muttaqin, Jalan Pejambon, Jakarta, Jumat (6/3/2020). Upaya ini dilakukan sebagai salah satu langkah antisipasi potensi penyebaran COVID-19 atau virus Corona. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Empat orang dinyatakan positif menderita Covid-19. Pemerintah pun terus melakukan langkah maksimal demi membendung penyebaran virus corona mutan tersebut.

Air muka Direktur World Health Organization (WHO/Organisasi Kesehatan Dunia) Tedros Adhanom Ghebreyesus jelas menampakkan ketidakgembiraan hati. Kedua alisnya seolah bak bertaut akibat kerut di keningnya.

Kecemasan sangat mungkin tengah merundungnya. Dengan lantang, mantan Menteri Kesehatan Etiopia itu pun bersuara, “Ini bukan latihan. Ini bukan waktunya untuk menyerah. Ini bukan waktunya untuk beralasan. Ini adalah waktu untuk mendorong penghentian (penyebaran/penularan).”

Seruan itu dilontarkan Tedros, setelah menyampaikan kekhawatirannya bahwa ada beberapa negara tidak menganggap bahwa penularan dan penyebaran virus Covid-19 yang terjadi di banyak negara di dunia sebagai hal serius. Bahkan, dia menyampaikan kecemasan tentang adanya negara yang menyerah menghadapi serangan virus tersebut.

Dari kantornya di Jenewa, Swiss, Tedros pun mengakui sudah memegang "daftar panjang negara-negara yang tidak melakukan cukup" untuk memerangi virus tersebut. WHO boleh saja dirundung kekhawatiran serupa itu, bukan berarti masa depan perang terhadap wabah virus mutan di abad milenial ini menjadi suram.

Tengok saja yang dilaporkan para pejabat Tiongkok, di negara asal virus itu bermutasi, tepatnya di Provinsi Hubei, terjadi penurunan kasus Covid-19.

Pada Kamis (5/3/2020), provinsi yang ada di Tiongkok tengah--tidak termasuk Ibu Kota Provinsi Wuhan--untuk pertama kalinya melaporkan nol kasus baru virus SARS COV-2 selama 24 jam terakhir, terhitung sejak wabah itu merebak pada penghujung Desember lalu.

Laporan selanjutnya Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, pada Jumat (6/3/2020), menyebut bahwa tidak ada infeksi baru yang dikonfirmasi di provinsi tersebut, selain yang ada di Wuhan.

Hal itu boleh dibilang sesuai dengan prediksi seorang peneliti Tiongkok, Zhang Boli. "Menurut analisis statistik kami, diperkirakan kota-kota selain Wuhan di Provinsi Hubei pada dasarnya bebas dari pasien virus corona pada pertengahan Maret," kata Zhang, anggota tim peneliti yang bekerja mengendalikan wabah.

Bukti keseriusan penanganan oleh otoritas Tiongkok juga tecermin dari kabar gembira yang diperoleh dari Kota Chibi di selatan Wuhan. Kota itu menjadi yang pertama di Provinsi Hubei yang menutup pos-pos pemeriksaan pada Jumat pagi.

Penutupan ini dianggap sebagai penanda bahwa wilayah yang terkena virus corona secara bertahap kembali normal. Keputusan itu didasarkan pada pemeriksaan internal mengikuti 19 hari berturut-turut tanpa adanya kasus infeksi baru di kota itu.

Chibi merupakan kota tingkat kabupaten di bagian tenggara Hubei yang berbatasan dengan Wuhan Utara. Kota ini dikunci sejak tengah malam pada 23 Januari dan telah melaporkan 200 infeksi serta lima kematian.

Bagaimana dengan kondisi di wilayah lain di Tiongkok? Penyebaran virus memang masih ditemukan. Hingga Kamis tercatat, 143 infeksi baru terjadi di negeri tersebut. Namun trennya menurun.

Sebagai respons atas tren itu, Pemerintah Tiongkok mulai mengalihkan perhatian pada potensi infeksi yang datang dari luar negeri. Pihak berwenang di Beijing, Shanghai, dan Guangdong, misalnya, berencana memberlakukan karantina bagi para pelancong dari negara dengan jumlah kasus Covid-19 signifikan, seperti Korea Selatan, Jepang, Iran, dan Italia.

Sebaran virus corona memang semakin meluas. Di Mesir misalnya, otoritas kesehatannya telah melaporkan 12 kasus virus corona baru di kapal pesiar Nil.

Sementara itu, diinformasikan pula bahwa Timur Tengah, Israel, dan Otoritas Palestina memerintahkan penutupan Betlehem, pada Kamis, setelah diagnosis tujuh kasus virus SARS COV-2 pertama yang terlihat di Tepi Barat.

Sedangkan Iran memerintahkan hampir 60.000 masjid ditutup sebelum salat Jumat, ketika jumlah korban jiwa akibat serangan virus corona mutan naik menjadi 124 orang. Di antara yang tewas ada seorang diplomat top Iran. Sementara itu, 8% dari Parlemen Iran positif terinfeksi virus tersebut.

Di Prancis, seorang anggota Parlemen dikirim ke unit perawatan intensif setelah dinyatakan positif. Dan otoritas Jepang memesan karantina dua minggu untuk siapa saja yang berharap dapat memasuki negara itu dari Cina atau Korea Selatan.

 

Kondisi Tanah Air

Di Tanah Air, penanganan yang sungguh-sungguh terhadap dampak penyebaran Covid-19 juga mendatangkan kabar gembira. Dua pasien terinfeksi virus corona mutan, yakni subjek dalam kasus pertama dan kedua, memiliki peluang kesembuhan yang relatif besar.

Secara detil, kondisi terkini kesehatan dua pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi di rumah sakit tersebut dijelaskan Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril, kemarin. "Saya jelaskan, keadaan pasien dari hari ke hari, sampai hari ini tidak demam, tidak sakit tenggorokan, tidak sesak nafas. Cuma batuk kecil," katanya, di RSPI Sulianti Saroso.

Pemerintah pun berhasil menjejaki dua orang, yang akhirnya dinyatakan positif mengidap virus itu, lewat penelusuran kontak. Kedua pasien baru, sebagaimana disampaikan juru bicara resmi pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, berasal dari klaster yang sama, yakni di Jakarta, dengan pasien kasus 1 dan kasus 2.

“Keduanya ditemukan berdasarkan contact tracing atau penelusuran kontak terhadap orang-orang yang pernah berinteraksi dalam kontak jarak dekat (close contact) dengan pasien kasus 1 dan kasus 2.

Semula didapati 80 orang yang hadir dalam acara dansa di Jakarta, yang juga dihadiri oleh pasien kasus 1 dan kasus 2. Namun, setelah dikerucutkan, hanya 20 orang yang terlibat kontak,” kata Yurianto.

Dari 20 orang tersebut, jubir resmi itu menjelaskan, hanya tujuh orang yang terlibat close contact, dan statusnya ditetapkan sebagai suspect. Lalu, dua di antaranya positif dinyatakan mengidap Covid-19. Upaya penelusuran itu dilakukan dengan melibatkan Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN).

Keseriusan pemerintah menghalau penyebaran virus SARS COV-2 juga ditandaskan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian. Itulah sebabnya, Donny meminta masyarakat tak perlu khawatir berlebihan.

"Pemerintah menganggap ini serius. Pemerintah mengimbau agar masyarakat tidak panik, namun tetap waspada. Artinya, nggak berlebihan. Misalnya panic buying, baik itu masker atau logistik. Karena situasi nggak seburuk itu. Hanya protokol penanganan Covid-19 ini sangat serius," papar Donny, Jumat (6/3/2020) malam.

Bukti keseriusan pemerintah, menurut Donny, adalah melakukan sejumlah pengawasan ketat terhadap WNI. Mulai dari warga yang tercatat sebagai orang dalam pengawasan hingga yang positif terjangkit.

Itikad dan semangat yang sama juga langsung disampaikan Presiden Jokowi demi menanggapi kondisi global, di mana wabah virus corona telah menjangkau lebih dari 70 negara di dunia.

Itulah sebabnya, Presiden sekaligus mengungkapkan bahwa dirinya dapat memahami keresahan yang muncul di masyarakat. "Saya memahami keresahan yang timbul di masyarakat. Tapi perlu saya sampaikan bahwa pemerintah sangat serius menghadapi kasus ini," tulis Presiden RI ke-7 itu melengkapi caption video yang diuggah di akun Instagram resmi @jokowi, Jumat (6/3/2020).

Dalam video unggahannya itu, Presiden Jokowi menyebut corona adalah sejenis virus yang dapat menginfeksi hewan dan manusia serta menyebabkan penyakit saluran pernapasan.

 "Virus corona berasal dari hewan yang melompat ke manusia. Lalu, terjadi penularan virus antarmanusia melalui percikan ludah dan ingus saat seseorang batuk atau bersin, bisa juga melalui perantara seperti gagang pintu atau pegangan tangan," terangnya.

Indonesia sejak awal, Presiden Jokowi menegaskan, telah mempersiapkan diri menghadapi wabah global virus penyebab Covid-19 itu. Caranya dengan melengkapi semua bandara dan pelabuhan dengan thermal scanner.

“Di dalam negeri pemerintah juga telah menyiapkan lebih dari 132 rumah sakit dengan fasilitas sesuai standar internasional," imbuhnya.

Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia telah melalui wabah sejenis, di antaranya SARS dan MERS beberapa waktu lalu. "Dan kita dapat melaluinya dengan baik, bergandengan dengan masyarakat dunia. Dan ini membuat kita menjadi lebih siap," tegasnya.

 

Penulis: Ratna Nuraini
Editor: Firman Hidranto/Ratna Nuraini